Mingyu dan Seokmin mulai bekerja keesokannya sesuai perintah Jisoo. Setelah berdiskusi yang lumayan lama karena Jisoo ekstra bersabar meyakinkan kedua pemuda itu untuk menjalankan rencananya.
Termasuk meyakinkan Seokmin. Putra keluarga Lee itu sempat merasa sangat kesal, tapi demi sahabatnya maka ia rela membantu.
"Kita pakai metode yang Wonwoo gunakan, menyusup untuk bekerja demi bisa dekat dengan target. Ibu Wonwoo adalah orang yang teliti, aku harap kalian tidak ceroboh saat bekerja. Dia suka dengan orang yang rajin."
Seokmin masih setengah hati bekerja membantu Mingyu, sementara Mingyu hanya pasrah melakukan misi dari Jisoo.
Kedua pemuda itu tak menyangka akan disuruh menyamar menjadi kuli panggul. Mereka terbiasa hidup enak kini harus bekerja kasar.
"Gyu, aku lelah." Seokmin terus mengeluh, tubuhnya sudah banjir keringat.
"Sudah jangan banyak mengeluh, kita kerjakan saja. Hitung-hitung olahraga." Mingyu bolak-balik mengangkut karung pupuk ke dalam gudang.
"Yak, bahkan ibuku saja tidak pernah menyuruh aku melakukan pekerjaan berat." Seokmin masih terus menyuarakan rasa protesnya.
"Dasar anak manja! Pantas saja hati Jisoo noona tidak terketuk, dia malas denganmu."
"Oh! Apa kamu bilang? Lihat saja! Aku bisa menaklukan hati seorang dewi." Seokmin langsung tersulut emosi lagi.
"Terserah!" Mingyu tidak ambil pusing, demi cinta pada Wonwoo ia rela latihan fisik dengan mengangkut barang. Untung ia terbiasa latihan fitness dari jadwal yang Wonwoo buat.
Sementara Seokmin tak mau kalah, ia tak mau dipanggil pecundang. Ia sendiri memiliki otot yang kuat karena rajin olahraga.
Bibirnya berkata tidak, selalu mengeluh tapi di hatinya ingin menunjukkan sesuatu yang bisa membuat Jisoo bangga. Demi cinta ia rela menuruti arahan Jisoo untuk membantu Mingyu.
"Sudah diangkut semua?" Ucap seorang wanita paruh baya saat masuk ke dalam gudang.
Mingyu cukup terkejut dan langsung mengulas senyum, ia membungkuk hormat. Seokmin ikut memberi salam.
"Semuanya sudah Nyonya." Ucap Mingyu pada ibunya Wonwoo, Mingyu sudah menghafal dari foto yang diperlihatkan oleh Jisoo. Seokmin pun sudah paham kini mereka berhadapan dengan siapa. Mereka mulai berakting.
"Jangan panggil begitu, panggil saja Ibu. Saya terbiasa dipanggil Ibu oleh pegawai saya, karena kita keluarga disini."
"Ah begitu, iya Ibu..." ucap Mingyu grogi. Sudah lama sekali ia tidak mengucap kata ibu. Tiba-tiba ada rasa rindu pada ibunya yang telah tiada.
"Kamu tampan, tubuh kamu juga bagus. Sayang sekali, pemuda tampan seperti kamu mau kerja kasar begini. Kamu lebih pantas memakai stelan jas."
Mingyu langsung terdiam, perhatian ibunya Wonwoo langsung ke arahnya. "Ibu bisa saja...." Mingyu langsung tersipu malu.
"Ya sudah kalian lanjutkan kerjanya." Ibunya Wonwoo segera mengecek ke tempat lain, Mingyu hanya tersenyum dalam hatinya ia ingin mencari kesempatan untuk bisa mengobrol lebih dekat lagi.
Mingyu masih memandang sosok ibunya Wonwoo yang masih terlihat sangat cantik. Sementara Seokmin kembali bekerja sesuai perintah.
"Seok sini!" Mingyu menarik Seokmin agar bersembunyi karena tiba-tiba ia melihat Jun berjalan mendekati ibunya Wonwoo.
Seokmin langsung terkejut dan menurut untuk bersembunyi.
"Jadi dia?" Seokmin ikut mengawasi gerak gerik Jun yang terlihat sedang berbincang dengan ibunya Wonwoo.
"Hmm iya, itu dia."
"Ada yang datang lagi." Mingyu melihat ada mobil sedan berwarna biru datang dan parkir di depan gudang.
"Aish! Gadis nakal! Sejak awal dia memang mengerjai aku!" Mingyu menggerutu kesal karena melihat si pengemudi mobil yang baru datang ternyata adalah Wonwoo.
Wonwoo datang sendiri dengan membawa beberapa berkas, penampilannya terlihat santai dengan kemeja dan celana denim model pensil yang sangat pas di tubuhnya.
"Kenapa?" Seokmin menatap heran ke arah Mingyu.
"Dia mengaku padaku tidak bisa mengemudi! Jelas-jelas aku melihatnya tadi dengan sekali parkir mundur dia sangat lancar!"
Seokmin tertawa geli hingga hidung mancungnya mengerucut lucu.
"Wonwoo sangat unik! Tapi aku melihatnya lebih cocok denganmu, dibanding dengan Jun."
"Benarkah? Aku juga berpikir seperti itu, dia cantik dan aku tampan. Selera fashion dia juga bagus, lihat kaki jenjangnya dan sepatu yang digunakan. Apa dia tidak pegal dengan high heels yang runcing itu?"
Plak!
"Yak! Kita kesini jauh-jauh untuk mengambil hati ibunya! Kenapa kamu jadi berkomentar dengan apa yang ia kenakan?" Seokmin menggeram gemas rasanya.
"Hehe... dia terlalu indah untuk dilewatkan." Mingyu tersenyum malu, namun hatinya merasa senang bisa melihat Wonwoo lagi.
Sementara di kantor milik ibunya Wonwoo, sang ibu sibuk mengecek laporan hasil penjualan.
"Ada apa kamu kesini?" Ucap Wonwoo angkuh dengan keberadaan Jun.
"Aku hanya ingin bertemu Ibu. Bukan untuk melihatmu."
Wonwoo menatap dengan sebal pada Jun, setelah menaruh berkas ia langsung keluar.
"Hmm.. aku suka aroma parfum kamu." Ucap Jun dengan tersenyum, Wonwoo hanya melirik tidak suka.
"Kalian masih belum akur? Lusa kalian akan bertunangan." Sang ibu melirik tajam pada kedua anak muda itu.
"Ibu, kita sudah bahas ini sebelumnya. Aku tidak berminat." Wonwoo benar-benar pergi merasa kesal harus berdebat kesekian kalinya.
"Wonwoo sayang..." panggilan dari ibunya tak mampu menghentikan Wonwoo, wanita cantik itu terus berjalan menuju rumah kaca yang berisi tanaman kesayangannya.
Dengan memakai apron dan sarung tangan, Wonwoo mulai merawat koleksi bunganya. Perlahan emosinya turun setelah melihat bunga-bunga kesayangannya.
"Tanaman disini terawat dengan baik, aku tidak tahu kalau kamu suka dengan tanaman. Melihatmu disini seperti seorang peri tanaman. Bahkan kecantikan kamu mampu bersaing dengan mereka semua."
Wonwoo langsung menoleh ke sumber suara, kedua matanya berbinar senang melihat Mingyu berdiri di belakangnya.
Terlalu rindu, Wonwoo langsung menghambur memeluk sang pria. Mingyu tentu membalas pelukan wanita tercintanya.
"Apa kabar? Asisten..."
"Merasa lebih baik kalau terus seperti ini, bosku memang terbaik."
"Aku benar memotong gajimu karena kamu cuti terlalu lama."
Wonwoo melepas pelukan dan tertawa malu, Mingyu terus menatap wajah ayu Wonwoo dengan tangannya mengusap rambut Wonwoo yang sangat halus dan tentunya beraroma wangi.
"Tunggu! Kenapa kamu berpakaian seperti ini?" Wonwoo menatap heran penampilan Mingyu yang terlihat 'agak' berantakan.
"Ceritanya panjang, ini ide Jisoo noona. Ah, aku mau tanya dimana kebun strawberry? Aku disuruh kesana. Kita mengobrol sambil berjalan?"
"Aku antar, aku juga ingin kesana. Hari ini memang jadwal petik buah strawberry." Mood Wonwoo menjadi sangat baik dengan kehadiran Mingyu. Ia langsung merapihkan peralatannya.
Wonwoo terus mengapit lengan besar Mingyu, bergelayut manja tidak peduli banyak pasang mata yang melihat dan berbisik setelah mereka keluar dari rumah kaca itu.
"Wonwoo!!!"
Panggilan dari seseorang menghentikan langkah Wonwoo dan Mingyu pastinya. Keduanya kompak menoleh dan seketika diam mematung memandang seseorang yang terlihat marah.
🍓TBC🍓
🍓20 April 2019🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant ✔
FanfictionJeon Wonwoo terlalu mencintai untuk pemuda bernama Kim Mingyu. Ia rela bepergian jauh dan melepas pekerjaannya hanya untuk mendekati Mingyu dan memaksa masuk ke dalam ruang lingkup pribadi Mingyu, yang bahkan tidak mengenal Wonwoo (?) Hanya ingin le...