Author Pov.
Beberapa menit sebelum acara pernikahan antara Jae dan Yer dimulai.
Sebelumnya Jae menemukan bahwa dia memiliki seorang gadis kecil nan lucu dari perempuan lain.
Entah seketika hari Jae jadi runtuh. Dia tak bisa berpikir jernih. Dia hanya berjalan menuju ruangan penggantin wanita, Yeri.
"Bisa semuanya keluar" pintanya seperti seseorang yang putus asa.
Ini hati bahagianya bukankah harusnya dia bahagia.
Yeri tersenyun indah saat melihat Jae menghampirinya tapi tidak dengan wajah Jae.
Saat di ruangan tinggal Jae dan Yeri, Jae hanya memeluk Yeri dengan menangis tersedu.
Yeri mencoba menenangkannya.
"Yer!" panggilnya tidak seperti biasa.
"Maafin aku!" lanjutnya.
Yeri bingung sebenarnya ada apa?
"Aku selingkuh dari kamu"
Hati Yeri rasanya sakit banget sesakit-sakitnya.
"Dan aku sudah memiliki anak"
Benar-benar, Yeri sesedih itu tapi tak bisa diucapkan.
Karna Yeri mau mendengar alasannya terlebih dahulu.
"Siapa? Si--apa selingkuhan mu?"
"Ta--pi kamu jangan menamparnya atau memarahinya dia melalui semua kesusahan sendiri tanpa aku"
"Iya siapa?" Yeri meyakinkan dirinya Jika dia harus kuat.
"Herlin"
Detik berikutnya Yeri hanya diam.
"Aku baru tau jika dia memiliki anak dari dia tadi. Saat aku melihat gadis kecil yang mirip denganku. Kamu bisa bilang ikatan ayah dan anak tidak bisa dibohongi. Walaupun Herlin bilang bukan tapi saat aku lihat gadis kecil itu, aku tau dia anakku"
Tangan Yeri melayang ke pipi Jae.
Plak.
"Aku pantas mendapatkan tamparan ini. Aku pengecut karna dulu kenapa tidak aku cari Herlin ketika dia menghilang"
"Kamu sayang sama Herlin?" tanya Yeri.
"Dulu aku teramat sayang dengannya. Tapi setelah dia menghilang hatiku kembali pada mu"
Hati Yeri benar-benar hancur dan kecewa tapi kenapa baru terungkap di hari penikahannya. Dia mencoba tegar. Dia tidak mau air matanya merusak riasanya.
"Yang salah aku, Yer. Herlin tidak salah. Dia sudah menjauh dariku tapi tetap aku yang mendekat"
Plak.
"Itu mewakili Herlin" Entah Yeri hanya bisa diam saat mengetahui nya "Sekarang mau gimana? Mau membatalkan pernikahan ini dan tanggung jawab atas anak herlin. Silahkan" tanya Yeri pasrah.
"Aku tetap akan melanjutkan pernikahan ini"
"Kamu mau jadi pengecut lagi? Meninggalkan tanggung jawab untuk mengakui anak herlin?" Yeri membentak Jae.
"Tidak, aku tetap akan mengakuinya aku akan bertanggung jawab atas hidup anak itu."
"Dengan apa? Materi?"
"Iya, setidaknya aku bisa membiayai dia sampai dewasa"
"Terserah nanti kita bicarakan setelah semuanya selesai"
"Maafkan aku, aku menyesal"
Mungkin Yeri adalah perempuan tersabar yang pernah ada.
"Hmm, aku mau setelah acara pernikahanan ini. Kita buat perjanjian pernikahan diatas kertas bermaterai" Tegas Yeri.
Entah apa yang dipikirkannya sampai muncul ide tersebut.
Jae hanya mengangguk.
"Jae, jika anak Herlin tidak mau mengakui mu sebagai ayahnya. Kamu harus terima" kata Yeri "Jangan dipaksa untuk mengakuimu!"
Kalimat Yeri seakan pedang yang tertusuk di hati Jae. Karna kenyataan memang seperti itu.
£
Saat acara pernikahan dimulai dari kejauhan Yeri memerhatikan anak yang digendong oleh Rendi. Benar gadis kecil itu mirip Jae.
Tapi Yeri melihat gadis kecil itu tertawa lepas dengan Rendi seakan Ayah dan anak, Yeri melirik kearah Jae. Lirikkan nya hanya iri.
"Papa, Jangan pergi lagi ya!" suara gadis kecil yang digendong Rendi.
Yeri mengerti perasaan Jae. Dia sedih. Karna yang dipanggil papa bukan dia melainkan temannya.
Yeri menggenggam tangan Jae. Seolah menguatkannya.
Yeri tau sorot mata Jae hanya tertuju untuk gadis kecil itu. Yeri tidak menyalahkan gadis kecil itu hanya dia mengerti Jae amat menyesal.
"Bahagialah, karna ada aku" Bisik Yeri.
Setidaknya itu bisa membuat Jae tersenyum.
Saat sesi foto bersama Herlin dan Rendi. Gadis kecil itu tidak ikut.
Jae seperti kecewa.
Padahal setidaknya dia akan punya satu foto bersama putrinya.
Herlin? Bagaimana dengan Herlin? Apakah Yeri menyalahkan Herlin?
Ada, perasaan seperti itu. Tapi dia tau itu sudah berlalu tak perlu untuk diungkit lagi.
Author Pov End
TBC.