Gloria baru pulang sekolah.
"Ayah, nanti ke Mama sama Papa dulu. Kangen" kata Gloria.
Ayahnya yang lagi sibuk mengemudi Mobil menoleh.
"Beli bunga dulu ya?" tanya sih Ayah.
"Iya Ayah Jae"
"Telpon bunda gih. Bilang pulang telat"
"Okey"
Setelah Gloria telpon bundanya, dia asyik membuka galeri di ponselnya.
"Liatin apasih anak ayah?"
"Ini yah, foto gloria dan mama papa di Singapura" Gloria menunjukkannya.
Usia Gloria sekarang 16 tahun. Sudah besar sudah mengerti keadaan.
"Liburan mau kesana?" tanya Ayah Jae.
"Gak usah yah. Nanti Gloria tambah kangen papa mama"
"Loh gak apa. Namanya juga mengenang"
"Gak yah"
"Kamu kenapa Glo? Kok tiba-tiba pengen ketemu papa dan mama?" tanya Jae ke Gloria.
"Semalam Glo mimpi yah"
"Mimpi apa?"
"Glo mimpi papa sama mama meluk gloria. Terus Glo bangun udah nangis"
"Itu sih kangen beneran glo"
Mereka berhenti di depan toko bunga. Setelah membeli bunga mereka melajukan lagi.
"Yah?"
"Hmm"
"Dulu mama baik gak?"
"Baik banget"
"Dulu papa, dokter apa? Kalo ayah kan dokter bedah"
"Rendi dulu dokter anak. Papa di ceritain Om Eric sama Om Jevan. Dulu kamu suka ikut kerja Rendi. Duduk diam anteng gak rewel liat Rendi kerja"
"Masak? Kok aku lupa yah?"
"Dulu waktu kamu kecil banget Glo"
"Terus-terus?" Gloria meminta cerita lagi.
"Dulu katanya kalo kamu sama mamamu marahan. Kamu bakal lari ke Rendi. Nelpon Rendi pokoknya apa Rendi lah. Pake katanya detik itu juga Rendi harus ada disampingmu. Dikira Jin apa?"
"Gak mungkin aku gitu ke Papa. Orang ke ayah aku gak pernah gitu"
"Gak percaya yaudah. Deketmu juga sama Bunda"
"Ayo yah crita lagi!"
"Hmm apalagi ya?"
"Kata Om Eric, dia suka kamu ganggu kalo mau istirahat"
"Yakan om eric dari dulu sukanya tidur"
"Ommu itu capek habis kerja, tapi dia sayang banget sama kamu"
"Sayang tapi suka ninggalin aku di mall" sindirnya.
"Kalo om Jevan itu, suka sebel sama kamu dan Eric kalo udah di satuin"
"Kenapa?"
"Soalnya ribut mulu, Jevan sampe heran. Dikit kamu ngambek sama Eric. Dikit Eric marah"
"Sama kayak sekarangkan? Lah om eric sih nyebelin"
"Tapi di kasih uang saku paling banyakan? Ayah aja kalah kalo ngasih uang saku. Terus apapun yang kamu minta selama masuk akal langsung detik itu di beliin. Kurang sayang apa Eric itu" Tutur Jae.
"Iya sih yah"
"Itu Iphone mu, Iphone 11 baru rilis langsung di beliin sama Eric"
Gloria cuma hahahahehehe.
"Apalagi? Barang branded mu? Itu kebanyakan Om Eric yang beliin"
"Yakan kalo minta Ayah syaratnya banyak banget. Harus ini lah itulah. Instannya minta Om Eric"
"Ohh dasar. Anak siapa sih?"
"Anak ayah" sambil senyum.
"Yah, liat deh" Jae menoleh.
"Mirip ayah tapi ini versi lebih ganteng"
Jae kembali fokus.
"Siapa emangnya?"
"Membernya NCT yah"
"Oh korea?"
"Gak yah Jepang. Yailah yah"
"Ini pasti ada maunya?"
"Iya. Beli albumnya yah"
"Ada tabungan?"
"Ada. Tapi buat nonton konser"
"Nonton konsernya sama Ayah aja. Nanti ayah yang bayarin, emang tanggal berapa?"
"Serius yah? Tanggal 1 maret"
"Ok, cari yang bisa duduk dan deket panggung gih"
"Mahal dong yah"
"Gak apa demi kamu"
"Makasih ayah"
Mobil berhenti di parkiran.
"Turun yuk" ajak Jae.
Mereka turun dan menyusuri jalan menuju Rendi dan Herlin.
Sepanjang Gloria berjalan dia sedikit merasakan mistis.
"Yah, disana Mama sama Papa berdiri nungguin"Gloria menunjuk ke depan.
Jae sontak melihat ke arah yang ditunjuk Gloria.
"Apa sih Glo? Gak ada. Ayo"
"Ada yah, Mama pake gaun putih selutut terus senyum cantik banget. Papa disama pake Jas dokter kebanggaannya dan setelah waktu berangkat kerja. Jadi pengen peluk yah"
"Gloria pliss. Ayah disini. Peluk ayah aja ya" Jae menarik Gloria ke pelukkannya.
Sampai ada bisikan di telinga Jae.
'Makasih, Jae'
Setelah itu Jae, menggandeng Gloria yang masih kaget dengan apa yang dia lihat tadi.
Sekarang mereka berjongkok di depan batu nisan bernama Herlin dan Rendi.
"Ma, Pa. Glo kangen sama kalian" kata Gloria.
"Ma, Ayah ternyata nyebelin kayak ok Eric. Tapi Bunda Yeri baik banget kayak Mama. Aku sayang bunda kayak aku sayang mama"
Jae yang melihat itu hanya bisa diam.
"Pa, aku dibolehin nonton konser loh sama ayah"
Detik berikutnya Gloria sudah menangis.
"Mama Papa gloria rindu pelukkan kalian"
Gloria memeluk satu persatu batu nisan tersebut.
"Glo, jangan nangis. Nanti mereka sedih loh"
Gloria diam.
Akhirnya setelag Gloria cerita semuanya ke Herlin dan Rendi. Mereka berpamitan.
"Bye mama papa. Jangan khawatir Glo pasti bakal bahagia"
Jae menggandeng Gloria.
Sampai di dalam mobil.
"Yah, jangan ninggalin Glo ya?"
"Lah ngapain ninggalin Glo?"
"Gak tau. Glo sayang ayah"
"Ayah juga sayang Glo kok. Udah ayo jemput adek sekalian di tempat les. Bundamu udah chat banyak ini"
"Lah iya kan adek les ya"
"Nah loh, adek sendiri di lupain"
"Ya, maap yah"
Mereka meninggalkan pemakaman tersebut.
*BYE*