KDIG 3✨

1.5K 64 0
                                    

Semesta,  jangan cabut bahagiaku. Aku takut terjatuh tanpa pegangan. Aku takut Terluka tanpa menemukan obat penawar untuk kembali sembuh.
-Annsltan 🍃

Author pov.

Seminggu setelah insiden jatuhnya Ayu , mamah gio dan feby, hingga kemudian membuat sang mama, kehilangan kesadaran akibat benturan keras yang mengenai kepalanya, dan dokter yang menangani beliau, memvonis ayu terkena Koma, hal itu sangat mengguncang psikis Feby. selama kurang lebih seminggu belakangan ini, feby menjadi pemurung lebih dari biasanya. bahkan ayahnya pun bingung harus melakukan apa untuk membuat feby kembali ceria seperti semula kepada keluarga dan sahabatnya.

-----

flashback

Ayah feby, dirgantara praatmaja, berjalan menemui dokter yang baru saja keluar dari ruang oprasi. dengan ekspresi yang tidak bias di artikan.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya, istri saya baik-baik saja kan dok?." Tanya dirgantara kepada dokter yang menangani istrinya.

"Ada dua kabar yang saya bawa pak, kabar baiknya, istri bapak masih hidup dan yang kedua, dia mengalami koma, akibat benturan keras yang menghantam kepala istri bapak saat terjatuh dari tangga tadi siang" jawab dokter.

"Arghhhhhh" teriak dirgantara yang khawatir dengan keadaan sang istri. "kapan istri saya bisa sadarkan diri dok?" tanya dirgantara kembali.

"kami tidak bisa memastikannya pak, kita semua hanya bisa berdoa, semoga saja nyonya ayu bisa segera tersadar dari komanya, kalau begitu saya permisi pak." pamit dokter lalu berjalan meninggalkan dirgantara, yang telah terlihat frustasi.

dan di balik tembok sepasang mata coklat hazel mendengar ucapan dokter yang menangani mamahnya, tak terasa air mata di pelupuk matanya tak dapat lagi di bendung. dan tangisnya pun pecah. ia tidak dapat membayangkan hidupnya tanpa seorang mamah, ia merasa hidupnya tak berarti lagi jika harus kehilangan malaikat tanpa sayapnya.

flashback off.

-------

Gio Pov

Pagi ini, aku terlambat kesekolah, sebab semalam harus menemani mamah di rumah sakit, belum lagi akhir-akhir ini waktu terbuang habis untuk membujuk feby , meskipun hanya untuk sekedar sarapan, sejujurnya aku merasa tak berguna sebagai kakak, bagaimana bisa aku tega melihat mata adikku selalu saja mendapati matanya sembab di setiap pagi, yang aku yakini pasti akibat menangisi mamah yang saat ini belum saja tersadar dari komanya.

"Feb, ayo cepetan rotinya di habisin, kita terlambat nih kesekolahnya." gio membuka percakapan antara dia dan feby. ayahnya , Diraganta tidak sedang berada dirumah, ia sedang berada dirumah sakit menemani sang istri.

"Hmmm" hanya deheman yang feby balas kemudian ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar rumah, menunggu gio yang mengambil motor sport hitam di garasi rumah.

"Nih helmnya di pakai dek." Gio menyerahkan helmnya . sedang feby tanpa menjawab mengambil helm pemberian gio , lalu memakainya dan kemudian menaiki motor sport hitam milik gio.

Merekapun berangkat ke sekolah, SMA Antariksa.

--------

SMA Antariksa.

Author pov

Feby memasuki kelasnya 10.ips.2 dengan muka datar, dan mata sembab, membuat orang-orang sekelasnya heran, tapi tak urung membuat mereka menanyakan keadaan feby. mereka hanya takut di anggap angin lewat alias di kacangin oleh feby, sebab feby sangatlah tertutup kepada teman-teman kelasnya selain kepada El.

"Pssttt, pstttt el itu sih feby napa dah masih pagi mukanya datar amat , mana matanya sembab lagi gak kaya biasanya. yah meskipun biasanya datar juga sih, tapi sekarang lebih parah eyyy." Tanya Sharah, perempuan yang duduk di belakang bangku feby dan el.

el yang mendengar ucapan sharah dari belakang bangkunya, kemudian mendongakkan kepalanya dan benar saja, ia mendapati feby dengan wajah datar dan mata sembab.

"feb, kamu kenapa ih? kok matanya bengkak gitu, mana mukanya datar banget lagi masuk juga gak ngucapin salam atau apa gitu, gak kayak biasanya. kamu kenapa coba deh cerita. kalau ada masalah yah jangan di pendam sendiri." feby yang mendengar cerocosan dari el, hanya diam tidak berniat untuk menjawab.

ia mendudukkan bokongnya kebangku, lalu mengambil earphone di saku bajunya, dan memasangnya di telinga, ia rasa mendengar lagu lebih membuat moodnya sedikit membaik di banding mendengar ribuan pertanyaan yang membuatnya sakit ketika harus mengingat mamahnya yang saat ini sedang koma.

"Feb, jawab dulu ih pertanyaan aku, jangan diam, kamu anggep aku sahabat atau engga sih?" Tanya el, sembari melepas paksa earphone yang berada di telinga feby.

feby hanya melihat el sekilas dan berkata " Mama aku koma, el. aku ga tau mau gimana lagi, aku takut kehilangan mama." akhirnya feby membuka suaranya.

"Gimana bisa, tante ayu koma? cerita sama aku." timpal el kembali.

Akhirnya feby menceritakan kejadian seminggu lalu, dimana mamahnya terjatuh dari tangga sehingga membuatnya koma hingga sekarang.

"kamu yang sabar yah, insyaaAllah tante ayu bakalan sadar kok, aku yakin tante ayu adalah wanita yang kuat." el menasehati feby sembari memeluk feby .

Setelah menceritakan masalahnya, jam pelajaranpun di mulai.

------

Beberapa jam kemudian.

'kringggg.. kringggg'

bunyi bel istirahat membuat suasana kelas kembali ribut akibat sorak-sorakan penghuni kelas. yah sebagaimana kita tahu, jam istirahat adalah surga kedua bagi siswa-siswi SMA Antariksa selain Bel pulang sekolah tentunya. hehe.

"feb, mau ke kantin gak"? Tanya el.

"emmm, enggak deh, aku mau ke taman belakang dulu.'' jawab feby.

"yaudah feb, aku ke kantin dulu, kalau butuh apa-apa jangan sungkan yah, kita kan udah kyak saudara." ucap el.

el, yang tau suasana hati feby yang sedang tidak ingin di ganggu akhirnya mengizinkan feby menuju taman sendirian.

Perempuan bermata coklat itupun melangkahkan kakinya menuju taman belakang. di ambinya ponsel dari saku bajunya, dan mencari nomor telfon seseorang dan kemudian menelfonnya,  selang beberapa detik akhirnya nomor yang dituju pun mengangkat telfon fari gadis bermata coklat.

"yah, gimana keadaan mamah?" Tanya feby saat telfonnya tersambung dengan nomor sebelah.

"mamah masih ga sadarkan diri nak, kamu jangan lupa berdoa yah, semoga mama cepat sadar. dan jangan lupa jaga kesehatan, ayah ga mau kamu kenapa-napa." jawab dirgantara, ayah feby.

"iya yah, feby selalu doain mamah kok. kalau gitu telfonnya feby tutup yah, pulang sekolah feby bakalan mampir kerumah sakit sama kak gio, untuk jenguk mama ." ucap feby sebelum telfonnya terputus dengan nomor disebarang sana.

Tuttttttt....

Setelah telfon itu terputus, ia kembali memasukkan ponselnya di saku.

ia menutup matanya, mencoba menikmati terpaan angin yang menyentuh wajahnya.

"tuhan, jangan cabut bahagiaku." feby merapalkan kalimat itu berulang kali, dengan hati yang perih.

Ketenangannya terganggu saat, tiba -tiba sebuah tangan menempel di punggungnya...

"heyy...

feby membuka matanya dan berbalik, kamu...

--------

Yeayyyy Akhirnya up part ke tiga.

Jangan bosan-bosan yah bacanya. insyaaAllah Up nya tiap hari.

Jangan lupa Vomentnya :)

-Ainunsultan

Ketos Dan Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang