pt.28

1.9K 211 7
                                    

^Happy reading^
-
-
-

Yerin mengerjabkan kedua matanya, terkala menatap penuh terkejutan kedua pria dihadapannya. Kepalanya yang terasa sudah pusing di tambah lagi semakin pusing ketika menghisap bau alkohol yang menyeruak indra penciumanya.

"Biarkan kami masuk"

Yerin bergeser sedikit untuk mempersilahkan kedua pria itu masuk.
Benarkah yang tengah yerin lihat sekarang adalah kim taehyung? Tapi kenapa? Kenapa pria itu bisa melak
ukan yang sudah jelas-jelas tidak boleh di lakukan oleh seorang pelajar.

"Kutitip dia padamu. "

Yoongi, pergi dari hadapan yerin yang tengah menatap kosong kearahnya.

Pintu apartemenymt sudah kembali tertutup. Kaki tirusnya berjalan menuju sofa dimana pria itu berada. Dengan penuh hati-hati yerin membuka sepatu serta jaket yang melekat pada tubuh taehyung. Setelah itu yeein membiarkan taehyung di ruang tengah.

Ketika hendak melangkah pergi, tubuhnya tertahan oleh genggaman tangan taehyung. Seketika tubuhnya merenang, memikirkan akibat yang akan ia dapatkan nanti. Mungkin nasibnya berpihak kepada kim taehyung. Namja itu bergumam tidak jelas, membuat yerin kesulitan dalam menelan air liurnya.

"Yerin-ssi. Aku bosan. "

Yerin melirik sebentar kearah pemuda kim itu. Matanya masih tertutup, tapi tidak pada bibirnya yabg terus mengeluarkan kalimat-kalimat ambigu yang sudah jelas tidak di mengerti oleh yerin.

"Lepaskan! "

Yerin berusaha melepaskan cengkraman tangan taehyung pada lengannya. Semakin kencang, itulah yang di rasakan yerin ketika tangan taehyung tidak lepas dari tangannya. Sekuat tenaga ia berusaha melapaskannya. Akhirnya terlepas sudah, yerin dapat bernafas dengan lega sekarang. Ia kebali melanjutkan langkahnya. Lagi-lagi suara itu membuat langkahnya terhenti.

"Yerin-ah aku bosan. Apa kau tidak bosan? Aku sudah bosan melihat wajah sok polosmu. Kau tahu aku tidak menyukai sikapmu yang seakan-akan dunia ini milikmu. Tidakkah kau berpikir, aku merasakan ketidaknyamanannya ketika bersamamu. Kau selalu membuatku kesal dan jengah. Bisakah kau menjauh dariku. Aku benci ketika pertama kali melihatmu. Rasanya muak sekali. "

"Heheh, lucu sekali jika aku harus memohon sambil bertekuk lutut di depan kakimu sambil memohon untuk kau segera meninggalkanku. "

Pemuda itu tertawa seakan kalimat yang ia lontarkan sebuah lelucon. Tidak memikirkan perasaan wanita yang kini tengah diam termangu mendengar dengan telitinya kata-kata pahit pria itu.

"Apa aku harus melakukannya agar kau mau pergi dari hadapanku selamanya? Berpikirlah sayang, bahwa kaputusanmu menerima tawaran bodoh itu akan menyebabkan ku semakin sengsara. Kupikir ini adalah kesempatan emasku ketika mendengar kau yang akan menjadi guru private ku. Kenapa? Karna dengan sukarelanya aku dapat mempermainkanmu setiap saat seperti boneka setelah rusak aku akan menggantinya dengan yang baru. "

"Tapi siapa sangka bertemu denganmu tidak sama seperti ekspetasiku. Kau hanyalah petaka bagiku jung yerin! "

Seketika itu pula air mata gadis itu jatuh dengan semaunya. Terisak dalam keheningan yang terbalutkan rasa kekesalan serta penyesalan yang membuatnya harus bertahan agar tidak membuat hatinya terluka lebih lama lagi.

"Tapi kenapa kau menganggapku sebagai kekasihmu ketika di hadapan wendy. " lirihnya dalam isakan.

※※※

Pukul 06.00 KST. Seorang yeoja berjalan seorang diri di pinggir jalan sambil sesekali bersenandung kecil. Walaupun terdapat aerphone di telinganya, gadis itu masih tak luput dengan buku di kedua tangannya. Masih membaca dengan seksama, seakan tidak ada waktu lagi untuk membacanya. Memang ini adalah hari terakhirnya untuk berjuang melawan setiap rasa gugup yang akan ia hadapi nanti ketika di outdoor.

stubborn• || KTH [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang