Episode 12

9.8K 989 22
                                    

Pagi hari, saat Elizabeth tiba di sekolah dia merasakan tatapan orang-orang padanya. Dia tidak tahu apa yang terjadi dan tidak ingin tahu. Dalam hatinya, dia yakin itu pasti rumor baru tentangnya.

"Aku mendengar kalau Elizabeth mulai mendekati Noel saat pesta di Evans Group semalam. Apa dia ingin berganti orang saat dia gagal mendapatkan Alex?"

"Benar-benar tak tahu malu! Bagaimana mungkin dia merayu pangeran sekolah kami."

"Dia sepertinya mengincar laki-laki yang berpengaruh. Baik Alex maupun Noel, mereka adalah pangeran sekolah kami."

"Ya. Seleranya sangat bagus. Tapi memang kenapa. Hanya karena dia sangat cantik, bukan berarti dia bisa mendekati pangeran sekolah kami."

"Dia memang cantik. Bahkan kecantikan nomor satu di sekolah bisa kalah dengannya. Tapi aku lebih menyukai Jessica sebagai kecantikan nomor satu di sekolah. Dia sangat murni dan baik hati."

Langkah kakinya tidak berhenti, seakan tidak mendengar percakapan orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi di dalam hati dia ingin tertawa saat mendengar komentar tentang sikap Jessica yang murni dan baik hati. Orang yang rela menghitamkan nama baik sahabatnya sendiri untuk kepentingannya sendiri adalah orang yang murni dan baik hati? Jika ada yang membenarkannya, matahari mungkin akan terbit dari barat!

"Elizabeth! Pagi"

Sapa seseorang saat dia duduk di mejanya. Begitu dia mendongak, dia bisa melihat Iris yang menghampirinya.

"Pagi." Jawabnya.

"Kamu mendengar rumor baru-baru ini kan? Mereka mengatakan kalau kamu merayu Noel. Itu tidak benar kan? Aku tidak tahu kapan kamu merayunya. Saat pesta, aku hanya melihat Noel menghampirimu setelah kamu berbicara dengan Alex. Dilihat dari manapun, itu adalah percakapan biasa. Aku mulai curiga, siapa yang menyebarkan rumor tentangmu. Itu semua tidak benar!" Ucapnya panjang lebar dengan suara yang lirih, hampir seperti bisikan. Ada sedikit kemarahan dalam suaranya.

Elizabeth hanya tersenyum penuh makna saat sudut matanya melihat pada Jessica yang baru saja memasuki kelas. "Siapa yang tahu," bisiknya.

Saat Jessica masuk ke kelas, dia melihat senyum penuh makna pada Elizabeth. Pandangannya seakan melewati dirinya, mengekspos pikirannya saat itu juga. Itu membuat perasaannya tidak nyaman.

'Mana mungkin Elizabeth mengerti pikiranku. Dia hanya orang bodoh' Jessica menyadarkan diri.

Jika Elizabeth mendengar pemikiran Jessica, dia pasti akan tertawa terbahak-bahak. Jika seorang agen profesional dianggap bodoh, lalu bagaimana dengan orang biasa seperti dia? Sampah kah?

Jessica menghampiri Elizabeth yang sedang berbicara dengan Iris. Di kedalaman matanya, dia mencemooh saat melihat Elizabeth berbicara dengan Iris. Ingin mencari teman? Bagaimana mungkin ada orang yang mau berteman dengannya. Iris pasti baru saja mengolok oloknya.

"Eliza, kudengar kamu mencoba mendekati Noel. Apa itu benar?" Tanyanya. "Apakah karena Alex membataklan pertunangan denganmu, kamu mencoba mendekati Noel untuk membuatnya cemburu? Kamu tidak harus melakukan itu, kau tahu." Tambah Jessica dengan nada prihatin. Jika itu orang lain yang melihatnya ,mereka mungkin akan memandang Jessica sebagai sahabat yang baik dan prihatin dengan sahabatnya.

Elizabeth merasa terharu dengan keprihatinan Jessica. Tapi wajahnya juga menunjukkan kekesalan. "Jessica, bagaimana mungkin kamu berperasangka seperti itu padaku? Kamu sahabatku. Harusnya kamu lebih tahu dari siapapun. Bukankah aku juga pernah berkata bahwa aku tidak menyukai Alex lagi sejak kamu berkata kalau aku tidak pantas untuknya. Lagi pula aku selalu meminta nasehatmu jika ingin mendekati Alex. Aku tidak pandai dalam mendekati seseorang yang kusukai. Aku juga selalu menceritakan semua yang kurasakan padamu." Gerutunya.

"Jadi Jessica pernah mengatakan kalau kamu tidak pantas untuk Alex!? Bagaimana bisa seorang sahabat berkata seperti itu! Bukannya mendukungnya, malah seperti itu." Timpal Iris. Suaranya bisa didengar oleh orang lain di kelas.

Jessica memucat. Hatinya panik. "Eliza, bukan seperti itu maksudku! Aku hanya takut kamu melampiaskan kekesalanmu tentang Alex dengan mendekati Noel. Aku tidak --- "

"Hei! Apa lagi yang ingin kamu katakan. Pemikiranmu sudah cukup membuktikan kalau kau tidak mengenal Elizabeth dengan baik. Dia sudah mangatakan kalau dia selalu meminta nasehatmu jika ingin mendekati seseorang yang dia suka. Tapi dia tidak meminta nasehat padamu. Jika itu aku, aku pasti sudah menyangkal rumor itu karena telah mengerti kepribadian Elizabeth karena selalu meminta nasehat." Potong Iris dengan sinis.

Jessica menggigit bibir bawahnya. Kepalanya tertunduk sehingga tidak seorangpun melihat kemarahan dan kekesalan di matanya.

Orang-orang disana juga mendengar percakapan mereka. Dan dari ucapan Elizabeth, mereka memiliki beberapa pemikiran yang luar biasa.

Jika selama ini Elizabeth meminta saran pada Jessica untuk mendekati Alex. Mengingat perbuatannya yang memalukan dulu untuk mendekati Alex, bukankah itu berarti itu semua berasal dari saran Jessica? Bagaimana mungkin Jessica memberikan saran yang menjijikkan seperti itu untuk sahabatnya.

Semua orang terkejut dengan pemikiran mereka sendiri.

Jika itu benar, bukankah Jessica sangat mengerikan?

"Sungguh mengecewakan memiliki sahabat seperti itu." Sebuah suara yang magnetis terdengar dari ambang pintu kelas. Menarik perhatian semua orang. Begitu mereka melihat Noel berdiri di sana, mereka tidak bisa mengendalikan keterkejuta.

"Senior!" Panggil Jessica, terkejut. "Jangan salah paham."

"Oh, salah paham? Memang apa yang tidak kupahami disini?" Tanyanya kalem.

"Itu---"

"Aku baru saja sampai di sekolah dan langsung di sambut dengan rumor yang menggelikan. Sungguh luar biasa bagi orang yang menyebarkannya karena memiliki khayalan yang tinggi. Aku ingin tahu siapa." Potong Noel bahkan tanpa melirik pada Jessica.

"Senior, katakan pada mereka. Rumor itu salah bukan. Elizabeth tidak mungkin seperti itu. Lagi pula aku juga ada di sana dan tempatku berdekatan dengan Elizabeth" Iris menambahi.

"En. Aku hanya mengajak Elizabeth berbicara. Lagi pula aku yang mengawali pembicaraan." Katanya kalem.

Mengawali pembicaraan?

Sejak kapan Noel suka mengajak orang lain berbicara!

Dia bahkan tidak berbicara jika tidak diperlukan. Dia hanya berbicara dengan orang-orang yang dekat dengannya. Jika bukan Noel sendiri yang berbicara, tidak akan ada yang mempercayainya.

"Yah, sebaiknya jangan hanya bergosip saat waktu senggangmu. Jika seperti itu terus, mungkin otakmu akan berkarat." Noel berbicara sambil melirik Jessica. Lalu melihat ke arah Elizabeth sebelum akhirnya meninggalkan kelas itu.

"Heh. . . Apa yang dikatakan Noel memang benar. Sungguh mengecewakan memiliki sahabat seperti itu." Ejek Iris dengan pandangan meremehkan pada Jessica.

"Jessica, apa kamu benar-benar tidak menganggapku sebagai sahabat? Kenapa kamu tidak mengerti aku, padahal kita sudah bersahabat sangat lama." Keluh Elizabeth.

"Eliza, aku --- "

"Sudahlah Elizabeth. Ayo duduk denganku!" Ajak Iris dan langsung menarik Elizabeth tanpa mendengar persetujuannya.

Jessica hanya berdiri di sana dengan wajah tertunduk. Tapi kuku-kuku di tangannya telah menancap di dagingnya. Kilat matanya penuh kemarahan. Semua ini salah Elizabeth. Citranya yang baik menjadi goyah. Apalagi Noel terlihat tidak menyukai dirinya, malah membela Elizabeth. Dia hanya orang bodoh yang memiliki kecantikan yang luar biasa. Selain wajahnya, apa yang menarik darinya. Dia bisa merusak wajah itu kapan saja.

'Ah, benar juga. Wajah cantiknya pasti telah memberikan kepercayaan diri pada dirinya. Jika aku menghancurkan wajahnya, siapa yang akan mau mendekatinya.'

Saat itu, kilat matanya penuh dengan kekejaman.

.
.
.
TBC

Rebirth : LIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang