Pukul tujuh malam, akhirnya keluarga kecil Taehyung berangkat jalan jalan seperti keinginan Jihoon. Nampak Jihoon antusias sekali terlihat bagaimana sikecil terus mengoceh tentang apapun bersama Taehyun.
Posisinya dimobil adalah Taehyung dan Jungkook didepan sedangkan Jihoon bersama Taehyun dibelakang. Taehyung tak henti tersenyum mendengar ocehan adik dan putranya.
"Sayang" Jungkook menoleh menatap Taehyung.
"Iya hyung"
"Kamu keren sekali" Jungkook mengerutkan kening
"Apa hyung?"
"Tadi aku mendengar semua yang kamu katakan dan untung anak anak tidak sedang didapur dan sedang ribut di kamar. Jadi tidak mendengar dirimu yang mengumpat" Taehyun nampak curi dengar percakapan hyungnya.
"Ih hyung kok menguping sih!" Gerutu Jungkook. Taehyung terkekeh
"Hyung nggak nguping sayang"
"Terus?"
"Tidak sengaja mendengar" Jungkook mencubit pipi Taehyung
"Ih sama aja hyungie"
"Tapi serius Jungkook, kamu hebat dalam melawan omongan Irene. Sekarang aku tau ada sisi bengal juga dalam dirimu" kata Taehyung sambil terkekeh
"Omonganmu seperti berandal tadi, aku nyaris tak percaya orang selembut dirimu memiliki sisi seperti tadi"
"Apa hyung kecewa?" Lirih Jungkook
"What? No! Are you kidding me? I realy like it Jungkook. Aku jadi bisa mengurangi kekawatiranku tentang Irene jika tau kamu memiliki sisi ini. Yah setidaknya aku yakin kamu bisa menyerang balik Irene"
"Seriously Jungkook, its good for yourself. Asalkan kamu tau batasan dan waktu penggunaan sisimu itu. Yah kupikir kamu orang yang kalem, lemah lembut and its make me always worry about yourself. Tapi sekarang aku bisa sedikit lega dan tak perlu terlalu kawatir karena kamu bisa bertahan dan menyerang balik dia" Jungkook tersenyum
"Ya aku kan juga manusia hyung, sisi sadistik juga ada dalam diriku. Sisi nakal juga ada dalam diriku hanya saja memang aku tak pernah menunjukanya. Jadi hyung tidak perlu terlalu kawatir. Aku bisa meladeni Irene dengan baik" Taehyung membelai kepala Jungkook
"Iya sekarang hyung percaya kamu bisa menjaga diri. Dia pasti sedang gondok disana dan mengamuk pastinya. Tapi sayang, kamu baik baik saja kan? Tidak sakit hati?"
"Sakit hati sih iya hyung, tapi aku baik baik saja kok hyung soalnya aku tau kamu selalu ada disampingku hyung" Taehyung terus menggenggam tangan Jungkook dan mencium punggung tanganya
"Ya sayang, hyung selalu ada disampingmu baby" Jungkook mengangguk
"Bagus hyung terus seperti itu. Aku bersumpah akan selalu membantumu dan melindungimu. Takkan kubiarkan jalang itu merusak kebahagiaan ini. Takkan pernah" batin Taehyun.
"Pa masih jauh nda pa Hoonie laper" rengek Jihoon, Taehyung tertawa kecil
"Hoonie lapar sayang? Sebentar lagi sampai, sabar dulu ya sayang"
"Iyaa ma" tak beberapa lama mereka sampai di pasar malam. Mata Jihoon berbinar melihat kelip indah dari pasar malam
"Hyung turun ayo ayo turun hyung!" Taehyun terkekeh
"Iya sebentar Jihoonie" mereka semua akhirnya turun
"Nah Hoonie what do you want to eat?" Jihoon langsung menjawab dengan keras
"I want chiken ma! Chiken!" Jungkook tertawa.
"Okay dear, kita makan chiken" Jihoon bertepuk tangan sumringah. Mereka langsung pergi ke kedai ayam yang ada disana. Pesan porsi besar untuk berempat, iya yang seharusnya itu bisa untuk tujuh sampai delapan orang. Jangan tanya kenapa jelas karena trio kim maniak ayam jadi Jungkook sengaja pesan banyak, lagipula dia yakin mereka bertiga akan ketagihan karena dia tau ayam di kedai ini enak sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [END]
FanfictionKim Jihoon yang lebih menyayangi Jeon Jungkook daripada ibu kandungnya dan Kim Taehyung yang siap menceraikan istrinya demi menikahi mahasiswa kesayanganya. Mereka hanya ingin hidup bahagia - sesimple itu