PART 3

5.9K 213 3
                                        


Happy Reading

Sesampainya di kamar hotel semalam, waktunya ia habiskan untuk  tidur hingga keesokan siangnya, melewatkan sarapan bukan masalah besar baginya karena jauh dari pantauan sang Mommy. Ya jika wanita  yang melahirkannya tau, bisa dipastikan akan ada omelan panjang khas seorang ibu. Mengingat hal itu membuat ia merindukan ibunya, padahal baru sehari mereka berjauhan.

Tangannya yang berotot begitu cekatan mengancing kemeja putih yang melekat pada tubuhnya, lalu menggulung kedua lengannya hingga batas siku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya yang berotot begitu cekatan mengancing kemeja putih yang melekat pada tubuhnya, lalu menggulung kedua lengannya hingga batas siku. Merapikan sedikit rambutnya, walau pada akhirnya memang sengaja di buat tidak rapi. Sebuah smirk ia terbitkan saat menatap pantulan dirinya di cermin. Mengagumi ketampanannya sendiri.

Perlahan ia melangkah ke arah pintu, melirik sekilas Rolex di pergelangan tangannya, 13:38 dan tujuan utamanya kini adalah mencari tempat makan siang dengan menu yang sedikit berbeda. Menu restoran akan sama seperti yang biasa ia kunjungi. Dahinya berkerut setelah pintu kamar hotel ia buka, dan setelahnya tatapannya berubah tajam.

"Apa yang kalian lakukan disini?" desisnya, ditujukan pada tiga pria berbadan kekar di depannya.

"Maaf tuan muda, kami di perintah oleh nyonya besar," jawab pria yang di tengah, yang tak lain adalah tangan kanannya. Arlo Ashton. Jika sudah seperti ini, ia tidak yakin kalau benar-benar merindukan sang Mommy. Rasa jengkel mendadak merayap menghinggapi benaknya.

Belum sempat Serkan meluapkan kekesalannya, ponsel di sakunya sudah berdering. Menghela nafas yang bisa ia lakukan, melihat nama yang tertera di layar smartphone canggih miliknya.

"Jangan coba-coba mengusir mereka!!" Serkan meringis mendengar suara nyaring dari seberang telpon.

"Bisa-bisanya kamu pergi menggunakan pesawat komersial, tanpa asisten dan pengawalan pula. Bagaimana jika terjadi sesuatu? Dimana pun kamu berada, nyawa mu ada dalam bahaya Serkan, jadi jangan pernah menyepelekan hal ini. Mommy dan Daddy tidak mau ambil resiko, kamu putra kami satu-satunya. Tidak bisakah kamu mengerti akan kecemasan kedua orang tua mu!" menyadarkan tubuhnya di pintu dengan diam, mendengarkan ocehan sang ibu.

"Sorry Mom! Bisakah kita sudahi masalah ini?" ujar Serkan santai.

"Aku tidak akan mengusir mereka bertiga," Serkan menatap bergantian ketiga bawahannya.

"Tapi akan aku sayat langsung leher mereka satu persatu, love you Mom."

Sontak ketiga pria yang sebelumnya menunduk langsung menatap Serkan dengan tatapan 'Tidak tuan muda!'

Binar Cinta CEO Brondong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang