Sudah tersedia dalam PlayStore. Klik link di bawah ya...
https://play.google.com/store/books/details?id=8PHgDwAAQBAJ
BINAR AURORA. 31 th
Pengkhianatan cinta di masa lalu, membuatnya tenggelam dalam kubangan pesakitan yang teramat dalam. Menorehkan l...
Suara derap sepatu seseorang yang tengah berlari di atas treadmill menimbulkan bunyi lirih, mungkin efek area gym yang sepi.
Manik hitamnya mengedar ke setiap sudut ruang gym yang luas, hanya ada dua wanita disana. Satu wanita tampak bersiap untuk mengakhiri olahraganya, dan satu wanita masih berada di atas treadmill.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dahi Serkan berkerut saat memperhatikan sosok yang tengah berlari di atas treadmill menatap ke arah luar jendela kaca. Merasa tidak asing dengan sileut wanita itu.
Tangannya bergerak di udara memberi perintah pada Arlo untuk mendekat.
"Kosongkan area gym ini," perintahnya.
Tanpa bertanya lagi, Arlo sudah paham dengan maksud tuannya dan segera menjalankan perintahnya.
Paras tampan itu menampilkan smirk tipisnya, berjalan perlahan ke arah deretan treadmill. Beruntungkah ia mengambil keputusan ini tadi, gym dimalam hari? Dan tanpa ia duga wanita yang ia incar berada di tempat yang sama. Rencana Tuhan tidak pernah bisa kita duga.
Terlalu fokus atau tengah melamun, hingga wanita ini tidak menyadari kehadirannya. Bahkan telinganya saja tidak tersumpal headset.
Serkan naik di atas treadmill sebelah tanpa ada niatan untuk menyalakan atau menggunakannya. Bersandar disana menatap lekat wajah yang penuh akan peluh keringat, rambut yang di kuncir ekor kuda ditambah tanktop putih membuat leher jenjang itu terlihat menggoda, otaknya malah membayangkan andai keringat itu akibat olahraga di atas ranjang mungkin akan lebih menggairahkan. Shit! Dibawah sana terasa sesak.
Serkan tersenyum tipis, saat pada akhirnya tatapan mereka bertemu. Haruskah ia berbunga-bunga hanya karena ditatap tajam oleh wanita di depannya.
"Hanya kita berdua Binar," ujarnya, karena wanita itu tampak mengedarkan pandangan, mengamati area gym yang sepi.
Binar mengamati setia inci dari tubuh tegap di depannya.
'Demi kumis kucing,Kenapa ni cowok kelihatan hot sekali?'
Garis rahang yang kokoh dengan cambang tipis, hidung mancung, alis lebatnya, yang utama bibir tipis berwarna pink alami serasa pengen dicipok aja.
'Astagfirullah! Binar motone ojo jelalatan!'
Pahatan sempurna yang tercetak dibalik kaos biru polos membuat isi kepala Binar semakin menjelajah yang iya-iya.
"Mengagumi tubuh ku, heh?"
Binar tergeragap karena tercyduk sudah menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah dihadapannya, untuk menutupinya ia berdecak lalu turun dari atas treadmill menuju tasnya yang tergeletak di lantai, meraih botol lalu meminumnya.
"Tidak perlu gugup seperti itu, dengan senang hati tubuh ini rela di peluk bahkan di jamah oleh jari-jari lentikmu," ujar Serkan menahan tawa, yang kini sudah berdiri di depan Binar.