PART 4

5.5K 222 16
                                    

Happy Reading....

Binar tidak pernah menyangka Steve akan mengajaknya menonton di bioskop. Bahkan Binar lupa, kapan terakhir kali ia masuk kedalam gedung bioskop. Biasanya Steve akan mengajaknya Dinner romantis atau memanjakannya dengan berbelanja. Bukan belanja pakaian atau sepatu branded seperti kebanyakan wanita di luaran sana, tapi Binar lebih memilih menghabiskan uang Steve untuk belanja berbagai macam genre novel, dari edisi terbaru hingga edisi lama semua akan di borongnya. Kesibukannya akan derita batin dari masalalu membuatnya enggan melewati hari hanya untuk sekedar menonton di bioskop. Binar lebih senang menghabiskan waktu senggangnya diam didalam kamar dengan tumpukan novel kesayangannya. Walau bisa di katakan 50% dari koleksinya masih belum sempat ia baca. Bahkan Rendra sengaja membuatkan tempat untuk koleksi novel Binar yang berjubel, tentunya dibantu orang yang ahli di bidangnya.

Belum usai keheranan Binar, selepas nonton Steve mengajaknya makan di salah satu restoran seafood di pinggir pantai dengan konsep lesehan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum usai keheranan Binar, selepas nonton Steve mengajaknya makan di salah satu restoran seafood di pinggir pantai dengan konsep lesehan. Seperti sepasang kekasih saja, pikir Binar. Larut akan obrolan santai dengan berbagai macam topik hingga dering ponsel milik Steve mengintrupsi keseruan dari obrolan mereka. Dan disinilah mereka saat ini, lobi salah satu hotel berbintang.

"Aku akan tunggu disini!" Binar menghentikan langkah kakinya lalu menarik tangan dari genggaman Steve.

Steve sedikit terkejut.

"Tidak! Aku tidak mau ambil resiko meninggalkan mu sendirian disini."

"Aku bukan balita berusia 3 tahun Steve," bibir Binar mengerucut.

"Aku akan menunggu mu di sana," ia menunjuk sofa di sudut lobi dengan dagunya.

"Tapi-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi-"

"Jika tidak, aku akan pulang sendiri saja!" Binar hendak berbalik namun lengannya sudah di cekal lebih dulu.

"Baiklah! Tetaplah disana, aku tidak akan lama," Steve tidak pernah bisa menolak keputusan Binar.

Tidak banyak yang tau Steve adalah pemilik dari hotel ini. Warisan dari sang kakek -ayah dari ibunya-. Hanya Binar dan Rendra, orang luar yang tau hal itu. Indentitasnya sengaja di rahasiakan, karena ia tidak ingin wajahnya menjadi terlihat familiar di mata masyarakat, terlebih para karyawan hotel sendiri. Hanya jika ada masalah mendesak seperti ini barulah ia akan datang, itupun dengan pakaian sederhana. Semua urusan ia serahkan pada orang kepercayaannya, Steve cukup memantau dari kejauhan saja.

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang