Episode 15 . 2

8.6K 887 6
                                    

Elizabeth bertanya-tanya siapa yang membantunya juga perasaan familier yang tiba-tiba muncul.

Begitu dia menoleh dan melihat siapa yang membantunya, dia agak terkejut. Pria yang membantunya memakai masker di wajahnya. Meskipun sudah beberapa hari yang lalu, dia masih mengingatnya. Orang itu adalah pria yang tidak sengaja dia tabrak dulu saat dia baru saja mengecek siapa yang menempati rumahnya. Tapi kali ini dia bisa melihat mata kelamnya dengab jelas karena tidak terhalang oleh kacamata seperti saat terakhir kali mereka bertemu.

Pandangannya beralih pada seorang laki-laki di samping pria itu. Tapi saat melihatnya, dia terperangah. Itu kakak keduanya! Bukankah dia di kota Z? Suara yang dia dengar barusan pasti milik kakaknya. Kenapa dia di sini bersama pria berbahaya itu. Sekilas mereka terlihat sangat akrab dan saling membahu. Mungkinkah pria itu . . . Sahabat kakaknya dari keluarga Flynn?

"Siapa kalian? Tidak perlu ikut campur dengan urusan kami." pria di depannya berucap dengan sinis. Sementara dua pria yang lainnya meningkatkan kewaspadaan.

"Kami tidak berniat ikut campur. Kami hanya ingin menanyakan sesuatu tentang bos kalian." jawab Nicholas.

Elizabeth menyipitkan mata saat mendengarnya. Kata-katanya secara tidak langsung menyiratkan bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa pun. Tapi kenapa kakaknya tidak mengakui hubungan persaudaraan mereka? Dan untuk apa kakaknya bertanya tentang bos para preman ini?

Elizabeth bertanya-tanya. Tapi saat melihat pria di sebelah kakaknya, dia tiba-tiba menyadari sesuatu.

Jika pria itu memang dari keluarga Flynn, maka hanya ada satu kemungkinan. Orang-orang yang mencari masalah dengannya adalah anggota organisasi Hamford. Jika begitu maka wajar saja jika kakaknya ingin menginterogasi mereka. Tidak mengakui hubungan mereka juga semakin menjamin keselamatannya. Siapa tahu, jika orgainsasi Hamford tahu hubungan mereka, orang-orang itu menggunakannya sebagai sandera untuk melemahkan kakaknya. Meskipun kemungkinan besar para atasan dari orgainsasi itu sudah tahu.

Wajah ketiga orang itu segera berubah saat mendengar ucapan Nicholas. Tidak ada preman yang ceroboh lagi di wajah mereka, sekarang hanya ada penjahat yang berbahaya.

"Untuk apa kalian bertanya tentang bos kami. Kalian tidak pantas mengetahui apa pun tentangnya." jawab salah seorang dari mereka bertiga. Mereka diam-diam berjalan mundur. Dan detik berikutnya, mereka berbalik dan hendak melarikan diri.

Tapi sangat disayangkan. Beberapa penjaga berbaju hitam muncul dan menghadang mereka. Masing-masing dari mereka membawa pistol dengan moncong yang diarahkan pada ketiga pria itu. Siap menembak kapan pun perintah diberikan kepada mereka.

Elizabeth ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi Nicholas sudah tiba di sampingnya. Membawanya menjauh.

"Pulanglah. Tidak perlu memberi tahu keluarga tentang apa yang terjadi hari ini." bisiknya.

"Aku tahu." jawabnya. Dia segera pergi dari sana.

Nicholas cukup terkejut dengan kepatuhan adiknya yang sudah lama tidak dia lihat itu. Tapi kemudian dia berpikir kalau adiknya ketakutan dan ingin segera pulang. Dia tidak tahu kalau pihak lain malah ingin sekali melihat perkelahian yang mungkin terjadi selanjutnya antara preman itu dengan para bawahan itu.

"Ikuti!" Pria yang memakai masker yang sejak tadi diam akhirnya mengucapkan satu kata itu pada bawahannya. Matanya melirik ke arah kepergian Elizabeth.

Setelah sekian lama bersama tuan mereka, para bawahannya mengerti apa yang dimaksud tuan mereka. Lagi pula mereka tidak mengharapkan tuannya untuk menjelaskan karena tuan mereka memang tidak pernah mengucapkan kalimat yang panjang. Jadi mereka segera mengikuti Elizabeth dan memastikannya pulang dengan selamat.

.
.
.
TBC

Maaf buat yang sudah nunggu lanjutan cerita ini. Dan makasih sudah mau menunggu.

(๑・ω-)~♥"

18 Agustus 2019

Rebirth : LIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang