Jungkook terdiam mencerna ucapan Yoongi. Hati kecilnya mengatakan bahwa ia setuju dengan Yoongi, tapi logikanya tidak setuju dengan hatinya. Dia memikirkan posisinya yang jelas akan dipandang salah oleh semua orang. Dia pasti akan dicap sebagai perebut suami orang.
Tentu dia tidak mau semua itu terjadi. Tapi dia tidak bisa membiarkan Jihoon bersedih kembali. Juga Taehyung -Jungkook tidak ingin dosen tercintanya itu menderita. Ia sangat ingin membuat dosennya itu bahagia begitu juga dengan Jihoon.
Jungkook hanya takut dirinya akan dibenci lebih banyak orang karena hal ini. Ia juga takut jika ia melakukan ini ia hanya akan terperosok semakin dalam namun pada akhirnya semua sia sia. Dia takut jika dia sudah berjuang tapi kenyataanya Taehyung tidak bisa menjadi miliknya.
Jungkook menangkup wajahnya, ia benar benar bingung harus berbuat apa. Disatu sisi ia ingin sekali mencari celah untuk bisa terus bersama Taehyung dan Jihoon mengingat konflik pelik dalam rumah tangga sang dosen. Namun Jungkook juga takut untuk mengambil tindakan karena ia yakin Irene pasti akan marah dan akan melakukan apapun untuk menyingkirkan dirinya.
"Jungkook dengar -Prof Kim tidak mencintai istrinya, ditambah prof kim tidak mendapatkan haknya sebagai seorang suami. Lalu Jihoon, Prof Kim pastinya sedih melihat Jihoon"
"Jungkook, aku sekali lihat bisa menebak. Sorot mata Prof Kim padamu berbeda Kook. Prof Kim menatapmu bukan selayaknya tatapan dosen kepada mahasiswanya" kata Yoongi
"Kata hyungku, Irene bukan wanita baik baik. Dia bahkan bersikap kasar dan tidak peduli pada anaknya sendiri. Apa kau tidak kasihan pada Jihoon? Lagipula aku sudah tau apa yang terjadi padamu hari ini" Jungkook membolakan matanya
"Tak penting dari siapa aku tau, yang jelas Jungkook, kesempatanmu besar. Jihoon menyukaimu dan menganggapmu mamanya. Juga sikap Prof Kim yang begitu manis menambah peluangmu untuk menggantikan posisi istri Prof Kim itu"
"Jungkook ini kesempatanmu, jangan kau sia siakan hal ini. Demi kebaikan Jihoon dan kebahagiaanmu juga Prof Kim"
"Tapi Yoon aku terlihat seperti pelakor" Yoongi mendengus
"Kau bukan pelakor, Kim Saem memang akan menceraikan istrinya. Dia menceraikan istrinya bukan karena kau. Lalu dimana letak kepelakoranmu? Kau hanya disukai dan disayangi anaknya. Juga Kim Saem sendiri welcome papadamu. Kau tidak merebutnya tapi mereka sendiri yang datang padamu" dalam hati Jungkook membenarkan perkataan Yoongi
"Dengar Jungkook, aku dan Yoongi ingin kau hidup dengan lebih baik. Kami kasihan padamu kau terlalu bekerja keras. Kau bukan robot Jungkook. Kau pasti akan mencapai limitmu. Dengar, setidaknya kami tenang karena kau sudah ada yang menjaga karena kami tak bisa 24 jam bersamamu dan kami takut terjadi sesuatu padamu Jungkook" kata Jimin
"Jung Hoseok itu sepupuku dan aku tau banyak hal tentang Kim Saem darinya. Yang kutahu Jungkook, Irene itu memiliki pribadi buruk. Saat dia dirumah, dia selalu memikirkan dirinya sendiri, selalu membuat Kim saem marah dan dia hanya suka foya foya bersama teman temanya"
"Tidak pernah menyentuh anak maupun suaminya. Kehadiranya sangat tidak berguna. Adanya dia dirumah hanya membuat Kim Saem selalu emosi. Kau tau saking frustasinya dia selalu pergi ke club dan mabuk mabukan. Bayangkan bagaimana Jihoon jika dia terus seperti ini Jungkook" Jungkook membolakan matanya
"Benarkah hyung mabuk mabukan?" Jimin mengangguk.
"Kkok dia-"
"Sebenarnya dia anti club dan teman temanya Jungkook. Dia benci alkohol. Tapi Irene yang membuatnya frustasi hingga seperti ini. Kau tau sendiri bagaimana perasaan seorang papa ketika anaknya ditelantarkan oleh istrinya" Jungkook mengepalkan tanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [END]
Fiksi PenggemarKim Jihoon yang lebih menyayangi Jeon Jungkook daripada ibu kandungnya dan Kim Taehyung yang siap menceraikan istrinya demi menikahi mahasiswa kesayanganya. Mereka hanya ingin hidup bahagia - sesimple itu