Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa Wonwoo sudah berada di Korea lagi selama 5 bulan. Proyek kerja sama antara Wonwoo dan Jisoo berjalan lancar, dan pastinya berkat bantuan Mingyu juga.
Seungcheol menatap puas saat membaca laporan grafik perusahaan yang ia pimpin bersama kedua saudara sepupunya. Jisoo sebagai pimpinan untuk bidang kosmetik dan Mingyu yang menghandle untuk pemasaran.
"Bagaimana hubungan kamu Gyu? Melihat angka penjualan tinggi, pekerjaan kamu bagus dan kalian tidak berencana untuk ke tahap yang lebih serius?"
Mingyu hanya mengulum senyum, bingung harus menjawab pertanyaan kakaknya. Pemuda itu hanya memainkan ballpoint di depan kedua kakak sepupunya.
"Apa persyaratan dari Wonwoo sangat rumit bagimu?" Jisoo langsung menebak, Mingyu masih saja tersenyum.
"Syarat? Syarat apa?" Seungcheol bingung menatap kedua adiknya satu persatu.
"Kalau wanita cantik seperti Wonwoo memang sangat eksklusif. Dia tidak akan sembarang memilih, tapi kenapa dia bisa mau sama kamu ya Gyu?"
"Maksud hyung apa? Aku ini sudah 'pantas' bukan?" Mingyu seperti biasa langsung protes kalau ada sesuatu yang meragukan dirinya.
Seungcheol dan Jisoo hanya tertawa, menggoda Mingyu menjadi kesenangan sendiri bagi mereka.
"Gyu, aku rasa Wonwoo itu sebenarnya menunggu kamu. Kapan kamu siap?" Ucap Jisoo.
Mingyu menarik nafasnya dan menatap langit-langit ruangan Seungheol, sangat nyaman dan sejuk. "Apa yang noona katakan memang benar, Wonwoo memang mengajukan syarat padaku." Ucap Mingyu serius, kedua kakaknya menjadi sangat tertarik untuk mendengar curhat si bungsu.
"Karena hyung pernah menjanjikan aku posisi yang lebih tinggi, maka ia menggunakan itu sebagai syarat. Aku sendiri masih belum yakin, hyung dan noona pasti tahu kemampuan aku. Saat ini saja, terkadang aku masih melakukan salah. Bagaimana nantinya kalau tanggung jawabku lebih besar."
"Jadi itu yang membuatmu galau? Kenapa tidak bilang? Aku bisa langsung meresmikan kamu saat ini juga." Ucap Seungcheol.
"Aku rasa bukan karena jabatan. Wonwoo bukan wanita matrialistis, ia tidak haus akan jabatan, atau kekayaan." Ucap Jisoo.
"Lalu?" Seungcheol semakin penasaran, Mingyu juga ikut penasaran dengan ucapan Jisoo.
"Oh God! Kamu tidak bisa menebaknya Gyu? Wonwoo itu punya segalanya! Pertama, dia sengaja mendorong kamu untuk mencapai posisi itu agar kamu semakin rajin tidak seperti dulu yang suka malas."
"Oke lalu?"
"Gyu, jabatan hanya untuk sekedar formalitas. Bisa saja kalian berada di suatu pesta lalu berkenalan dengan orang lain dan pasti akan saling menyombongkan diri. Sejak awal Wonwoo sengaja membuat kamu terlihat 'pantas', dia tidak main-main. Dia sangat serius."
"Oh noona, intinya saja. Aku pusing."
"Tunggu! Aku paham Gyu! Kita sebagai pria terkadang hanya melihat di 1 sisi, tapi pandangan wanita bisa 2 sisi."
"That's it! Dia sengaja jauh-jauh datang memang ingin bersama kamu, mengenal kamu lebih dalam. Mengubah kamu dari anak nakal menjadi eksekutif muda seperti ini. Seorang wanita akan merasa bangga jika bisa menemani dan bersama orang yang ia cinta dari 0 hingga pria itu sukses. Gyu, setelah kalian berkencan apa dia ada singgung masalah syarat?"
"Tidak, kami jalani hubungan biasa saja. Ya, layaknya pasangan pada umumnya."
"Kamu pernah tidur dengannya? Tidur dalam tanda kutip." Seungcheol mulai dengan bahan ledekannya yang membuat Mingyu malas menjawab.
"Apa aku harus cerita padamu tentang hal seperti itu?" Ucap Mingyu tidak terima, padahal dalam hatinya ia ingin menjerit mengatakan tidak. Mingyu begitu patuh dalam perjanjian yang dulu pernah mereka sepakati bersama.
Seungcheol tertawa geli, Jisoo pun ikut menertawakan adik bungsunya itu. Mingyu hanya pasrah selalu jadi bahan candaan kedua kakaknya.
"Gyu, intinya Wonwoo tidak melihat jabatanmu itu apa. Dia memang sudah memilihmu, dia hanya ingin berada di dekatmu terus. Malah terkadang, ia sempat merasa tidak percaya diri. Oh God! Seorang Jeon Wonwoo tiba-tiba bertanya 'eonnie, apa aku cukup cantik untuk bersanding dengan Mingyu? Aku takut ada wanita yang lebih cantik dan dia berpaling."
"Hah?" Mingyu menatap Jisoo seolah tidak percaya.
"Bahkan dia pernah meminta pendapat padaku, 'eonnie, kalau aku pakai warna ini apa terlihat bagus dan seksi? Mingyu menyukai wanita seksi, apa aku terlalu kurus?"
"Dia? Dia mengatakan begitu?" Mingyu tersipu malu mendengarnya, ia tidak menyangka kalau Wonwoo benar-benar mengagumi dirinya.
"Gyu, apa kamu tidak merasa kalau Wonwoo sering menggodamu?"
"Hmm... tidak."
"Aku ubah pertanyaannya, apa kamu pernah merasa tergoda ingin bercumbu dengannya?" Jisoo masih penasaran.
Mingyu terdiam mencoba mengingat saat bersama Wonwoo. Jisoo dan Seungcheol terus menatap Mingyu.
"Kalau aku iya." Ucap Seungcheol yakin dan membuat Mingyu menatap tajam ke arah kakaknya.
"Kalau aku belum menikah, lalu melihat wanita seperti Wonwoo... aku tertarik dengannya dan ingin langsung mengajak berkencan."
"Coba ulang hyung, aku rekam mau kirim ke Jeonghan noona." Ucap Mingyu kesal dan membuat Seungcheol serta Jisoo tertawa. Bahkan ia sampai mengacungkan ballpointnya ke arah Seungcheol.
"Ampun Gyu! Jangan..." Seungcheol masih terkekeh geli, buru-buru minta maaf karena sadar ballpoint yang Mingyu pegang bisa merekam suara.
"Apa jawabanmu Gyu?" Jisoo kembali mengalihkan perhatian ke pokok masalah.
"Ya... lelaki mana tidak tergoda melihat cara dia berpakaian, tubuhnya langsing dan dia selalu memakai pakaian yang pas body. Walau tidak berpakaian mini tapi dia sangat elegan dan auranya seksi. Ditambah gerak-geriknya yang sering manja, membuat aku tidak tahan ingin menerkamnya saat itu juga."
Seungcheol dan Jisoo tertawa geli, Mingyu langsung berubah malu setelah menjawab. Ia terlalu jujur jadi malu sendiri.
"Itulah Gyu! Itu poin pentingnya! Dia berusaha menampilkan dirinya untuk menggodamu! Ah... repot sekali kalau kamu tidak peka begini."
"Lalu hubungan dengan jabatan itu apa?"
Jisoo menarik nafas dengan dalam, begitu juga dengan Seungcheol.
"Intinya saat kalian bersama setidaknya ada yang bisa dibanggakan 'Hallo nama saya Kim Mingyu, saat ini saya adalah seorang Direktur Eksekutif. Atau saat Wonwoo memperkenalkan kamu pada orang tuanya 'Ayah, ini calon suami aku. Dia Direktur Eksekutif, keren ya ayah."
Mingyu mengangguk mengerti ucapan Seungcheol.
"Lalu masalah Wonwoo, dia berusaha mensejajarkan dirinya agar terlihat bagus melalui penampilannya, agar kamu tetap melihatnya tanpa peduli wanita lain."
Seungcheol selesai menjelaskan, Mingyu masih terdiam.
"Paham?" Tanya Jisoo dan Seungcheol serempak.
"Sedikit, tapi masih loading. Hyung bicaranya terlalu cepat."
Jisoo langsung memukul lengan Mingyu yang duduk di sebelahnya, sementara Seungcheol membanting map yang berisi laporan di depan kedua adiknya.
"Intinya kamu harus segera melamarnya!" Ucap Seungcheol gemas.
🍓🍓🍓
Note :
Karena aku menyukai proses, maka setiap chap ada porsinya. Chap kali ini interaksi Seungcheol, Jisoo dan Mingyu yang belum pernah di chap sebelumnya.
So, proses Meanie married masih berjalan...Happy Weekend...
Happy Anniversary 4th...
🍓25 May 2019🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant ✔
FanfictionJeon Wonwoo terlalu mencintai untuk pemuda bernama Kim Mingyu. Ia rela bepergian jauh dan melepas pekerjaannya hanya untuk mendekati Mingyu dan memaksa masuk ke dalam ruang lingkup pribadi Mingyu, yang bahkan tidak mengenal Wonwoo (?) Hanya ingin le...