PART 01

51.6K 4.6K 361
                                    

Jeon Jungkook terbangun pukul empat pagi, dirinya harus mengantarkan koran sebelum bekerja di kedai bubur yang buka pukul enam hingga tujuh nanti. Dirinya bergegas mandi kemudian berganti baju. Jungkook memang harus bekerja ekstra hidup di kota metropolitan seperti seoul membuatnya harus bekerja ekstra demi menenuhi kebutuhan hidupnya.

Jungkook mengambil tasnya karena nanti dia akan langsung pergi ke kampus. Setelah siap, Jungkook segera menaiki sepedanya untuk mengantar susu dan koran. Seperti biasa, Jungkook akan bersenandung riang sambil mengayuh sepeda. Berhenti dirumah rumah untuk meletakkan koran dan susu. Menyapa beberapa orang yang sudah mulai beraktifitas di pagi hari ini.

Dia seperti tidak memiliki beban hidup atau sibuk memikirkan masa lalunya yang benar benar pahit atau hal yang tidak manusiawi yang pernah ia alami diusia belianya. Bukan, dia tidak akan pernah bisa melupakanya. Tapi dia juga tidak ingin jadi orang bodoh yang hanya terus menyalahkan tuhan, berkata tuhan tidak adil hingga depresi bahkan bunuh diri?

Tidak tidak, Jungkook tau bunuh diri dosa. Sedangkan jika dia menyalahkan takdir memangnya itu berguna? Toh semua memang sudah terjadi. Jungkook hanya berusaha membiarkan takdir terus berjalan semestinya dengan dirinya yang pasrah menerima semuanya. Bukankah manusia memang hanya bisa pasrah akan kehendak tuhan dan hanya bisa menjalaninya?

Jungkook merelakan apapun yang sudah terjadi, menyimpanya rapat rapat dan menjadikan itu pelajaran dalam kehidupanya. Walaupun benar benar pahit, tapi jika dia meratapinya, menyalahkan tuhan dan mengurung diri memang itu berguna? Itu hanya akan menambah beban hidupnya sendiri.

Maka dari itu Jungkook membiarkan masalalu itu menjadi masalalu, yang dia pikirkan sekarang dan masa depan. Kehidupanya, dia fokus pada apa yang ia jalani sekarang tanpa menoleh ke belakang lagi. Dia hanya terus menatap kedepan, menyongsong masa depanya sendiri.

Karena tidak ada yang bisa dia jadikan pegangan atau keluh kesah. Dia benar benar memegang kendali atas hidypnya sendiri tanpa ada orang yang bisa menolong ketika ia terjatuh atau gagal.

Jadilah dia gembira gembira saja menjalani semuanya, apalagi sekarang dia ada penyemangat. Yaitu Min Yoongi, sahabatnya, Park Jimin pacar Yoongi, Kim Seokjin kakak Yoongi juga Kim Namjoon suami Seokjin. Ditambah sang Hot Dosen Kim Taehyung tentusaja.

Sekarang dirinya tidak kesepian lagi karena ada mereka yang menemaninya.
Jungkook mengayuh sepeda dengan semangat, hingga saat dirinya lewat di sebuah taman untuk menuju kedai bubur, dia melihat seseorang yang familiar tengah joging.

Mengenakan celana selutut dengan kaus ketat yang membungkus tubuh atletisnya, mengenakan earphone juga handuk kecil yang terkalung di lehernya. Tanpa kacamata dan surainya sedikit acak acakan, siapa yang menyangka jika pria itu sudah beristri dan memiliki anak?

Jungkook berdecak kagum, dosennya itu benar benar luar biasa. Ya benar, yang dilihat Jungkook adalah Kim Taehyung dosen hot yang sudah memiliki istri dan anak yang sangat Jungkook kagumi sekaligus sukai.

"Prof Kim!" Bodoh! Prof tercintanya mengenakan earphone mana bisa terdengar. Jungkook melirik jam, masih ada waktu untuk mengisi batrai semangatnya dengan menemui profesor tampan itu pikirnya.

Jungkook segera memarkir sepedanya, mengambil satu botol susu dan menyusul prof tercintanya yang tengah joging. Jungkook tersenyum menatap Taehyung dari belakang. Ughh punggungnya benar benar terlihat nyaman menjadi sandaran. Jungkook menepuk bahu Taehyung hingga Taehyung berhenti dan menoleh. Jungkook langsung tersenyum lebar.

"Pagi saem~" Taehyung tersenyum dan mencubit hidung mahasiswanya.

"Pagi Jungkookie, sedang apa hm? Ini masih sangat pagi" Jungkook kembali tersenyum hingga gigi kelincinya kelihatan.

 Hot Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang