🍓Enam🍓

2.3K 357 238
                                    

Wonwoo mendatangi kantor Seungcheol seorang diri, selain laporan via telepon ia juga laporan secara langsung mengenai hasil kerja Mingyu.

"Aku senang, kini ia lebih mudah diatur." Ucap Seungcheol bangga memuji hasil kerja Wonwoo.

"Saya tidak bekerja seorang diri, tentu berkat dukungan dari anda yang membuat Tuan Muda Kim menjadi semangat."

"Oh astaga Wonwoo, bisa kita bicara dengan santai?" Seungcheol terus tersenyum saat berbicara dengan Wonwoo.

"Maaf, tapi saat ini anda adalah atasan saya." Ucap Wonwoo tenang, Seungcheol kembali tertawa.

"Dia sungguh sudah lupa untuk pergi ke klub malam?"

"Pernah beberapa kali saya pernah memergoki ia ingin keluar di tengah malam, namun begitu ia melihat saya, ia langsung kembali ke kamar."

"Benarkah? Oh astaga! Mingyu! Hahaha!" Seungcheol benar-benar senang mendengarnya, Wonwoo ikut tersenyum melihat wajah sumringah pria tampan di depannya.

Dddrtttt...

Wonwoo melirik saku blazernya dan melihat nama Mingyu muncul pada layar ponselnya.

"Kalau begitu, saya pamit."

"Ah iya, terima kasih Wonwoo. Oh iya Won, katakan saja kalau kamu butuh sesuatu. Atau bisa minta pada Jeonghan."

"Baik, terima kasih." Wonwoo segera keluar ruangan dan langsung menerima panggilan dari Mingyu.

"Arrghh kenapa lama sekali kamu mengangkatnya? Kamu dimana? Kenapa pergi lama sekali?"

Wonwoo tersenyum mendengar Mingyu merengek manja padanya. Ingin rasanya ia berteriak saat akan menerima telepon dari Mingyu.

"Maaf Tuan, saya baru selesai. Sebentar saya kembali ke kantor." Ucap Wonwoo dengan suara senormal mungkin seperti biasa, namun saat ini ia gemas sendiri dengan menggigit ibu jarinya.

"Ah ya, cepatlah!" Mingyu memutus sambungan telepon.

Mingyu bosan sendiri, saat belum lama sampai kantor sang asisten izin mengatakan ada keperluan yang mendesak. Mingyu langsung mengizinkan dengan cepat, namun baru ditinggal kurang dari 1 jam membuat Mingyu mencari sang asisten.

Ia melirik gelasnya yang sudah kosong, biasanya Wonwoo rajin mengisi dengan air teh atau kopi panas saat gelas tersebut habis isinya. Wonwoo selalu menyiapkan apa yang dibutuhkan Mingyu.

Kini ia pergi sendiri ke pantry untuk membuat kopi, ia merasa asing sehingga agak kesulitan mencari kopi sachet. Tangan besarnya berusaha mencari dengan membuka lemari kabinet.

"Hei, malam ini coba ajak Wonwoo lagi."

"Ah, dia sulit diajak! Dia selalu bersama Mingyu!"
Samar-samar Mingyu mendengar ada yang menyebut namanya, ia mencoba mengintip siapa gerangan yang sedang bergosip.

"Ckck aku semakin penasaran dengannya, anak marketing mengatakan ia pernah melihat di toilet kalau Wonwoo terlihat cantik saat melepas kacamatanya! Dan aku yakin ia punya tubuh yang seksi dibalik pakaiannya!"

Kekehan terdengar dari kedua rekan kerja Mingyu yang ia tidak paham namanya.

Ia merasa tidak terima ada yang melecehkan Wonwoo. Wonwoo memang berpenampilan 'tidak cantik' tapi Mingyu akui kalau Wonwoo sangat perhatian.

"Oh, aku juga berpikir seperti itu. Apalagi saat ia tersenyum sangat manis."

"Kira-kira, hubungannya apa dengan Mingyu? Dia seperti budak Mingyu. Kita harus bisa menculiknya, ajak ke tempat karaoke."

Personal Assistant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang