PART 21

2.5K 112 4
                                    

Typo bertebaran...

Happy Reading 📖

------💞------

Haruskan usahanya melarikan diri, menjadi sia-sia secepat ini? Bahkan baru 2 jam lebih sejak ia menjalankan rencananya, namun dengan mudahnya ditemukan begitu saja. Padahal semua ponsel canggihnya pemberian dari Rendra, Steve maupun Serkan sudah ia tinggalkan begitu saja di kamar. Berusaha meninggalkan semua barang, yang berkemungkinan bisa melacak keberadaannya. Sial memang!

Pria itu, yang bersandar pada mobil dengan setelan mahalnya terlihat begitu gagah nan tampan ditambah kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Bayangan akan dekapan hangat saat kedua lengan yang terlipat didada itu melingkari tubuhnya membuat darah berdesir. Bibir berwarna pink pucatnya begitu menggoda untuk di cecap bahkan dilumat. Oh pipinya merona dengan sendirinya.

Oh shut up Bi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh shut up Bi!

Hentikan pikiran kotor mu!

Abaikan! Abaikan! Abaikan! Abaikan!

Bagai mantra diucap dalam batin yang mendoktrin otak agar hasilnya bisa membuat tubuh juga hatinya tidak berlari ke arah pria itu. Sungguh pesonanya sulit diabaikan. Kemana pikiran dewasanya selama ini? Kenapa bisa seperti remaja kasmaran gini?
Hadeh!

Binar berjalan kearah motornya yang terparkir didepan mini market, meneguk air mineral yang baru saja dibelinya hingga sisa setengah. Pura-pura tidak melihat keberadaan Serkan yang berjarak beberapa ratus meter darinya. Persetan dengan pria player sepertinya, tujuannya kali ini lebih penting. Melepas rindu pada buah hatinya.

Seakan tidak terjadi apapun, Serkan membiarkan motor matic yang dinaiki Binar melewatinya begitu saja. Seringai tipis itu terbit, kala masih menangkap semu merah tadi. Setidaknya masih ada harapan walau sedikit sulit.

Umpatan demi umpatan Serkan lontarkan berkali-kali, seharusnya ia tau salah besar mengekori sepeda motor menggunakan mobil. Terlebih jika kendaraan sudah berjajar seperti ini dijalanan. Truck, Bus, Tronton, dan beberapa mobil pribadi melaju beriringan sudah seperti konvoi saja. Hendak nyalip tapi dari arah berlawanan kendaraan juga padat. Dan yang membuatnya semakin dongkol, Serkan kehilangan jejak Binar.

Bagaimana bisa wanita itu begitu lihai menyalip di sela-sela padatnya kendaraan? Apa ia punya nyawa lebih dari satu, hingga menggunakan kecepatan diatas rata-rata? Oh sial! Wanita itu membuatnya semakin gila.

------💞------

Beberapa kali melirik spion, Binar masih dirundung cemas. Pasalnya ia lupa bagaimana bentuk dan warna mobil yang dipakai Serkan tadi. Ditambah keyakinannya bahwa pria itu tidak akan melepasnya begitu saja, walau jarak mereka sudah jauh. Binar tidak bodoh, hingga tidak bisa membedakan kecepatan mobil dan motor. Jadi ia berencana mampir dirumah saudara yang ada di Gilimanuk. Karena tidak ada yang tau hal itu, bahkan Rendra sekalipun.

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang