9

3.1K 52 0
                                    

Pagi ini gw membuka mata, tapi gw masih pusing efek alkohol semalem.

Gw mencoba mengingat-ingat apa yang gw lakuin semalem.

Clek.

"Morning, Herlin!"

Gw langsung duduk dan membelalakan mata.

"Jae ngapain lo disini?" tanya gw.

"Ngapain? Lo yang ngapain di apartemen gw?"

Hah! Gw melihat sekeliling dan benar ini bukan apartemen gw. Ini apartemen nya Jae.

"Oh lo gk inget?" tanya Jae "perlu gw ingetin gk?" Jae meletakkan segelas susu hangat di nakas sebelahku.

"STOP! Jaga jarakmu!"

"Apaaan sih? Itu gw mau naruh susu. Buru diminum!" perintahnya "Gw gk ngapain-ngapain lo"

Dia berjalan ke arah gorden dan membukanya.

Sinar matahari yang menyilaukan.

"Semalem lo nelpon sambil ngelantur nyuruh gw jemput lo di Club dan semalem gw capek habis nugas. Gw langsung tidur di sofa" katanya.

"Kalo soal baju lo yang lepas, itu kebiasaannya lo sendiri kali"

Gw mendengarkan penjelasannya sambil memimum segelas susu itu.

"Udah lo pake baju sekarang, terus keluar gw udah siapin sarapan. Jangan Takut sama gw! Gw lagi capek, gk mau ngapain-ngapain lo"

Dia keluar dari kamar. Benar sih wajahnya kusut seperti kurang tidur.

°°°°°°°°°°°°°°°°°

Di meja makan, Jae duduk sambil meminum secangkir kopi hitam.

"Gak baik minum kopi sebelum sarapan. Apalagi terlalu sering"

Yang anak FK situ tapi situ yang hidupnya gak sehat.

"Gw tuh tidur baru 2 jam. Maklumin aja kali"

"Terserah pak dokter"

Gw melanjutkan makan.

"Kenyang gw" kata Jae.

"Kenyang darimana? Lo cuma minum kopi, bapak dokter yang ini suka bodoh"

"Kenyang liatin lo makan dengan lahap" katanya sambil menyanggat dagunya dengan tangan kanan "Yeri makannya dikit jadi gak bisa kenyang liatinnya, gak kayak lo"

"Sadar woi!" sedikit menaikan nada "gw temen loh"

Jae berdiri dari tempatnya dan berjalan ke arahku "Temen?"

"Iya"

Glek.

Gw menelan ludah.

"Enak gak nasgorny?" tanyanya random.

"Enak"

"Gw blm nyoba. Boleh nyoba punya lo?" dia udah di depan gw.

"Silahkan!"

Cup.

Dia memainkan bibir gw secara lembut tapi tetap membuatku kehabisan nafas.

"Bau alkohol" dia menjedanya "tapi gw suka"

Dia melanjutkan dengan kasar.

Sekarang dia mendudukka gw diatas meja makan.

Tangannya menyingkirkan rambut panjangku kebelakang leher dan lebih menarik kepalaku agar aku tak bisa menolak.

Bibirnya turun ke arah leher.

"Jae.." panggilku.

"Hmmm"

"Udahan goblok, gw ada kelas jam 9"

Dia akhirnya sadar dari nafsu jahatnya.

"Oh iya sorry. Gw terlalu kangen sama lo sampe lupa"

"Gw takut kayak gini yang terjadi kalo gw ketemu lo"

"Kenapa? Padahal gara-gara lo gw udah gak ngantuk lagi"

"Masalahnya lo pacarnya temen gw"

Jae mengambil jaketnya.

"Udah gak usah dibahas, ayok gw anterin pulang"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Gw ke kampus dengan santai, bibir gw udah merah jadi gw gak pake lipstik.

"Lo abis makan apa?" Bang Markonah udah ketawa aja.

Dia mendekati gw setelah memarkir motornya dengan apik.

"Abis makan samyang" jawab gw santai "Tumben gak bawa mobil bang?"

"Di service, mau nebeng gak entar?"

"Ogah. Lo kalo naik motor ngebut. Takut nyawa gw ilang"

"Ye gak gitu juga kali. Paling masuk RS" dia ketawa.

"Bang lo receh"

"Gw gak punya duit receh ya"

"Gak nyambung markonah"

"Eh, motor lo mana?" tanyanya.

"Di rumah. Capek gw bawa motor"

Dia ngedus bau gw.

"Alah alesan bilang aja lo dari club semalem. Tuh alkohol masih kecium"

"Bang diem napa"

"Wussshhh ganti haluan habis sama Rendi anak FK sekarang sama Kating FH" Hanna nyamperin.

Bang Mark pamit.

"Yaelah kak kok pergi sih" kata Hanna.

"Lo tuh banyak bacot ya pagi-pagi. Pantes gosip gw banyak lo biangnya" kata gw.

"Becanda doang, lin. Jangan Baper!"

"Tapi tuh bule siapa? Anak FH kan?"

"Iya anak FH cuman kerjaannya di perpus"

"Lo kenal darimana?"

"Kenal di perpus dia yang kasih referensi buku materi yang bagus"

"Ohh"

"HANNA, HERLIN" teriak Yeri.

"Oyy yer sini!"

Yeri lari kearah kita.

"Gw kemaren tuh liat Hanna sama pacarnya guateng banget sih pacar lo?"

"Iya dong, pacar lo juga ganteng" jawab Hanna.

"Kagaklah. Pacar loh tuh gantengnya gak wajar" kata Yeri.

"Iya gak wajar sampe temen sendiri pengen nikung" Hanna menyikut gw.

"Tumben sih lo diem" tanya Herlin.

"Eh!"

"Aneh nih anak"

"Maaf maaf" Maafin gw ya Yeri.

"Lo gak salah malah minta maaf" Kata  Hanna.

"Tau tuh Herlin"

Ya, gw salahlah main sama pacar lo sampe kek gitu Yer. batin gw.

Gw sungkan tapi yaudah lah. Gak penting nanti tambah dicurigai gw.

TBC.

Friend with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang