Klub Purple Grape. Sebuah klub malam yang terletak di Kota M, yang terkenal akan segala jenis jasa prostitusi yang disediakannya. Waktu kini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Saat di mana klub ini mulai ramai, saat dimulainya jam kerja bagi Kaguya.
Seorang pria paruh baya bergaya gemulai, tiba-tiba merangkul Kaguya yang sedang duduk di kursi yang berhadapan dengan bartender. “Kaguya … ke mana saja kau selama beberapa hari ini? Apa kau sudah tidak berminat lagi untuk datang ke tempat ini? Daripada terus di sini, bagaimana kalau kau ikut denganku menghadiri sebuah pesta.”
Kaguya meneguk minumannya dan tersenyum setelahnya. “Aku pasti akan terus ke sini. Karena aku belum mencapai tujuanku. Jadi, menyingkirlah karena saat ini aku sedang bekerja dan aku juga tidak tertarik dengan ajakanmu.”
Mendengar jawaban sinis Kaguya, pria gemulai itu pun pergi bersama wajah kesalnya. Tak lama, seorang perempuan berparas cantik dengan rambut hitam panjangnya yang menjuntai sampai dada dan juga mengenakan kacamata, duduk di sebelah kanan Kaguya. Kaguya melihat perempuan itu dari ujung kaki sampai kepala. Dia bisa melihat dengan jelas area lutut sampai betis perempuan itu, karena dia menggunakan rok 10cm di atas lutut.
“Aku dengar, kau salah satu yang berbakat. Aku dengar juga, kalau banyak perempuan di luar sana merasa puas setelah menerima ‘jasa’ yang kau berikan. Apa benar begitu?” Perempuan itu menatap Kaguya dengan senyuman menggoda.
Kaguya menatap balik perempuan itu dengan tersenyum. “Sepertinya, kau punya telinga yang bagus, Nona. Tapi, apa hanya dengan mendengarnya saja kau merasa puas?”
Perempuan itu memegang dada Kaguya, lalu merabanya dengan perlahan sampai ke perutnya. “Mana mungkin aku bisa puas hanya dengan itu.” Perempuan itu memberi isyarat pada Kaguya dengan melirikkan matanya ke pintu keluar, lalu berjalan pergi.
Kaguya menghabiskan minumannya, lalu menoleh ke arah bartender yang sedang berjaga. “Maki. Kunci.”
Bartender bernama Maki itu pun mengambil sebuah kunci dari dalam laci, lalu melemparnya ke Kaguya. “Jangan berikan pelangganmu potongan harga terus.”
Kaguya menangkap dengan baik kunci yang dilempar Maki. “Laksanakan,” ucapnya dengan tersenyum dan melakukan gerakan hormat.
Setelah keluar dari klub dan bertemu lagi dengan perempuan itu, Kaguya membawanya ke hotel bintang dua yang ada di seberang jalan. Begitu masuk ke dalam hotel, Kaguya menunjukkan kunci di tangannya pada resepsionis yang berjaga dan langsung masuk ke dalam lift bersama dengan perempuan itu.
Tibalah mereka di lantai tiga hotel. Kaguya berjalan menelusuri lorong hotel dengan perempuan itu terus mengikutinya di belakang. Sampailah mereka di kamar 312. Kaguya membuka pintu dengan kuncinya, lalu mempersilahkan perempuan itu untuk masuk terlebih dahulu. Sementara Kaguya mengunci pintunya kembali, perempuan itu melihat ke sekeliling kamar.
Dan tiba-tiba saja ….
“Bergerak sedikit saja, aku akan menyayat lehermu, Nona.” Kaguya sudah berada tepat di belakang perempuan itu, memeluknya dengan tangan kiri dan merangkulnya dengan tangan kanannya yang memegang pisau, siap menyayat lehernya.
Perempuan itu tak bergeming sedikitpun. Dia malah melirik Kaguya dengan tersenyum. “Ternyata, kau ini suka main kasar, ya?”
Kaguya mendekarkan mulutnya ke telinga kiri perempuan itu. “Ada pistol berukuran kecil di paha kirimu,”—Kaguya mengambil pistol itu dan melemparnya ke belakang—“ada pisau di pinggangmu,”—Kaguya meraba perut perempuan itu, lalu mengambil pisaunya—“dan ada rambut palsu di kepalamu.” Kaguya menarik rambut palsu perempuan itu dengan paksa.
Ketenangan di wajah perempuan itu mendadak sirna. Ekspresinya saat ini terlihat sangat tegang bercampur takut. Dia sama sekali tak berani menatap Kaguya lagi dan hanya bisa pasrah dengan apa yang akan Kaguya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone at Last: Finishing Trouble with Trouble (Book 1)
Action(Action-Scifi) (Kelar, Silahkan Baca) Arufabetto, sebuah negara yang punya teknologi yang lebih berkembang dibandingkan negara lain. Sosok di balik kemajuan teknologi itu adalah Okada Shigure, orang yang mempunyai perusahaan pencipta barang-barang m...