Maaf, para readers. Aku kebawa lupa maaf banget sumpah lupa.....
Jadi revisi ya
Bagi yang sudah baca ini tapi yang belum ak revisi ak minta maaf.
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
-
-
-4 tahun kemudian......
Bridal Shower dari Yeri dan Jae.
Sebenarnya gue dateng kesini mau mengungkapkan semua kejujuram tapi terlihat seperti orang yang kejam jadi gue hanya diam.
"Yeri selamat ya" kata gue.
"Makasih"
"Emm, Yer"
"Apa?"
"Gak. Lo cantik"
"Cih, dasar" Dia tersenyum cantik "Lo kapan nyusul lin?"
"Iya lin kapan nyusul?" sahut Hana.
"Sama siapa coba?" Gue jawab seadanya.
"Sama si dokter aja" sahut Hana.
"Ohh iya sama Dokter ganteng itu kan. Siapa namanya? dokter Eza ya?"
"Heh, suami gue" jawab Hana.
"Sama pengacara kondang aja lin"
Ini sesi Bridal Showernya sudah selesai sekarang hanya tinggal gue, Yeri dan Hana. Rumpi dikit lah.
"Gue sama dia cuma sahabat"
"Di bilangin sama dokter Rendi aja"
Gue cuma ketawa mengingat kenangan-kenangan bersama Rendi begitu Hana menyebut namanya.
"Ngelamunin siapa lo?" tanya Yeri.
"Eh enggak"
"Kabarnya Rendi gimana ya?" tanya Yeri.
"Gue gak tau yer. Mungkin dia udah nikah"
"Duh, padahal kalian tuh serasi banget loh"
"Namanya juga gak jodoh, Hana"
Fyi, Gue dan Rendi udah Lost Contact sejak 3 tahun lalu. Tidak ada kata putus dan tidak ada kata LDR. Hanya saja dia menghilang begitu saja. Gue tau dari Hana kalo dia pindah ke China karna di suruh orang tuanya hanya sebatas itu. Gue juga tanya papa gue tapi papa gue seperti pura-pura tidak tau.
"Semoga belom nikah biar nikahnya sama lo aja" harapan Hana.
"Hush ngawur jodoh mah mana ada yang tau" sahutku.
"Kayak Yeri yang jodohnya aja sama Jae"
"Yakan dia udah dipake" Hana mulutnya.
"Kayak lo kagak aja. Jaman kuliah aja lo udah di pake duluan" balas Yeri.
"Gue gak tau, gue pake kacamata. Gue masih polos" kataku.
"Jijik lo polos. Lo pasti dah pernahkan mah Rendi?" Hana tuh mulutnya.
"Fitnah lebih jahat"
"Fakta" Jawab mereka bersamaan.
"Gak pernah yaampun"
"Ini serius kalo Rendi tiba-tiba muncul di depanmu gimana?"
"Minta putus lah"
"Lah emang belum putus?"
"Belom"
Mereka tuh nyebelin ya lama-lama tapi kok gue betah punya temen kek mereka.
"Tau ah, gue pulang dulu. Anak di rumah nungguin" pamitku.
"Iya, anak lo kasian lo tinggal mulu" kata Yeri.
Gue mengangguk.
Tapi saat gue hendak berjalan ke arah pintu keluar.
"Rendi tunggu kali" itu nama yang tidak ingin gue dengar.
"Herlin!" dan ini suara yang gue benci.
Gue membeku, kepalaku pelan-pelan mendongak ke wajah si pemilik suara. Dan benar dia Rendi. Orang yang menghilang 3 tahun lalu.
"Lin?"
"Maaf, lo dan gue sampe disini"
"Ren, siapa sih?" tanya seorang cewek cantik.
"Ee, dia orang yang selalu gue ceritain"
"Hai, gue Sisca" Sapa cewek itu.
"Iya" Gue gak peduli "Gue harus pulang. Anak gue menunggu"
"Lin!"
Dia mencoba mencegahku.
"Apa? Kalo mau ngomong sekarang gue gak ada waktu"
"Lo udah nikah? Sama siapa?"
"Emang penting ya buat lo?"
Setelah itu gue melangkah keluar dan berjalan cepat menuju mobil.
Ingin hatiku hancur melihat dia. Dia yang menghilang dan muncul kembali setelah sekian lama.
Tanpa permisi, airmataku jatuh begitu aja.
TBC.