Episode 9

9.8K 973 3
                                    

Hari ini Jessica mendengar bahwa Nyonya Violet Flynn dari Flynn group datang ke kota S dan memiliki satu set pakaian yang akan dijual di cabang butiknya. Apalagi Nyonya Violet akan memilih sendiri dari para pelanggannya yang cocok dengan baju itu. Dia yakin akan dipilih oleh Nyonya Violet. Tapi begitu melihat Elizabeth datang dari pintu masuk toko, kepercayaan dirinya tiba-tiba runtuh. Apa lagi melihat Elizabeth mengambil semua perhatian orang-orang darinya, ketidak sukaannya bertambah.

Sejak dulu dia menjadi pusat perhatian semua orang, tapi itu berubah saat Elizabeth muncul. Karena itu dia berusaha mendekati Elizabeth dan mencoba menutupi kecemerlangannya dalam debu. Tapi dia terlalu cemerlang hingga sulit untuk menyembunyikannya. Entah kenapa usahanya tetap sia-sia.

Jessica berusaha menenangkan pikirannya sebelum pergi untuk menyapa Elizabeth. "Oh Eliza! Ternyata kamu juga kesini!"

"Oh, hai Jessica. Kebetulan sekali kamu juga di sini. Aku mendengar kalau akan ada satu set pakaian yang dirancang langsung oleh Nyonya Violet Flynn dan dijual hari ini pakaian yang dibuatnya selalu sangat indah. Lagi pula ini adalah kesempatan, aku juga menginginkan pakaian yang dirancang oleh nyonya Violet." Ucap Elizabeth dengan mata berbinar.

"Jangan terlalu berharap Elizabeth. Belum tentu kamu bisa mendapatkannya. Kamu tidak mungkin terpilih." Timpal Emil French dengan ketus.

Dahi Elizabeth berkerut. "Siapa kamu?" tanyanya polos.

Emil segera naik pitam. Dia adalah sepupu Elizabeth. Tapi sejak dulu dia sangat tidak menyukai Elizabeth. Karena itu hubungan mereka tidak baik. Mereka selalu bertengkar saat bertemu, meskipun sebenarnya
Elizabeth tidak terlalu menanggapi Emil dan menghiraukannya. Tapi itulah yang membuat Emil semakin marah. Dia mengira Elizabeth memandang rendah dirinya. Apalagi sekarang dia tidak mengingat dirinya? Seakan dia tidak pantas masuk ke matanya. Emil menggertakkan giginya geram.

"Eliza! bagaimana mungkin kamu tidak mengingat sepupumu sendiri?" timpal Jessica dengan wajah yang prihatin.

"Ah, sepupu. Maaf, lama tidak bertemu denganmu. Aku jadi sedikit lupa dengan wajahmu". Yah, dia benar-benar tidak tahu. Dia bukan Elizabeth yang mereka kenal. Jadi jangan salahkan dirinya karena tidak tahu.

Kemarahan Emil akan keluar. Tapi terganggu oleh sebuah suara yang berasal dari dalam butik.

"Kalian sangat bersemangat ya. Sepertinya baju rancanganku masih tetap terkenal bahkan di kota S."

Seorang wanita paruh baya perlahan berjalan ke arah podium yang telah disiapkan. Matanya beredar ke segala penjuru ruangan. Tiba-tiba terhenti saat melihat seorang gadis. Ketika dia melihat gadis itu, bayangan Lizabeth menghampirinya. Seakan-akan dia melihat gadis itu sebagai Lizabeth sendiri. Dia merasa telah bertemu dengan Lizabeth lagi, meskipun sebenarnya dia telah tiada.

Baju rancangannya kali ini memang dia buat sesuai selera Lizabeth. Dia ingin mencari seseorang yang mirip dengannya, meskipun sebenarnya dia hanya iseng. Dia dulu merasa tertekan saat mendengar berita tentang kematiannya. Apalagi dia mati karena melindungi keluarga Flynn.

Semenjak orang tuanya mengambil Lizabeth dari panti asuhan untuk menjadi agen keluarga mereka, dia telah tumbuh bersama dengan Lizabeth dan telah menganggapnya sebagai adik perempuan. Bahkan jika dia adalah bawahan keluarga Flynn, saat berbaur, mereka tidak menghiraukan perbedaan status. Lizabeth juga selalu membantunya saat dia ingin memasuki dunia mode. Bahkan menjadi modelnya. Lizabeth adalah keluarganya.

Elizabeth merasakan tatapan seseorang padanya. Dan dari arti tatapan itu, dia tahu kalau pemiliknya adalah Violet. Dia mungkin merasa seperti dia memiliki bayangan Lizabeth, dirinya yang dulu. Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka dulu sangat dekat. Violet pasti sangat mengenali aura nya bahkan jika dia sekarang memiliki identitas yang berbeda. Elizabeth menoleh, sepasang mata itu saling bertemu. Dan Elizabeth tersenyum tipis.

Violet ikut tersenyum. Persepsi gadis itu sangat kuat hingga sadar dengan tatapannya. Seharusnya gadis itu bukan gadis aristokrat umum.

"Baik, mari kita mulai! Seharusnya kalian tahu apa yang akan menjadi pilihan saya untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan baju rancangan kali ini. Saya akan memilih siapa yang saya rasa cocok. Jadi jangan berkecil hati karena tidak terpilih. Karena baju rancangan kali ini saya sesuaikan dengan selera seseorang. Jadi itu sedikit istimewa." Jelasnya ramah. Semua orang sangat bersemangat dan berdoa agar mendapat keberuntungan dan terpilih.

"Saya akan memilih salah satu diantara para gadis yang hadir. Dan untuk harganya, saya bisa merundingkannya dengan orang yang saya pilih." Lanjutnya perlahan, senyum terukir di wajahnya.

"Bukankah itu berarti orang yang dipilih dapat mengusulkan harga sendiri?"

"Jadi kita bisa membeli dengan kemampuan keuangan sendiri!"

"Orang yang akan dipilih jelas akan mendapat baju rancangan itu berapapun harga yang diusulkan."

"Oh tuhan! Akan sangat beruntung jika dipilih oleh Nyonya Violet."

"Aku berharap akan dipilih!"

"Nyonya Violet, tolong pilih saya!"

"Pilih saya!"

. .+ 1

. .+2

. .+3

. .+4 !
. . .

Violet tersenyum mendengar ledakan diskusi dari kerumunan. Tapi hatinya telah memutuskan siapa yang akan dia pilih. Lagi pula, tujuan utama melakukan ini adalah untuk membantu anaknya.

Elizabeth hanya diam dan tidak menyuarakan keinginannya, hanya menunggu keberuntungannya.

"Eliza, menurutmu siapa yang akan dipilih Nyonya Violet?" tanya Jessica. Wajahnya penuh harap. Tapi Elizabeth tahu ada sedikit sakrasme di kedalaman matanya. Jessica yakin orang bodoh seperti Elizabeth tidak akan terpilih, bahkan jika parasnya sangat indah.

"Entahlah! Tapi aku berharap akan terpilih" ucapnya semangat.

Emil mencibir ke arah Elizabeth. "Jangan berharap, Elizabeth!"

"Oh, apa? Jika aku tidak mendapatkannya, kamu bahkan lebih tidak mungkin!" Katanya sinis.

"Kau --- !"

Emil tidak bisa berkata-kata. Entah kenapa dia merasa mulut Elizabeth menjadi semakin tajam. Dulu dia tidak akan terpojok dengan kata-kata Elizabeth dengan mudah. Sepertinya dia sekarang mudah terpancing olehnya.

Tapi sesaat kemudian, mereka tidak lagi berdebat karena Violet Flynn berjalan ke arah mereka. Hati mereka tegang, ada harapan yang besar di kedalaman mata mereka.

Siapa yang akan dipilih oleh Violet Flynn?

.
.
.
TBC

Rebirth : LIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang