Jihoon langsung berlari menuju kamar saat dia sampai diapartemen papanya. Jihoon mengunci kamarnya kemudian meringkuk diatas kasurnya sambil menangis menyebut nama Jungkook. Taehyung menghela nafas, ini yang ia takutkan. Jihoon terlanjur menyayangi Jungkook ketika dirinya belum bisa memastikan apapun.
Taehyung menelfon Hoseok agar Hoseok datang kerumahnya. Untuk informasi Hoseok adalah seorang pengacara terkenal di Korea, dan Taehyung sangat membutuhkan bantuan Hoseok untuk saat ini.
Sementara itu, Jungkook akhirnya kembali ke flatnya. Ia baru saja dari sungai han untuk menenangkan diri. Jungkook nekat menembus derasnya hujan. Tak peduli jika pada akhirnya nanti dia pasti akan demam.
Di apartemen Taehyung, Hoseok menatap Taehyung sambil mengerutkan kening. Hoseok melirik kamar Jihoon, Jihoon masih terdengar menangis didalam. Kemudian Hoseok menghela nafas.
"Jadi, ada apa ini? Kenapa Jihoon menangis seperti itu dan apa yang kau inginkan dariku?" Taehyung mengusap wajahnya frustasi
"Dia menginginkan Jungkook" Hoseok mengerutkan keningnya
"Mahasiswamu itu? Kenapa?"
"Tadi pagi aku membawanya ke mansion, dan mengenalkannya pada Jihoon. Tak kusangka Jihoon langsung menganggap Jungkook mamanya" Hoseok mengerutkan dahi
"Kok bisa?" Taehyung mengedikan bahu
"Hanya karena sebuah pelukan, tapi memang kuakui pelukan Jungkook sangat nyaman Hos" Hoseok mulai mengerti kenapa Jihoon menganggap Jungkook mamanya.
"Lalu?" Taehyung melirik Hoseok
"Ya, Jungkook merawat Jihoon seharian ini. Kau tau? Jihoon terlihat bahagia sekali hari ini karena Jungkook merawatnya. Dia senang dimandikan diberi makan enak di temani bermain. Bahkan saat aku pulang tadi Jihoon tidur dalam pelukan Jungkook pulas sekali Hos"
"Ya, anak seusia Jihoon memang sangat membutuhkan perhatian seperti itu. Wajar sih dia bahagia memdapatkanya. Dan aku yakin Jihoon tak bisa lepas dari Jungkook" Taehyung mengangguk
"Aku hilang kendali tadi hingga membuat Jungkook marah dan pergi" lirih Taehyung
"Dan Jihoon nangis seperti itu?" Taehyung mengangguk
"Sepertinya kau takkan bisa mencari pengganti selain Jungkook dan harus Jungkook yang jadi mamanya" Hoseok menatap lurus Taehyung
"Melihat sebegitu bahagianya dan sebegitu sedihnya, anakmu sudah terlanjur mengenali Jungkook sebagai mamanya. Lagipula kau mencintainya" Taehyung menatap Hoseok
"Aku harus bagaimana?" Hoseok mengerutkan keningbya
"Sejak kapan kau menjadi bodoh Tae?" Taehyung mendengus
"Sialan aku serius brengsek" Hoseok terkekeh
"Terus dekati Jungkook, yakinkan dia bahwa kau tidak main main. Gunakan Jihoon sebagai perantara. Aku akan membantumu mengurus surat cerainya" Taehyung mendengus
"Jungkook marah padaku Hos, dia merasa seperti perebut suami orang"
"Maka buat dia merasa tidak seperti itu"
"Tapi kau tau memang benar siapapun akan mengatakan Jungkook merebutku dari Irene" Hoseok menatap datar Taehyung
"Kurasa otakmu memang sedang tidak pada tempatnya. Jika ada yang bilang begitu tinggal katakan yang sebenarnya dan suruh Jihoon bicara kemudian selesai masalah sialan. Yang terpenting kau harus yakinkan Jungkook!" Taehyung meringis
"Kenapa aku jadi bodoh begini" gumam Taehyung
"Apa kau habis terbentur sesuatu? Ini bukan gayamu dude. Biasanya kau langsung bertindak dengan cepat. Lalu apa ini?" Taehyung meringis
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [END]
Fiksi PenggemarKim Jihoon yang lebih menyayangi Jeon Jungkook daripada ibu kandungnya dan Kim Taehyung yang siap menceraikan istrinya demi menikahi mahasiswa kesayanganya. Mereka hanya ingin hidup bahagia - sesimple itu