Episode 8

10.2K 1K 6
                                    

Saat matahari mulai menunjukkan dirinya, permukaan bumi yang gelap menjadi lebih terang karena sinarnya. Udara sejuk di pagi hari menelusuri setiap tempat, menggerakkan dedaunan yang basah karena embun. Di pagi yang cerah, Elizabeth berolahraga seperti biasanya, tapi lebih bersantai karena hari ini adalah weekend. Dia ingin pergi ke lingkungan tempat dia tinggal dulu, saat masih menjadi agen dan berlibur di kota S ini. Tempat tinggalnya dulu memiliki sebuah ruang rahasia. Jika bisa, dia ingin mengambil semua barang-barangnya. Dengan situasinya saat ini, benda-benda yang dia simpan sangat bermanfaat untuk pertahanan diri. Tapi akan sangat sulit mengambilnya jika tempat itu telah ditinggali orang lain.

Sampai di lingkungan perumahan, dia bisa melihat rumah itu telah menjadi tempat tinggal seseorang. Melihat sekeliling, dia menghampiri beberapa orang dan mencari informasi tentang rumah itu. Terbiasa mencari informasi sejak dulu, Elizabeth tidak menimbulkan kecurigaan dari orang-orang saat bertanya.

Ternyata rumah itu telah dibeli 3 tahun yang lalu oleh seorang pria yang sekarang bekerja sebagai seorang barista di sebuah kafe. Karena awalnya rumah itu dimiliki oleh seseorang dari Kota Z, tidak ada yang ingin membelinya, takut rumah itu memiliki harga yang mahal. mereka berpikir demikian karena orang-orang dari kota Z terkenal kaya.

Elizabeth ingin tertawa saat mendengar pemikiran mereka. Tapi orang-orang di kota Z lebih kaya dari pada kota S karena pada umumnya kota Z lebih makmur perekonomiannya.

Tapi seharusnya surat kepemilikan tanah ada pada ketua timnya, karena dia selalu meminta ketua untuk menyimpan barang-barang yang kepemilikannya berada dibawah namanya. Dia merasa bahwa menyimpannya sangat merepotkan. Salah satunya adalah surat kepemilikan tanah.

Jika pemilik baru itu mendapat surat kepemilikan tanah, bukankah berarti, orang itu harus menemui ketua timnya? Sepertinya pemilik baru itu bukan orang biasa. Ketua timnya tidak akan menjual rumahnya dengan sembarangan. Karena di rumah itu ada beberapa barang penting miliknya.

Kebetulan bahwa pemilik baru itu adalah barista di kafe favoritnya. Dia bisa mencoba menemuinya di waktu luang.

Elizabeth berjalan pulang sambil memikirkan cara untuk mengambil barang-barangnya. Tidak mungkin dia menyelinap, barang di dalamnya terlalu banyak. Apalagi sepertinya pemilik rumah itu tidak sederhana.

Begitu dia berbelok arah, dia tiba-tiba menghantam sesuatu. Membuatnya hampir terjatuh, tapi dengan segera menyeimbangkan diri. Hidungnya sangat sakit.

"ow. . . Rasanya seperti menghantam batu!" gumamnya kesal, mengernyitkan dahi, tangannya mengelus hidungnya yang memerah.

Pria itu menunduk dan melihat seorang gadis yang tingginya hanya sebahunya tengah menggerutu sambil mengusap hidungnya yang memerah. Terlihat seperti seekor kucing yang marah karena terinjak ekornya. Lucu.

Meskipun begitu, reaksinya barusan lebih menarik. Sangat cepat, mungkin telah dilatih sejak lama. Kenapa gadis biasa sepertinya berlatih hingga tingkat ketinggian seperti itu? Jika itu orang biasa, mereka mungkin tidak akan curiga.

"Kamu tidak apa-apa?"

Elizabeth mendongak dengan keluhan di matanya. Melihat seorang pria yang memakai kacamata hitam dan masker hitam di wajahnya. Meskipun sebagian wajahnya ditutupi, orang lain masih bisa tahubkalau itu adalah pria yang tampan.

Dia ingin marah. Tapi saat melihat sepasang mata yang dingin dan tajam itu, segala keluhannya menghilang digantikan kewaspadaan. Seluruh sel tubuhnya mengatakan untuk menjauh dari pria itu. Hanya ada satu kata yang ada dalam pikirannya. Berbahaya!

"Tidak apa-apa. Lain kali berhati-hatilah saat berjalan!"

Elizabeth segera pergi meninggalkan pria itu. Langkahnya sangat cepat. Dia ingin segera menjauh dari pria itu. Tatapannya sangat menakutkan.

Dia tidak sadar kalau seseorang melihatnya seperti seekor kucing yang ketakutan dan berusaha melarikan diri. Sudut mulut pria itu sedikit naik.

🐾🐾🐾

Ketika Elizabeth kembali ke rumah, dia segera mandi dan berganti baju. Dia mendengar bahwa Nyonya Violet Flynn berada di kota S dan memiliki sebuah desain baju baru yang akan dijual hari ini. Berita itu telah menyapu di setiap sudut kota S, apalagi nama Violet Flynn sangat terkenal sebagai designer nomor 1 di dunia mode. Desain bajunya selalu menempati peringkat pertama yang paling diminati. Tidak mungkin mereka melewatkannya, terutama anak-anak dari keluarga tinggi.

Kebetulan akan ada pesta di keluarga Evans. Elizabeth ingin mencoba baju yang dibuat Violet Flynn. Dia tahu betul seperti apa baju yang selalu dibuat Violet Flynn, itu pasti sangat indah. Di kehidupannya dulu, karena dia adalah agen milik keluarga Flynn, dia sering menjadi model baju milik Violet. Bahkan sebagian besar baju miliknya adalah buatan Violet. Dia tersenyum saat mengenang kehidupannya dulu.

Begitu dia sampai di toko baju milik Flynn Group di pusat kota, toko besar itu sudah sangat ramai. Dan kebetulan sekali, saat masuk dia sudah melihat Jessica yang entah kenapa tidak bersama dengan pasangannya.

Elizabeth segera menghampiri Jessica, tidak menyadari tatapan semua orang saat dia masuk. Kecantikan alaminya sangat indah. Orang-orang yang melihatnya seakan melihat seorang peri. Apalagi saat dia berjalan, rambut panjangnya berayun mengikuti setiap langkahnya yang anggun. Senyum manis selalu menghiasi wajahnya yang lembut dan indah. Bahkan jika dia hanya memakai dress putih sederhana, itu masih memberi suasana alami dan murni.

Semua pria yang melihatnya tidak bisa memalingkan wajah, bahkan para gadis sangat kagum dan iri pada kecantikannya.

.
.
.
TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
Vote and comment😘

Kali ini cuma 760 kata. 😅 lebih sedikit dari pada biasanya.
Kekurangan motivasi😪. Sorry y.
Dan sorry, typo mungkin bertebaran!

Rebirth : LIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang