PART 18

2.9K 121 17
                                    

Yang nungguin Serkan ama Binar mana suaranya??


Trailer Binar Cinta CEO Berondong

Jangan lupa like dan subscribe ya...

Please... Please... please...
Senengin author ya....

Typo bertebaran...

Happy Reading 📖

--------💞--------


Hidup terlalu lama dengan bayang masalalu, tidak akan merubah apapun. Sejatinya hidup akan terus berjalan tanpa peduli bagaimana baik dan buruknya masalalu. Hanya perlu menjadikannya pelajaran untuk berusaha dan meraih yang terbaik kedepannya.

Hujan turun dengan deras tepat setelah pintu rumah bergaya sederhana ia buka, sebelum masuk, sepintas menatap gelapnya langit dan merasai dinginnya udara diakhiri dengan helaan nafas pelan.

Temaram di ruang tamu, masuk lebih dalam ruang keluarga sedikit mendapat penerangan dari arah dapur yang lampunya dibiarkan menyala. Memejamkan mata, menghirup dan merasakan suasana hangat dari rumah yang sudah sekian tahun menyatu dalam dirinya.

"Kamu sudah pulang Bi."

Seruan di sertai pelukan menyentak ketenangan Binar. Matanya terbuka, tubuhnya diam terpaku, tapi hati juga pikiran berusaha terjaga agar tetap berjalan normal. Kekuatan yang ia bangun sejak berjam-jam lalu, tidak ingin runtuh dalam sekejap. Sedikitpun tidak ada niatan Binar untuk membalas dekapan di tubuhnya, seperti yang biasa ia lakukan selama ini. Semua rasa berubah menjadi hambar.

"Maaf Bi. Maaf. Maafkan aku Bi."

Keheningan dalam rumah itu harus tersingkir akan bunyi derasnya air hujan diluar rumah, sebagai pengiring dari pergulatan dua batin yang secara perlahan berjalan menyimpang.

Ditangkupnya pipi Binar, manik mereka bertemu. Sendu dan datar, dua tatapan yang tidak lagi sejalan.

"Kamu kemana saja Bi? Aku mencarimu seharian," bahkan suara yang selalu menggetarkan hatinya tak lagi bermakna.

"Please Bi, jangan seperti ini. Aku tau aku salah, maaf pun tidak akan cukup mengobati luka yang aku berikan. Tapi setidaknya beri aku kesempatan memperbaiki ini Bi, aku janji. Aku mohon Bi."

Hembusan kasar nafas Binar hanya dalih untuk mengumpulkan kembali keteguhannya, sorot mata pria di hadapannya ini jelas penuh penyesalan. Tapi apa hal itu akan mengembalikan semuanya seperti semula?

"Aku maafkan, jika kamu menceraikan ku."

--------

Hembusan angin dipinggir pantai saat malam semakin larut, begitu dingin hingga menembus tulang. Mengabaikan alergi yang dimiliki, Binar masih betah duduk diatas pasir dengan kaki ditekuk depan dada. Menatap kosong debur ombak yang tak jauh dihadapannya. Hingga sepasang lengan kekar merengkuh lehernya diikuti sebuah selimut tebal membelit tubuhnya dari belakang. Tersentak dari lamunannya akan tindakan mendadak, tak lama ia merasakan kehangatan yang membuatnya merasa nyaman.

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang