~~~
Elizabeth berjalan pulang dengan kesal. Dia sudah lama tidak melihat baku tembak ataupun pertarungan para ahli dan ingin melihat. Siapa tahu kakaknya malah memintanya untuk pulang. Dia ingin tetap di sana. Tapi dia takut kalau perilakunya tidak sejalan dengan sikap yang biasanya dilakukan oleh pemilik tubuh asli, membuat orang lain curiga. Jadi dia lebih memilih menyerah dan pergi. Lagi pula pria yang memakai masker itu sangat berbahaya. Dia ingin menjauhinya meskipun dia sebenarnya berada di perahu yang sama.
Setelah cukup dekat dengan rumahnya, dia menoleh. Beberapa orang sudah mengikutinya sejak pergi dari sana. Mungkin dia adalah orang yang di tugaskan untuk memastikan keselamatannya hingga sampai di rumah. Jadi dia tidak memedulikannya dan segera masuk ke rumahnya.
Dia tidak memberi tahu apa yang terjadi pagi tadi dan sarapan seperti biasanya lalu berangkat ke sekolah. Dia bahkan tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan kakak keduanya. Seakan akan dia tidak pernah mengetahuinya di tempat pertama.
Saat di sekolah, Elizabeth dengan sengaja pergi menemui Jessica. Dia sadar kalau orang-orang yang tadi pagi mencari masalah dengannya dibayar oleh Jessica. Itu bisa di tebak dari perilakunya yang selalu iri dan selalu memendam kebencian. Rencana yang terakhir kali ingin dia lakukan mungkin adalah melukainya dengan tangan para preman itu. Tapi kebetulan sekali, mereka adalah anggota organisasi Hamford. Entah kenapa dia memiliki firasat kalau Jessica memiliki hubungan dengan organisasi Hamford. Indera keenamnya selalu akurat.
Di bangkunya, Jessica sedari tadi memegang ponselnya dan mengecek apakah orang-orang itu sudah melakukan tugas dengan baik dan mengiriminya pemberitahuan. Dia yakin kalau mereka akan berhasil. Lagi pula mereka adalah orang-orang yang dikenalkan oleh pamannya. Seharuanya mereka adalah orang-orang yang berpengalaman. Dia yakin Elizabeth pasti tidak bisa lagi tersenyum dan memamerkan wajah cantiknya.
"Jessica, pagi." sapa seseorang di depannya.
Mendengar suara yang sangat dia kenal itu, Jessica segera menengadah. Mendapati Elizabeth yang berdiri di depan mejanya.
Saat melihatnya di sini, dia sangat terkejut hingga bola matanya ingin keluar.
Bagaimana Eliza ada di sini. Apa mereka gagal. Mana mungkin!
Jessica sangat ingin bertanya bagaimana dia bisa lolos dari orang-orang yang dia perintahkan. Tapi tidak mungkin melakukannya. Jadi dia hanya bisa menekan keterkejutan dan rasa jengkelnya.
"Pagi juga, Eliza." jawabnya.
"Jessica, kamu tahu, tadi pagi saat aku sedang jogging ada preman yang menghadangku. Oh~ aku sangat takut. Untungnya ada seorang pria yang lewat di sana dan membantuku. Dia juga membawa preman itu ke kantor polisi. Beruntung dia ada di sana. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku pada akhirnya." Elizabeth bercerita dengan wajah yang takut tapi juga bersyukur. Seakan kembali melihat kejadian yang baru saja dia alami pagi tadi.
Jessica yang mendengar ceritanya telah mengubah wajahnya. Tanpa sadar mengepalkan tangannya karena kesal. Pantas saja dia masih bisa ke sekolah. Keberuntungannya sangat menjengkelkan di matanya.
"Benarkah? Apa kamu tidak apa-apa? Beruntung ada orang yang menolongmu." katanya. Segera membuat wajah prihatin.
"Ya. Beruntung sekali." ulangnya. "Menurutmu siapa yang mencoba menjebakku?" tanyanya.
Jessica sedikit terperanjat. Tapi segera menenangkan diri. Dia tidak mungkin tahu. Begitulah pikirnya. Jadi dia hanya pura-pura memikirkannya. "Entahlah. Siapa yang begitu ingin mencelakaimu".
"Bukankah kamu yang paling tahu?" tanya Elizabeth, yang membuat Jessica hampir kehilangan ketenangannya yang susah payah dia pertahankan.
"Bagaimana bisa aku mengetahuinya." ucapnya.
"Entahlah. Aku hanya berpikir begitu." katanya blak-blakan. "Aku ke mejaku dulu ya. Ada satu tugasku yang belum selesai". Elizabeth segera pergi.
Jessica diam-diam menghela nafas lega. Beberapa saat yang lalu dia merasa kalau Elizabeth sudah melihat melaluinya. Tapi tidak mungkin. Dia hanya gadis yang bodoh. Dia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.
Jessica tidak tahu, setelah berbalik ada sebuah senyum penuh makna terpampang di wajah Elizabeth. Dia sudah tahu kebenarannya dari serangkaian reaksi Jessica. Itu memang dia!
Hal yang pailng tidak dia sukai adalah rencana yang menjijikkan seperti itu. Dia pasti akan membuat Jessica merasakan obatnya sendiri. Tunggu saja!
🐾
Di hari berikutnya, Elizabeth ingin pergi ke kafe Rosette dan mencari tahu informasi apa saja yang telah didapatkan Steve saat menyelidiki orgainsasi Hamford.
Agar tiba lebih cepat, dia melewati sebuah gang. Saat berjalan di gang itu, dia teringat sebuah kejadian yang di alami pemilik tubuh asli. 6 tahun yang lalu, di gang inilah dia menyelamatkan seorang pria yang terluka parah dan kehilangan kalung giok berukir Liz. Sejak saat itu dia tidak pernah berjalan ke sini lagi.
Elizabeth yang sedang sibuk memikirkan masa lalu pemilik tubuh asli tiba-tiba terganggu dengan atmosfer di sana.
Ada orang yang berbahaya di sekitar sini. Begitulah intuisinya.
Dia berjalan dengan sangat pelan dan perlahan menghilangkan hawa keberadaannya. Tatapan matanya menjadi tajam. Pendengarannya yang tajam dapat menangkap suara apa pun di sekitarnya.
"Kita harus meningkatkan penjagaan. Pemimpin kita masih memulihkan diri di kota S sejak pertarungan dengan Ezra dan kelompoknya."
"Kerusakan yang ditimbulkan Lizabeth adalah yang paling buruk. Dia sangat lincah dan sulit di hadapi. Beruntung dia sudah mati di tangan pemimpin."
Elizabeth terkejut mendengar pembicaraan itu. Meskipun suara mereka rendah, dia masih bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Mereka adalah orang-orang dari organisasi Hamford.
Jadi pemimpin mereka memang di kota S. Sepertinya luka yang aku tinggalkan di pertempuran terakhir sangat berguna. Mereka pasti tidak berpikir bahwa Lizabeth yang sedang mereka bicarakan masih hidup.
Elizabeth ingin bersembunyi dan melanjutkan untuk menguping pembicaraan mereka. Tapi belum sempat dia melakukannya, tangan kekar memerangkapnya dari belakang. Melilit pinggangnya dan membungkam mulutnya. Membawanya ke belakang. Dia tidak menduga tiba-tiba di tangkap!
(⊙.⊙)
.
.
.
TBCMaaf ya. Update nya nggak menentu karena author nya pemalas (◐∇◐*)
Sebenarnya di setiap episode pengennya mencapai 1000 kata. Tapi kadang nggak sampek krn ide yang di tulis udah habis.
¯\_(ツ)_/¯ . Jadi seadanya saja.♪ ♬ ヾ('︶'♡)ノ ♬ ♪
Jangan lupa vote and commen ya . . . .
(。'▽'。)♡21 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth : LIZ
General Fiction~my story~ ~no plagiat~ ~follow dulu sebelum baca~ { HIATUS } Ringkasan : Dalam misi terakhirnya, seorang rekan menghianati timnya. Menyebabkan kehancuran tim dan kematiannya yang tidak diinginkan. Saat dia percaya dia telah mati karena dikhianati...