28. What We're Actually?

998 108 4
                                    



"Apa gak ada bukti lain om?" Tanyaku akhirnya setelah berdiam cukup lama. Om minho terlihat sedari tadi menahan untuk tidak menangis. Langit yang tadi memancarkan sinar jingga kini terlihat sudah gelap sekarang, seperti suasana hatiku.

"Ada satu sebenarnya bukti yang harus kita cari. Ponsel. Kalau kita tau siapa yang menelfon orang tua kamu terakhir kali. Pasti kita akan tau siapa dia." Ucap om minho.

"Kita harus temukan ponsel pacar kamu." Lanjutnya.

Benar. Itu adalah satu satunya kunci. Jika pembunuh orang tua ku dan xiaojun adalah orang yang sama, berarti pembunuh itu juga menelfon xiaojun kan sebelum membunuhnya?

"Om kita harus ketemu lucas!" Pikir ku cepat.

"K-kamu yakin?" Om minho memandangku dengan tatapan tidak percaya.

"Aku yakin. Aku harus tanya dia siapa yang suruh dia." Aku mencoba meyakin kannya

"Kalau ternyata benar lucas yang..."

Aku terdiam. Tanpa om minho lanjutkan aku sudah tau apa yang akan dibicarakan. Kalau ternyata benar lucas adalah pembunuhnya, orang yang selama ini aku cari. Aku harus apa? Membunuhnya juga?

"Aku ingin mengakhiri semua ini." Ucapku akhirnya.

"Byanca." Om minho menatapku dengan tatapan tidak percaya.

"Aku gak akan takut om. Walaupun itu benar-benar lucas. Justru bukannya lebih gampang buat kita?" Ucapku meyakinkan om minho.

"Om akan selalu temani kamu." Om minho membawa ku kepelukannya. Aku membenamkan wajahku pada dada bidangnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"By, kamu kemana aja sih!?"

Yuqi menghampiriku dengan panik saat melihatku di depan pintu masuk apartemen.

"Maaf." Ucapku padanya.

Aku melirik kearah hendery, ia hanya diam dan menunduk. Entah kenapa, apa dia merasa bersalah karena tidak memberitahu kalau pernah memergoki seseorang yang memaksa masuk ke apartemen jun?

"Sekarang kita pulang dulu ya udah malam. Nanti lucas om yang urus biar bisa ketemu kalian besok." Ucap om minho.

"Lucas?" Tanya yuqi terheran

"Nanti aku jelasin dirumah. Ayo om."

Kami semua pun bergegas menuju basement untuk segera meninggalkan apartemen ini.

.

.

Aku mendudukkan tubuhku di sofa ruang tamu. Aku merasa sangat lelah seharian ini full menjalankan aktivitas. Aku memejamkan mataku sebentar.

"Kalo gitu om pamit dulu ya."

"Loh kirain om nginep sini?" Tanya ku.

"Lain kali deh. Kamu tau ada yang harus om urusin malam ini."

Aku mengangguk, kemudian om minho pun beranjak dan pergi meninggalkan rumah ini.

"Om minho mau ngurus apa?" Ucap yuqi tiba-tiba dibelakang ku.

"Lucas." Kata ku pelan.

"Kenapa lucas?" Tanya yuqi lagi.

Aku pun menjelaskan tentang apa yang tadi aku lihat. Semuanya sampai rencana ku dan om minho untuk besok bertemu dengannya. Ternyata yuqi dan hendery benar benar tidak menyadari bahwa itu adalah lucas. Aku juga masih tidak percaya sampai sekarang.

[✔] Scenario - Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang