1

13.8K 132 1
                                    

Usia 20 tahun kalian ngapain guys?

Tentu kalian sibuk sama jalan yang telah kalian pilih setelah SMA. Mungkin ada yang jalannya mulus, ada juga jalan yang berlubang, apalagi jalan yang bertikung.

Tapi satu yang pasti, kalian hidup.

Kalian usia 20 tahun pasti gak heran sama pertanyaan ini.

"Udah punya pacar belom sih?"

Udah bosen gw denger pertanyaan itu.

"Iya, tau gw ada. Ada temen"

°°°°°°°°°°

Siang itu saat gw ke parkiran motor dan ternyata motor gw kempes.

"Ah, sial" gerutuku sambil berjongkok di sebelah motor.

"Ngapain sih lo?" tanya Yeri yang lewat sama pacarnya.

"Ban gw bocor" Gw masih ngeliatin ban motor gw.

"Ban lo? Perasaan lo gak pake ban?" tanya Yeri.

"Ban motor gw. Heleh gitu aja dikoreksi"

"Oh" Yeri menoleh ke pacarnya "Yang, bantuin sana!" suruhnya.

"Gak usah gw bisa sendiri. I'm going to solo" tolakku, mulai mendorong motorku.

"Lo tuh cewek. Udah biar dibantuin pacar gw"

"Gw ini cewek bertenaga hero"

"Ngenes lo. Sana cari pacar biar gak ngenes kek gini!"

Itu awal mula gw ketemu Junardi Arif
Erlangga atau yang sering dipanggil Jae.

Ketemu bukan berarti kenal loh ya. Gw cuma tau dia pacarnya Yeri gak lebih.

°°°°°°°°°°°°°

Setelah siang hari gw bersusah payah dengan motor gw. Malam ini, waktunya gw seneng-seneng.

Yang ngira gw bakal di rumah tidur or main game. Itu salah besar.

Gw disini berdiri diantara orang-orang yang menikmati gemerlapnya dunia malam. Club.

Disini gw cuma mau minum vodka segelas dan pulang. Itu sudah rutinitas. Kali ini beda. Gw duduk berhadapan dengan Rendi Erlen Nirlando.

"Ren, lo kesini juga?" tanya gw yang bener-bener kaget.

"Iya" jawabnya sambil menyeruput alkohol yang ia pesan.

"Bukannya image lo dari SMA sampe kuliah itu ada teladan dan sopan"

"Tumben sih lo peduli" wajah kalemnya berubah serius "Ini dunia gw, Her"

Cukup dengan percakapan itu. Kami sekarang menikmati minuman yang kami terima.

Satu hal yang pasti dia dan gw, lebih suka diem dan berbicara melalui mata.

Mana bisa? Ada deh.

Serta malam itu juga gw liat pacar Yeri. Sedang menikmati berbotol-botol alkohol.

Rendi memberi isyarat untuk mengawasi karna dia sudah minum 5 botol alkohol.

"Males ah. Gw balik aja" sahutku yang mulai beranjak.

"Pacarnya temen lo tuh. Masak lo tega kalo besok temen lo kecewa pas tau pacarnya kek gini" Rendi kalo ngomong suka bener.

Gw dan Rendi langsung menghampiri pacar Yeri.

"Mabuk nih dia, teler gitu" kata Rendi setelah menyentil dahinya "Namanya sapa?"

"Jae"

"APA? JAHE" Rendi mulai teriak karena pesta sudah dimulai.

"JA-E REN. BUKAN JAHE LO KATA TANAMAN" gw bales dengan teriak.

Dia hanya mengangguk.

"ANTERIN PULANG YA REN, JAE KEKNYA GAK BAKAL BISA NYETIR" teriakku.

"LO AJALAH. GW GAK TAU ALAMATNYA"

"LIAT KTP!"

Rendi mengambil dompet Jae.

"OK GW ANTER TAPI LO JUGA HARUS IKUT"

"HAH!" Gw menganga di tempat.

"AYO BURU BANTUIN!" Rendi mulai membopong sisi kanan Jae.

Gw membopong sisi kirinya.

"Duh, sayang gw ntar aja pulangnya" dia memeluk gw tiba-tiba.

Gw membeku di tempat.

Heol. Selama ini gw gak pernah pelukan sama cowok kecuali sodara.

"GILA LO!" teriak Rendi "KALO GAK TOLERAN SAMA ALKOHOL GAK USAH MINUM BEGO" Rendi kenal aja kagak udah ngata-ngatain.

Rendi-rendi kalem-kalem nyeremin.

TBC.

Friend with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang