"Cas mending kamu pulang, aku bisa cari yuqi sendiri."
Aku terus mengguncang lengan lucas pelan saat ia sedang fokus menyetir. Pandangannya lurus kearah jalan raya di depan sana. Ketika aku menceritakan semua tentang yuqi kepadanya, ia langsung terlihat panik dan memaksa untuk membantuku mencarinya.
"Kamu diem oke. Cek aja nomor yang tadi nelfon kamu lacak lokasinya dimana." Ucapnya tegas tanpa mengalihkan pandangannya.
"Cas, aku gak mau yuqi kenapa-napa. Gimana jadinya kalo penculik itu beneran bahayain yuqi?"
"Barusan kamu ingetin aku untuk gak percaya sama ancaman bodoh kaya gitu, kenapa sekarang kamu takut?"
"Lucas, aku cuma--
"Selama kita bareng-bareng semua akan baik-baik aja. Inget itu."
Aku menyerah. Tidak ada gunanya juga membantah lucas yang sedang seperti ini.
Aku memilih mengecek nomor telfon yang tadi pagi menelfon ku dan mencari lokasinya. Layar ponselku menunjukkan sebuah denah lokasi. Titik biru adalah posisiku saat ini yang baru saja keluar dari basement hotel sementara titik orange adalah lokasi nomor telefon itu berada.
Aku mengikuti garis biru dilayar yang akan membawaku pada titik orange."17 km!?" Kataku begitu melihat jarak lokasi ku dan yuqi diponsel.
"Hah?
"Ini. Jaraknya 17 kilo! Gila itu orang bawa yuqi kemana!"
"Tenang oke? Kita ikutin aja lokasinya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Halo hendery?"
"Byanca, kamu dimana? Aku dihotel kok gak ada orang?"
"K-kamu-
"Gimana bisa aku ninggalin kamu yang lagi kaya gini. Kamu dimana!?"
"A-aku lagi sama lucas."
"By, kamu gila ya!? Kamu gak di apa-apain? Oke. Jelasinnya nanti aja. Kamu dimana? Share lock sekarang!"
Tut.
"Kenapa?"
"Gakpapa. Cas, kamu yakin?"
Setelah menempuh perjalanan lebih dari 1 jam, kami pun sampai disebuah desa yang sangat jauh dari kota. Kanan-kiri kami terdapat pohon-pohon yang sangat tinggi dan didepan sana sebuah gubuk kecil terlihat. Aku memandang lagi titik orange yang ada dilayar, benar ini tempatnya. Yuqi ada di dalam sana. Aku menggigit bibir bawahku memandang ketakutan ke arah sana.
"By? Ayo." Lucas memegang tanganku dan menatapku dengan yakin. Akupun mengangguk.
Setelah mengirim lokasi ke hendery, aku memasukkan ponselku ke saku jaketku dan bersiap-siap keluar.
"Tunggu."
Lucas memegang tanganku dan menoleh bangku belakang. Ia seperti berusaha mengambil sesuatu entah apa.
"Kita butuh ini." Ucapnya santai sambil menunjukkan sebuah pistol yang terdapat ditangannya. Mataku melotot dengan sempurna sekarang.
"Cas--"
"Pake ini juga."
Lucas memberiku dua buah sarung tangan untuk aku gunakan. Akupun memakai sarung tangan itu dan melangkah keluar dari mobil mengikuti lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Scenario - Kim Doyoung
Fanfiction"I'm the scenario maker of your life." -Kim Doyoung.