Saat pulang, Elizabeth mengerutkan keningnya karena pelayannya mengatakan padanya bahwa Jessica sudah berada di sini sejak tadi. Apa lagi yang diinginkan gadis itu? Dia ingin istirahat, dia tidak berminat untuk melayaninya saat ini. Yah, tapi tidak masalah. Dia ingin melihat apa lagi yang akan dilakukan olehnya.
"Jessica, sejak kapan kamu tiba?"
"Ah, Eliza! Kemana saja kamu? Aku sudah menunggumu sejak tadi"
"Maaf, aku ingin menenangkan diri di kafe. Kamu tidak tahu apa yang dikatakan Alex padaku sepulang sekolah tadi. Dia sangat menyebalkan. Dia mengatakan padaku kalau aku merayunya. Padahal aku sudah tidak tertarik padanya lagi. Dan juga, dia berkata bahwa kamu berbicara padanya tentang aku yang berkata bahwa kamu tidak pantas untuknya karena memiliki pangkat yang lebih rendah daripada aku. Kamu tidak mungkin mengatakan itu padanya kan? Lagipula kamu yang mengatakan kalau aku masih tidak sejajar untuk Alex, jadi tentu saja orang yang lebih rendah dariku juga tidak pantas. Kamu juga berpikir begitu kan? Standarnya tinggi!"
Jessica terpaku di tempatnya, wajahnya menjadi canggung, tapi ada kemarahan yang terpancar di matanya. Melihat hal itu, Elizabeth sedikit terhibur.
" Tapi jika Alex ------"
" Oh, dan juga, Alex tiba-tiba berkata tentang aku yang mengatakan bahwa kamu tidak pantas untuknya. Bahwa aku tidak mungkin melebihimu. Aku benar-benar tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Itu membuatku bingung. Kenapa itu malah berhubungan denganmu?" Elizabeth nampak berpikir keras. Tidak menghiraukan Jessica yang hendak berbicara sesuatu.
Raut wajah Elizabeth yang bingung itu berangsur-angsur berubah, tapi ada sedikit jejak keraguan di matanya. "Mungkin . . . Apa kamu berhubungan dengan Alex? Aku baru sadar, kalian sangat dekat satu sama lain. Orang-orang selalu berkata bahwa kamu lebih cocok untuknya daripada aku. Dulu aku tidak memperdulikannya tapi sekarang sepertinya cukup aneh."
Setelah mendengar spekulasi yang dikatakan Elizabeth, terdapat sedikit kekhawatiran pada Jessica. Jika Elizabeth mencurigainya, itu tidak akan bermanfaat baginya. Dengan gelisah dia berkata, "Apa maksudmu Eliza, tidak mungkin aku memiliki hubungan dengan Alex di saat kamu masih menjadi tunangannya"
Saat itu juga wajah Elizabeth berkerut "Jadi maksudmu karena aku sudah tidak memiliki hubungan tunangan dengan Alex, kamu sekarang memiliki hubungan dengannya?"
"Ah! . . ."
Pikiran Jessica kosong untuk sesaat karena ucapan Elizabeth. Tapi dengan segera wajahnya menjadi semakin panik.
" Eliza, bukan itu maksudku! Aku . . . Aku . . Tidak ada hubungan apapun diantara kami. Jangan percaya pada omongan mereka. Aku dekat dengan Alex karena aku mencoba membantumu untuk mendekatinya. "
"Ah! Jadi begitu." Seru Elizabeth. "Tidak mungkin kamu melakukannya karena kamu tahu kalau aku dulu menyukai Alex. Bukankah Jika kamu mendekatinya, itu seperti menusukku dari belakang! Tapi kamu tidak mungkin seperti itu kan!" Elizabeth tertawa akan pemikirannya sendiri. Tapi di dalam hati, dia sebenarnya menertawakan raut wajah Jessica yang sejak tadi berubah-ubah karena kepanikannya sendiri.
" Y . . ya. Benar. Itu tidak mungkin." Jessica tertawa canggung.
"Yah, kita tidak perlu memikirkan hal itu lagi" kata Elizabeth. "Ngomong-ngomong, ada apa kamu kemari Jessica? Maaf mengajakmu curhat sejak tadi."
"Tidak apa-apa! Aku hanya ingin melihat keadaanmu karena aku mendengar Alex tiba-tiba ingin bertemu denganmu." Ucapnya dengan wajah yang ramah. Tapi tangannya sudah mengepal, menahan kemarahan di dalam hatinya.
Dia tidak berharap akan berakhir seperti ini. Dia mengatakan pada Alex bahwa Elizabeth mengolok-olok orang yang memiliki derajat lebih rendah darinya. Dia takut setelah melihat kecantikan Elizabeth, Alex mungkin akan tertarik pada Elizabeth. Dia ingin pandangan Alex tentang Elizabeth menjadi sangat buruk hingga tidak bisa diubah. Tapi sekarang, bukan hanya gagal tapi Elizabeth menjadi curiga padanya.
"Oh, jadi begitu. Kamu tidak perlu khawatir Jessica, aku tidak apa-apa." jawabnya dengan senyum cerah yang terpancar di wajahnya.
Melihat senyumannya yang masih bisa secerah itu, Jessica benar-benar tidak mengerti Elizabeth yang sekarang. Samar-samar dia merasa Elizabeth berbeda dari sebelumnya. Tapi melihat dia begitu mudah percaya padanya, keraguannya perlahan menghilang.
"Senang melihatmu baik-baik saja. Sebelumnya aku sangat khawatir padamu. Tapi karena sekarang sudah tidak apa-apa, aku bisa pulang dengan lega."
"Baiklah, berhati-hatilah di jalan, Jessica"
"En."
Jessica segera pergi dari sana. Hatinya tidak merasa nyaman jika dia terus tinggal di tempat itu.
Sementara, Elizabeth yang melihat kepergian Jessica tidak bisa menahan senyumannya hingga matanya menyipit seperti bulan sabit. Dia benar-benar terhibur saat bermain dengan Jessica. Terasa seperti seekor kucing yang senang memainkan sebuah permainan yang disukainya.
🐾🐾🐾
Makan malam di hari itu begitu hidup. Elizabeth sangat menikmati kehidupan barunya karena dulu dia hidup sebagai yatim piatu. Sekarang berbeda. Dia memiliki orangtua dan kakak yang sangat perhatian padanya. Bahkan jika mereka sebenarnya bukan keluarga aslinya, dia sangat menyayangi mereka. Dan semakin hari berlalu, dia sudah terbiasa menjadi Eliza.
"Eliza, sepertinya akhir-akhir ini kamu tidak dekat dengan Jessica. Apa ada masalah di antara kalian?" Tanya ibunya. Mengingat Jessica, Elizabeth mencibir di dalam hatinya.
"Ohh, tidak apa-apa bu. Aku hanya merasa kalau Jessica sebenarnya tidak baik. sepertinya Jessica menyukai Alex, bahkan mendekatinya di saat aku masih bertunangan dengan Alex. Karena itu aku dulu selalu mendengar kalau Jessica dan Alex lebih cocok menjadi pasangan." Jelasnya dengan wajah yang datar. Tapi orang lain yang mendengarnya sudah memiliki dorongan untuk memukul seseorang.
Bagaimana mungkin mereka membiarkan malaikat kesayangan mereka dekat dengan orang seperti itu? Bukankah itu seperti tamparan di wajahnya? Benar-benar sahabat yang tidak bertanggung jawab! Dulu mereka berpikir bahwa Jessica adalah gadis yang baik.
"Jadi sebenarnya Jessica adalah gadis yang seperti itu!"
"Eliza, sebaiknya jangan dekat lagi dengan Jessica. Sejak dulu aku kerasa kalau dia tidak baik untukmu", ucap Charles. Dia tidak mengaatakannya sejak dulu karena Elizabeth terlihat sangat percaya pada sahabatnya.
"Ya, aku ingin sedikit demi sedikit menghindarinya," juga membalas semua yang dia lakukan padanya. Dia belum mengembalikan kebaikannya untuk semua rumor yang disebarkannya.
Tidak ada salahnya bermain sedikit, kan?
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth : LIZ
General Fiction~my story~ ~no plagiat~ ~follow dulu sebelum baca~ { HIATUS } Ringkasan : Dalam misi terakhirnya, seorang rekan menghianati timnya. Menyebabkan kehancuran tim dan kematiannya yang tidak diinginkan. Saat dia percaya dia telah mati karena dikhianati...