PART 20

3.6K 146 5
                                        


Typo bertebaran...

Happy Reading 📖...


-------💞------




Mirza terlonjak, sejak ia melewati pintu masuk rumah tidak menyadari ada seseorang yang tengah berdiri sambil bersandar pada dinding di pintu penghubung ruang tamu dengan ruang keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mirza terlonjak, sejak ia melewati pintu masuk rumah tidak menyadari ada seseorang yang tengah berdiri sambil bersandar pada dinding di pintu penghubung ruang tamu dengan ruang keluarga. Mungkin karena warna kemejanya yang sama dengan dinding. Putih.

"Kenapa kamu berdiri disana Serkan?" yang ditanya oleh Mirza masih diam tertunduk dengan tatapan kosong.

Hingga beberapa detik berlalu, akhirnya Serkan bersuara.

"Sejak kapan kamu akrab dengannya?"

Dahi Mirza berkerut, berusaha mencerna pertanyaan dari adik sepupunya. Namun ia masih tidak paham maksudnya.

"Siapa?"

Pandangan Serkan terangkat dengan khas sorot tajamnya.

"Binar Aurora," desisnya.

Hanya sekejap terkejutnya, kemudian Mirza kembali ke mode normalnya mengulas senyum tipis.

"Aku sudah ketahuan rupanya."

"Asshole! Apa sebenarnya tujuanmu? Kamu juga menyukainya Mirza!" sentak Serkan, kerah kemeja Mirza sudah di tariknya kasar.

"Tidak ada tujuan apapun.Aku hanya jalan-jalan biasa," sebagai kakak tentunya Mirza tidak boleh ikut terpancing emosinya.

Bugh

"JAUHI DIA!" nafasnya berderu akibat emosi yang meluap dengan mata berkilat tajam kearah Mirza yang sudah tersungkur dilantai.

Tak lama tampak Arlo dan dua bodyguard berlari cepat kearah mereka. Dengan sigap Arlo menarik tubuh tuan mudanya yang hendak menghampiri Mirza. Sedangkan Roger dan Carlos sudah memapah Mirza ke arah sofa ruang tamu.

"Jangan pernah mendekati dia!!" Serkan menghempas cekalan Arlo kasar hingga terlepas, tanpa melepas tatapan tajamnya pada Mirza.

"Egois sekali kamu! Lalu wanita semalam itu bagaimana? Mainanmu?" satu ujung bibir Mirza naik keatas, membentuk seringai meremehkan.

Semalam mereka pergi ke club bersama, jika Mirza hanya duduk diam dengan vodkanya, berbeda dengan Serkan yang di gelayuti seorang perempuan cantik nan seksi. Dan Mirza tidak menyangka perempuan itu ada hubungan tidak baik dengan Binar.

"Itu bukan urusan mu!"

Mirza tampak meringis karena Carlos menekan kapas bercampur alkohol ke sudut bibirnya yang pecah akibat bogeman Serkan. "Jika kamu serius dengan Binar, berhentilah bermain-main. Tidak ada wanita yang kuat  jika dikhianati untuk kedua kalinya."

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang