" aku kemari untuk mengambil hak ku, ingat itu ".
•
•
•
•
•
" Huh! Menyebalkan sekali! Kenapa aku terus saja bertemu dengan pria abnormal itu. Apakah dunia ini sangat sempit sampai aku terus bertemu dengan nya ". Gerutu Rai. Dia berjalan memasuki apartemen tak di sangka dia berpapasan dengan kakak nya.
" E-eh, kau sudah pulang cepat sekali tidak seperti biasanya ".
" hehehe, Iya kak ". menggaruk tengkuk. " Eh, kakak mau kemana? ". Sambung Rai.
" Oh, Aku mau ke supermarket di depan. Apa kau ingin ikut? ". Ajak Rey
" Tentu saja ".
•
•
•
•
•
Dia pergi lalu menghilang dari pandangan mereka di balik pintu.
" Ibu apa ibu baik-baik saja? Apakah dia menyakiti ibu? ". Tanya Dean cemas.
" Dean, sudahlah lupakan masa lalu. Dia sudah berubah. Dia kemari untuk meminta maaf dan menjenguk ibu ". Tutur ibu nya menenangkan Dean. " Kasihanilah dia. Dia sudah tidak memiliki siapa pun lagi selain kita " timpal ibunya.
" Tapi ibu.... ". Lirih Dean.
" Sudah lupakan saja, lusa dia akan tinggal di sini bersama kita. Dan kau berbaik lah dengan dia ". Pinta ibunya dan berjalan pergi di bantu pelayan yang lain.
•
•
•
•
•
Rey mengecek daftar belanjaan yang sudah ia buat, untuk mencari tahu apa saja yang harus di beli. Rai membawa troli belanjaan dengan malas karena kejadian tadi. Namun jiwa bobrok Rai tiba-tiba muncul, dia pun bertingkah seperti anak kecil dengan troli itu. Rai memainkannya ke sana dan ke mari membuat Rey tertawa oleh ulahnya.
" Hahaha, Rai sudah lah. Ayo, kita harus membeli beberapa bahan ". Pinta Rey yang berusaha mengehentikan tawa nya dan menarik troli belanja itu.
" Tapi kak ini sangat seru, aku tidak mau berhenti ". Mohon Rai sambil menunjukkan aegyo pada Rey. Rey menjadi gemas akan hal itu.
" Kau ini sangat menggemaskan yah ". Rey mencubit pipi adiknya itu, yang empunya hanya mengerang sakit. " Apakah kau selalu seperti ini pada Azzi? ". Sambung Rey yang menunjukkan rasa iri dan mencolek hidung adik nya.
" Hehehe... Terkadang aku seperti ini pada Azzi, tapi ingat hanya pada Azzi. Aku tidak pernah melakukan ini pada orang lain selain kakak dan Azzi ". Jawab Rai dengan menggaruk-garuk tengkuk nya.
" Baiklah aku percaya pada mu ". Rey mengacak-acak pucuk rambut adiknya. " Ayo kita ke sebelah sana ". Sambung Rey.
" Wah~ ternyata kau ada di sini juga rupanya. Ku kira kau tidak akan kembali kemari. Jangankan kembali, seperti nya menampakkan wajah pun kau tidak akan berani ".
Rai dan Rey langsung berbalik mencari tahu siapa yang berbicara. Setelah menemukannya Rey sontak terkejut membulatkan mata.
" K-kau.... ". Gugup Rey setelah melihat siapa yang berbicara.
" Kak, siapa dia? Apa kakak mengenal nya? ". Tanya Rai yang merangkul tangan kanan Rey.
" A-aku... Tidak mengenal nya ". Jawab Rey lemah. " Sudah ayo kita pergi ". Ajak Rey dan menarik tangan adik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homosapies
Short Story" 🔞!!!Danger!!!🔞 " Cerita ini tidak baik di baca bagi anda yang memiliki phobia tentang humu, saya sarankan untuk menjauh dari cerita ini. Tapi jika anda penasaran dengan cerita ini, silahkan saja. Tapi jika terjadi sesuatu seperti: 1. Cengar-cen...