PART 14

3.6K 165 22
                                    

Happy Reading 😘

Padahal ini sudah tatap muka kali kedua, setelah insiden di depan area gym

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal ini sudah tatap muka kali kedua, setelah insiden di depan area gym. Dahi Serkan berkerut.

Pikunkah pria didepannya ini?  Ya walau waktu itu Serkan sama sekali tidak memperkenalkan dirinya. Wajar jika kali ini juga, pria lebih tua dihadapannya ini mengajukan pertanyaan yang sama. Atau karena jas yang melekat ditubuhnya, hingga membuat Serkan tampak berbeda. Lebih berkelas, maybe?

Pandangan Serkan beralih kearah dalam mobil, saat suara lembut nan bergetar menyerukan namanya begitu pelan namun masih bisa ia dengar dengan jelas.

"Lepaskan dia!" manik mata Serkan menghunus tajam ke arah Arion.

"Jika tidak kau mau apa?" sengit Arion, seakan tidak mau kalah.

"Kau berurusan dengan orang yang salah, dude."

"Cuih! Kau hanya bocah ingusan, jadi jangan ikut campur,"

Berdebat akan memperpanjang masalah ini, Serkan mendorong tubuh Arion kesamping agar ia bisa leluasa menghampiri Binar. Pria itu jelas tidak rela, hendak menyerang Serkan dari belakang namun segera di halangani oleh kedua bodyguard Serkan.

Tanpa banyak bicara Serkan menggendong tubuh Binar yang jelas terlihat sangat kacau. Sorot mata ketakutan jelas terlihat di manik coklatnya yang masih mengalirkan cairan bening.

"You are safe now. You will be fine," Mendengar hal itu reflek Binar mengalungkan tangannya di leher dan menyembunyikan wajahnya di dada Serkan. Seketika aroma maskulin yang ia rindu selama berhari-hari mengisi indra penciuman Binar. Dan rasa kantuk menghampirinya.

Serkan menatap tajam Arion yang tengah dicekal oleh Carlos dan Roger.

"Urusan kita belum usai, aku akan buat perhitungan setelah ini," tidak peduli akan umpatan Arion, ia berlalu dari sana membawa Binar menuju mobilnya yang sudah ada Arlo dibalik kemudi.

Keheningan disepanjang perjalanan. Serkan menatap lekat wajah Binar yang berada di pangkuannya. Rahang yang memerah dengan bentuk jari jelas terlihat kontras dengan warna asli kulit tubuh Binar, ditambah mata sembab dan dahi yang sedikit membiru. Tanpa sadar tangan Serkan mengepal menahan amarahnya. Kelakuan pria brengsek itu tidak bisa diampuni.

DAMN!

Awalnya ia ingin menyusul Mirza yang tengan belanja beberapa pakaian di salah satu mall, setelah sepupunya itu membagi lokasi. Karena sebenarnya mereka berdua pergi ke Indonesia hanya membawa pakaian formal, tidak ada casualnya sama sekali.

Namun pandangannya tertarik pada sosok wanita yang tengah berjalan sendiri keluar dari area mall, niat hati ingin menghampiri wanita itu yang sudah berdiri di pinggir jalan raya. Hanya tinggal beberapa meter ia dikejutkan akan tindakan yang serupa penculikan.

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang