🍓Dua Puluh Lima🍓

4.2K 311 341
                                    

Wonwoo menggeliat di pagi hari, menyingkirkan tangan milik suaminya secara perlahan dari atas dadanya. Ia masih mengantuk namun panggilan alamnya begitu mengusik.

Tangan kurusnya membuka lemari kecil dalam toilet, mengambil sesuatu disana sebelum ia menyelesaikan panggilan alamnya tersebut.

Senyuman terukir jelas dalam paras wanita cantik itu, rasa haru campur bahagia menjadi satu saat ia melihat benda kecil itu.

"Akhirnya..." Wonwoo terus tersenyum senang melihat 2 garis pada benda itu. Setelah menikah selama 6 bulan, akhirnya ia berhasil hamil. Baik Mingyu dan Wonwoo keduanya dinyatakan sehat saat tes kesehatan sebelum menikah. Namun, kesibukan keduanya tidak langsung membuat Wonwoo segera hamil.

"Sayang bangun....!"

"Hngg..."

"Bangun..." Wonwoo berusaha membangunkan suami tampannya, dengan terus mencium pipi sang suami.

Wonwoo masih terus tersenyum setelah Mingyu membuka kedua matanya. Kecupan singkat ia berikan lagi di bibir sang pria.

"Lihat!"

Mingyu melihat benda yang dipegang oleh Wonwoo. "Kenapa? Kalau kamu sakit, di rumah saja. Kamu tidak perlu ke kantor." Mingyu kembali memeluk tubuh istrinya, melanjutkan tidur kembali.

"Astaga... ini bukan termometer. Lihat dengan jelas." Wonwoo gemas sendiri sementara Mingyu masih nyaman menempel pada tubuh istri cantiknya.

"Lalu apa?"

Mingyu hanya mengedipkan kedua matanya saat melihat dengan jelas benda yang sempat ia kira termometer.

"Wow! Ini?"

Wonwoo terus mengangguk dan tersenyum lebar.

"Kenapa tidak ada angkanya? Kamu tidak demam kan?"

Wonwoo bersiap mengambil bantal, Mingyu buru-buru menahan dengan tertawa. "Ampun... ampun... ibu hamil tidak boleh marah-marah. Sini Papa peluk... sayang...."

Wonwoo langsung luluh tidak jadi marah, ia kembali rebahan dan Mingyu terus memeluk dengan mengusap lembut perutnya.

"Ibu hamil jangan marah-marah, aku tidak mau kalau anak kita galak ya..."

"Makanya jangan buat kesal..."

"Tidak... aku kan calon ayah yang sangat tampan dan baik hati..."

"Yakin? Dulu kamu pernah membentak aku..."

"Eh, masa lalu jangan dibahas... Selamat ya sayangku..."

Wonwoo semakin merasa nyaman, pelukan hangat dan usapan lembut yang Mingyu berikan sangat membuatnya merasa tenang bagi ia dan janin yang sedang dikandungnya.

🍓🍓🍓

Wajah Wonwoo pucat pasi, efek hamil muda membuat ia sulit konsentrasi dalam pekerjaannya. Rapat dengan klien pun terpaksa berhenti karena fisik Wonwoo yang  lemah.

"Eonnie, mau pulang saja?" Seungkwan merasa cemas setiap hari melihat kondisi Wonwoo.

"Aku tidak apa, hanya mual saja rasanya."

"Mau makan yang asam-asam? Biar aku belikan."

"Hmm tidak, temani aku ke kantor Mingyu saja."

"Oh kalau begitu ayo!" Seungkwan langsung bersemangat, membawakan tas Wonwoo dan menuntun atasannya itu berjalan dengan perlahan menuju mobil pribadi Wonwoo dimana supir pribadinya siap mengantar.

Mingyu langsung panik saat Wonwoo datang ke ruangannya. "Kamu kenapa?" Ia bergantian menuntun tubuh Wonwoo dari Seungkwan menuju sofa.

"Hmmpphh... pusing..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Personal Assistant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang