(Action-Scifi) (Kelar, Silahkan Baca)
Arufabetto, sebuah negara yang punya teknologi yang lebih berkembang dibandingkan negara lain. Sosok di balik kemajuan teknologi itu adalah Okada Shigure, orang yang mempunyai perusahaan pencipta barang-barang m...
Ogura dan Taka saat ini sedang menuju ke Kasino Kota H menggunakan mobil milik Ogura. Jadi, inilah tujuan Ogura untuk pulang terlebih dahulu. Dia ingin mengambil mobilnya agar bisa digunakan sebagai transportasi tim Troublemaker selain mini bus.
Di tengah perjalanan, Taka terus memikirkan jawaban Ogura. Setelah menjawab pertanyaannya, Ogura sama sekali tak membicarakan apapun lagi padanya sampai saat ini. Dia terus berpikir apakah yang dikatakan oleh Ogura itu benar atau tidak. Namun, karena merasa itu adalah privasi Ogura, dia pun tak mau bertanya lebih lanjut soal itu.
Suasana hening penuh kecanggungan itu pun akhirnya pecah begitu Ogura bertanya, “Apa alasanmu bertanya padaku soal berapa banyak orang yang telah kubunuh?”
Taka melirik sejenak Ogura, lalu menatap ke depan kembali. “Ketika aku melihatmu mengintimidasi kedua teknisi itu, aku menyadari betapa sering dan terlatihnya kau melakukan hal semacam itu. Aku hidup di dunia bawah sudah cukup lama. Aku sangat tahu bahwa banyak sekali orang bodoh yang menyepelekan ancaman, sehingga akhirnya terbunuh. Dari situlah alasanku bertanya. Pasti ada banyak orang yang menyepelekan ancamanmu, lalu kau pasti mau tidak mau harus membunuhnya karena itulah cara terakhir untuk menyelesaikannya.”
Ogura tertawa lepas. Dia juga melirik ke arah Taka beberapa kali sambil tetap tertawa. Melihat hal itu, tentu membuat Taka sangat jengkel. Taka pun geleng-geleng kepala dan merasa menyesal telah menjawab pertanyaan Ogura.
Lampu merah. Ogura menghentikan mobilnya dan juga tawanya. Dia menoleh ke arah Taka yang terlihat kesal. “Pernah kah terbersit di kepalamu, kalau aku bisa menggunakan kemampuan ‘Human Hacking’ dengan baik, itu artinya aku sama sekali tak mau membunuh siapapan yang akan menyebabkan tanganku kotor? Tapi semuanya memang kembali lagi padamu, mau percaya atau tidak.”
Adrenalin Taka tersentak. Perkataan Ogura tak bisa disangkal sedikitpun olehnya. Pehamahan semacam itu, tak terbersit sedikitpun di kepalanya. Namun, dia tiba-tiba saja mengingat sesuatu. “Lalu, kenapa kau menyembunyikan banyak sekali pisau di sekujur tubuhmu?” Taka menatap tajam Ogura yang tengah memacu mobilnya kembali.
Ogura mengangkat tangan kanannya, kemudian mengayunkan telapak tangannya, sehingga sebuah pisau yang ada di balik jaketnya keluar dan langsung digenggamnya. “Meskipun aku tak mau membunuh siapapun, tapi aku tetap harus melindungi diriku. Aku tak pernah menyalah gunakan pisau ini. Aku hanya mengarahkannya pada titik-titik yang akan membuat siapapun berhenti bergerak, tanpa membunuhnya. Semua pisauku itu suci, Taka. Karena mereka semua tak pernah membunuh siapapun.” Ogura menyembunyikan kembali pisaunya ke balik lengan baju.
Taka menyilangkan kedua tangannya di dada dan sedikit menundukkan kepalanya. “Kalau begitu, aku memilih percaya padamu soal dirimu yang tak pernah membunuh siapapun. Tapi, percayalah padaku, Ogura. Suatu saat akan muncul situasi di mana kau harus membunuh untuk yang pertama kalinya.” Taka menoleh ke arah Ogura dan menatapnya dengan serius.
Ogura menanggapi perkataan Taka dengan santai. Bahkan, dia menatap balik Taka dengan tersenyum. “Seram … seram … seram....”
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.