Duduk bersama dimana ada ibunya Wonwoo, Mingyu, Wonwoo dan tentu ada Jun. Sang ibu hanya menarik nafas melihat wajah Mingyu yang hanya terdiam menunduk. Mingyu masih memikirkan harus bagaimana untuk melunakkan hati wanita paruh baya di depannya saat ini. Ibunya Wonwoo masih terlihat marah saat ini setelah melihat putrinya menempel pada pemuda lain bukan dengan Jun.
Jun hanya tersenyum meledek melihat pasangan yang sedang di mabuk asmara kepergok saat sedang berdua.
"Ibu, aku sudah berulang kali menolak tapi kalian terus memaksa. Aku tidak mencintai Jun."
Nyonya Jeon hanya menggigit bibirnya saat melirik antara putri kesayangannya dan Jun.
"Ibu sudah bosan mendengarnya, kalian kan bisa saling mengenal setelah menikah nanti. Kamu kira dulu ibu dan ayah tidak seperti kamu?"
Wonwoo hanya merengut kesal, percuma membangkang.
"Anak muda, apa tujuanmu? Mau merebut Wonwoo dari Jun?"
Mingyu terlalu gugup menghadapi situasi seperti ini, terlalu mendadak bahkan Jisoo belum membahas kalau mereka ketahuan harus bagaimana. Ia memutar otak mencari alasan tepat. Wonwoo terus menatapnya menaruh harapan pada Mingyu.
Ibunya Wonwoo masih menunggu jawaban dari pemuda yang baru ditemuinya hari ini. Jun hampir meledakkan tawanya melihat ekspresi Mingyu yang kebingungan.
Mingyu menarik senyumnya dan kembali menatap ibunya Wonwoo.
"Ibu, maaf kalau saya lancang. Tapi, bisakah kalau saya ikut memperjuangkan putri anda? Saya sangat mencintainya, saya membutuhkannya, kami saling melengkapi satu sama lain. Saya tahu, kalau ia akan segera bertunangan, namun hati saya sakit kalau ada pria lain yang mendampingi Wonwoo. Saya akan terus menyalahkan diri saya kalau impian saya untuk bersama Wonwoo tidak tercapai."
Mingyu lancar mengucap kalimat panjang dan sesekali melirik ke arah Wonwoo. Nyonya Jeon dan Jun hanya melongo melihatnya.
"Ah, kalian membuatku mual." Ucap Jun.
"Ckck, kalau tidak bisa bersikap romantis lebih baik diam saja." Balas Mingyu, Wonwoo menahan tawanya.
"Ibu, saya mohon dengan sangat berikan kesempatan pada saya untuk membuktikan kalau saya pantas untuk menjadi suami seorang Jeon Wonwoo."
Wonwoo tentu sangat girang dibuatnya, ia refleks bertepuk tangan sementara Jun sudah menatap dengan bosan.
"Memangnya apa yang bisa kamu buktikan?" Ibunya Wonwoo bertanya balik dan Mingyu langsung terdiam mencari jawaban. Ia benar-benar tidak berpikir ulang dengan apa yang telah ia ucapkan.
"Kamu tidak hamil kan?" Jun meledek Wonwoo.
"Apa maksudmu?" Wonwoo memberikan tatapan tidak sukanya. Nyonya Jeon pun refleks menatap putrinya.
"Karena dia ingin membuktikan, aku hanya menebak apa bukti yang ia maksud adalah kamu hamil anaknya."
"Dengar! Aku tidak serendah itu! Jangan samakan aku dengan kekasihmu itu!"
Mingyu dan Nyonya Jeon hanya terdiam menatap Wonwoo dan Jun berseteru.
"Apa maksudmu?" Jun terpancing emosi.
"Kamu yang memulai! Aku tidak tahan lagi! Kamu kira aku tidak tahu? Kamu punya anak dengan kekasihmu itu kan? Itu alasan kuat kamu tidak bisa melepasnya kalau kita tetap menikah."
Mingyu dan Nyonya Jeon terperanjat kaget mendengar ucapan yang keluar dari bibir Wonwoo.
Jun menggeram menahan marah, bibirnya terkatup rapat, menatap tajam pada Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant ✔
FanfictionJeon Wonwoo terlalu mencintai untuk pemuda bernama Kim Mingyu. Ia rela bepergian jauh dan melepas pekerjaannya hanya untuk mendekati Mingyu dan memaksa masuk ke dalam ruang lingkup pribadi Mingyu, yang bahkan tidak mengenal Wonwoo (?) Hanya ingin le...