🍓Dua Puluh Satu🍓

2.5K 324 275
                                    

"Menu makanan tidak menarik, tidak seperti saat kamu di rumah."

Ucapan Mingyu membuat Wonwoo merasa terusik, ia langsung mengecek sendiri ke rumah Mingyu di pagi hari. Wonwoo ikut merasa tidak nyaman kalau Mingyu mengatakan hal seperti itu.

"Ppagi nona..." sapa salah 1 pelayan pada Wonwoo, pelayan itu tampak terkejut karena Wonwoo tiba-tiba datang.

"Mingyu sudah bangun?"

"Sepertinya belum, biasanya Tuan Muda turun saat jam 7."

Wonwoo melirik jam tangan berhias berlian di tangan kurusnya. Waktunya masih cukup untuk mengecek ucapan Mingyu beberapa hari yang lalu.

"Sudah buat sarapan?"

"Sedang dipersiapkan." Jawab pelayan tersebut dengan masih menunduk, Wonwoo langsung berjalan menuju dapur. Pelayan yang sedang mengerjakan tugas sempat terkejut dan langsung menunduk.

"Apa menu pagi ini?"

"Omlette, karena Tuan Muda senang yang simple."

"Apa isiannya?"

Pelayan itu hanya terdiam dan menunduk, bingung menjawab. Tidak berani mengangkat kepala di tengah situasi saat Wonwoo melakukan sidak. Wonwoo terus menatapnya menunggu jawaban.

"Tambahkan sayuran dan irisan daging."

"Baik nona." Ucap pelayan itu langsung bergegas menuju lemari pendingin.

"Berikan tomat cherry juga sebagai pelengkap." Ucap Wonwoo tegas dan pelayan yang bertugas langsung menurut.

Wonwoo langsung menuju lantai 2 dimana kamar Mingyu berada. Selepas Wonwoo pergi, para pelayan disana tampak menghela nafas. Mereka sangat grogi takut berbuat salah, saat Wonwoo masih bekerja dan belum terbongkar identitasnya banyak yang bergosip membicarakan Wonwoo.

"Selamat pagi Tuan Muda..." sapa Wonwoo lembut dengan mengusap lembut rambut Mingyu.

Dengan perlahan Mingyu membuka kedua matanya, sempat terkejut saat membuka mata karena Wonwoo tersenyum manis pagi ini.

"Cepat bangun, nanti kamu terlambat."

Menguap dan ngulet, kegiatan kecil yang Mingyu lakukan terasa lucu di mata Wonwoo. Mingyu tidak langsung bangun, ia malah bergeser tiduran di pangkuan Wonwoo yang saat itu duduk miring di tepi ranjang.

"Ayo bangun... bukankah jadwal kamu padat?"

Mingyu tidak peduli, ia malah memeluk pinggang Wonwoo dan menyembunyikan wajahnya di perut rata sang wanita cantik itu.

Wonwoo sendiri tidak menolak, layaknya seorang ibu saat anaknya ingin manja, Wonwoo terus mengusap kepala Mingyu yang semakin membuat pria tampan itu merasa nyaman.

"Aku beri waktu 3 menit untuk kamu bangun dan segera mandi. Aku akan siapkan semua kebutuhan kamu..." Wonwoo mencubit gemas pipi Mingyu.

"Sebentar sekali, kalau cium boleh yang lama ya." Mingyu langsung bangun mendekatkan wajahnya.

"Eits... setelah kamu bersih."

"Boleh ya... biasanya juga boleh..."

"Lekas, nanti kamu terlambat." Wonwoo luluh dengan memberikan kecupan singkat.

"Lagi...."

"Cepat!" Tatap Wonwoo tajam dan Mingyu berubah ketakutan langsung turun dari ranjang.

Wonwoo hanya tertawa dan langsung membuka tirai besar di kamar itu. Saat Wonwoo berbalik, Mingyu benar sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Wonwoo hanya tersenyum mengingat masa dimana ia masih bekerja mengurus pria tersayangnya. Ia sudah hafal letak koleksi pakaian Mingyu disimpan. Gerak tangannya lincah mengambil pakaian Mingyu.

Personal Assistant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang