4. brother complex

8.1K 351 101
                                    

Rai berjalan ke halte bus untuk pulang. " Kakak pasti marah karena aku tidak pulang dan mengabari nya ". Dia duduk di kursi tunggu halte, hingga akhirnya bus pun datang.

Dia menghela nafas berat saat memasuki bus itu, mendudukkan dirinya di kursi yang kosong dan bersandar pada dinding bus. Rai melamun memandang jalan dari jendela. Dia merogoh kantong yang terdapat handphonenya, lalu baru tersadar jika handphonenya tidak ada dan hanya terdapat sebuah jam tangan.

" Di mana handphone ku?! Dan kenapa ada jam tangan di sini?! ". Paniknya, sampai akhirnya dia ingat dengan seseorang.

" Iya! Jam ini milik nya. Bagaimana ini? Aku sudah dalam perjalanan pulang, ya sudah nanti saja ku kembalikan ". pikir Rai yang tidak mau ambil pusing.

~~~~~~

Apartemen...

Tap... Tap... Tap...

Tok tok tok [mengetuk pintu]
Kriet...[Suara pintu terbuka]

Seseorang membuka pintu apartemen Rai.

" Aku pulang... ". Setibanya diri Rai di rumah, dengan hati yang bergetar. Dia masuk dan di sana terlihat kakaknya sedang berdiri dengan tatapan yang tajam dengan melipat tangan di dada nya.

" m... Kakak... A-aku... ".

Rey berjalan mendekati adiknya lalu memegang erat kedua pundak adik nya itu.

" Rai apa kau tahu seberapa khawatirnya aku saat kau tidak pulang!? Aku mencari mu kesana kemari seperti orang yang bingung! Aku datang ke tempat mu kerja, tapi di sana sudah sepi. Aku mendatangi Azzi, tapi Azzi tidak pulang bersama mu. Aku khawatir setengah mati karena kau tidak pulang! Rai aku mohon padamu jangan pernah pergi sebelum mengabari ku! Apa kau paham! ". Ucap Rey dengan amarah menggebu-gebu dan mata yang berkaca-kaca. Rai yang melihat itu hanya bisa terdiam dan menunduk, lalu Rey memeluk adiknya erat begitu saja.

" Rai jangan tinggalkan aku, hiks... saat ini hanya kau yang ku miliki, hiks... jika kau sampai meninggalkan ku juga, untuk apa lagi aku hidup. Hiks... Hiks... Hiks... ". Ucap Rey sambil tersedu-sedu di telinga adiknya, seketika saja pecah air mata Rai di sana.

Rai memeluk nya erat. " Maaf kan aku kak ". Hanya kata itu yang bisa Rai ucapkan.

Rey melepaskan pelukannya. " aku memaafkan mu, tapi jangan lakukan ini lagi. Kau paham?! ". Ucap nya dengan menangkupkan tangannya pada wajah adiknya yang manis dan mengusap air matanya, lalu di jawab dengan anggukan.

" Ayo kita sarapan bersama, aku sudah menyiapkan sarapan ". Ucap Rey sambil menarik lengan adiknya.

Rai pun menjawabnya dengan anggukan.

~~~~~~

" Kak, aku sudah selesai sarapan. Aku akan pergi mandi ". Ucap Rai dan mulai berdiri, tapi seketika Rey menahannya dan mengisyaratkan untuk menunggu sebentar. Rai pun memiringkan kepalanya sedikit karena bingung, Rey pergi lalu kembali dengan sebuah hidangan.

" Kakak, i-ini... ". Ucap Rai tertahan.

" Itu puding. Tadi tetangga sebelah kamar mu ini, memberi ku dua buah puding. Aku sudah memakan nya satu dan sisanya ku sisihkan untuk mu, makan lah ". Ucap Rey sembari menyodorkan nya pada Rai.

Tanpa basa-basi Rai langsung memakan nya tak lupa berbagi pada kak Rey.

" Baiklah kak, aku mau mandi dulu ". Ucap Rai setelah selesai menghabiskan puding itu, lalu di jawab dengan anggukan kecil Rey.

Rai berjalan ke kamar mandi, sampai di dalam kamar mandi dia menghidupkan shower air hangat. Seluruh tubuh nya basah akibat air yang keluar dari shower itu, berbarengan dengan air mata nya yang mengalir membasahi pipinya.

Seorang wanita setangah paruh baya, dengan rambut hitam panjang dan beberapa helai ia tarik kebelakang lalu dijepit. Perpanjangan rambutnya sendiri membentuk poni yang menutupi dahi. Mengenakan sebuah gaun lengan pendek berwarna kuning pucat, bermodel A-line sebetis di lengkapi bunga-bunga tulip. Dia sedang menyapu teras.

Tap
Tap
Tap

Seorang anak datang dengan luka di lututnya.

" Hiks... Hiks... Hiks... I-ibu... ".

Wanita itu pun datang menghampiri dengan panik.

" Oh ya ampun! Apa yang terjadi padamu sayang?! ".

" Aku jatuh saat bermain ibu hiks... Hiks... Hiks... ".

" Sudah jangan menangis yah ". Dia memeluk dan mengusap rambut anak itu lembut.
" Kau ini kan anak ibu yang paling kuat dan hebat, jadi jangan menangis yah ". Sambung nya lalu menggendong anak tersebut masuk dan mendudukkan nya di sofa, dia pergi meninggalkan nya dan kembali membawa sesuatu yang sangat indah. Sebuah bunga teratai yang seperti membeku, tapi bukan es melainkan bening dan kenyal. Anak itu bingung dan memiringkan kepalanya seraya berpikir.

" Ini adalah puding art. Makan lah, ibu membuat kan nya untuk mu. Jangan menangis lagi yah, jika kau tidak menangis lagi ibu akan membuatkan ini setiap hari untuk mu.  ". Ucap wanita itu lembut sambil mengobati lutut anak tersebut yang terluka.
Anak itu mengerang sedikit menahan sakit. " Tahan lah sebentar, kau kan anak yang kuat Rai ". Sambung nya, lalu dia tersenyum setelah mengobatinya. Senyum nya sangat manis dan menyejukkan hati.

" Terima kasih ibu, aku akan berhenti menangis dan menjadi anak yang kuat ". Ucapnya dengan tersenyum lebar pada wanita tersebut.

" Itu baru anak ibu yang hebat! ". Wanita tersebut langsung memeluknya erat dan mengecup kening dan lengannya.

" Hiks... Andai aku bisa kembali ke masa itu, hiks... Maaf ibu aku tidak bisa menjadi anak yang hebat mu lagi hiks... Karena aku tidak bisa menahan air mata ini lagi hiks... Hiks... ".

~~~~~~

Rey duduk di sofa sambil membaca beberapa koran tadi pagi yang belum sempat dia baca.

" Hm... Tidak ada berita yang menarik, semua berita di sini sangat membosankan ". Dia pun menaruh koran tersebut, bersandar pada sofa dan mulai melamun.

" Hm... Bagaimana cara menyelesaikan nya yah? Ah, sudah lah lupakan saja aku akan menghabiskan waktu ku dengan Rai. Tapi tunggu dulu, kenapa Rai begitu lama di kamar mandi? Aneh sekali. Apa terjadi sesuatu pada nya?! Tidak, aku harus memeriksa nya! ". Rey pun berjalan sedikit terburu-buru karena khawatir.

" Rai? Apa kau sudah selesai? ". Tanya nya pada Rai, tapi tidak ada jawaban dari Rai hanya terdengar suara shower. Rey mulai khawatir.

" Rai?! Apa kau baik-baik saja?! Rai?! Jawab aku?! ". Tetap tidak ada jawaban dan hanya terdengar suara shower, Rey semakin khawatir. Akhirnya dia mendobrak pintu itu hingga akhirnya dia temukan Rai.

" AAAAA!!! ". Rai pun berteriak karena kakaknya mendobrak pintu tersebut saat dia belum selesai membersihkan sabun yang menutupi tubuhnya. Rey pun langsung membalikkan badan sambil menutup mata lalu berjalan pergi meninggalkan Rai.

AAAAA!!! Apa yang sudah kau lakukan Rey >///< ! Memalukan sekali >///<! Tapi tidak ku sangka dia mempunyai tubuh yang sangat bagus 😏. Tunggu! Dia adik mu Rey >///< !!! Sadar lah. [Rey]

Di lain sisi~~~

Rai duduk termenung sambil memeluk kedua lututnya dengan shower yang menyala.

Kau tidak akan bisa menikah Rai karena kakak mu sendiri sudah melihat tubuh mu tanpa sehelai benang pun •_•,...[Rai]

Tbc~~~
Thanks for your reading this story~~~
See you~~~

# Shuu and Riki.
# 310319.

HomosapiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang