"Sebenarnya hidup itu tidak ribet. Namun terkadang, manusia sendirilah yang membuat hidupnya menjadi ribet."
💃💃💃
"Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik."
Kania mendengus kesal saat guru matematika yang sedang menjelaskan materi tentang garis singgung lingkaran itu, menuliskan sesuatu di papan tulis. Ini jam terakhir, dan diisi oleh pelajaran matematika yang benar-benar membuat rambut Kania hampir botak mendengar segala rumus yang dijelaskan.
Apa para guru tidak tau, jika matematika dijadwalkan pada jam terakhir, itu sama saja membunuh murid? Namun tentu saja itu hanya berlaku untuk murid belangsak seperti Kania. Berbeda dengan murid-murid rajin yang matanya tetap melotot sambil mendengarkan penjelasan yang sama sekali tidak dimengerti Kania.
Kania melirik Windy yang nampak sok rajin mendengarkan guru. Padahal, Windy sedang menggunakan earphone sehingga ia sama sekali tidak mendengar apa yang diucapkan guru. Windy menutupi kepalanya dengan hoodie supaya earphonenya tidak terlihat dan beralasan jika ia sedang masuk angin. Siap-siap, azab menunggumu Windy!
Lalu Kania memutar kepalanya untuk melihat Milli yang sudah tidur dengan menutupi kepalanya menggunakan buku paket. Dan saat Kania menjelajahi seisi kelas yang hampir seluruhnya menelungkupkan kepala mereka dimeja, mata Kania terhenti saat melihat Ricky yang tampak sholeh karna masih terus memerhatikan penjelasan dari pak Abdi. Sesekali, Ricky menganggukkan kepalanya seolah mengerti dengan materi matematika ini.
"Tu cowok otaknya apartemen meikarta kali ya? Lebar, makannya bisa masukin banyak rumus ke otaknya. Beda sama otak gue yang cuman kos-kosan kamar satu," Oceh Kania pada dirinya sendiri.
KRINGGGGGG!!!!!
"YIPPPIEEE!"
Teriakan tanpa sadar Kania, membuat seantero kelas langsung menoleh ke arahnya. Begitupun Milli yang langsung terbangun dengan tersentak mendengar teriakan Kania yang melengking seperti emak-emak memanggil tukang sayur.
"Kania, kamu senang pelajaran saya selesai?" Tanya Pak Abdi dengan penuh penekanan karna mendengar teriakan Kania.
Kania tersenyum, "Saya bukan senang karna pelajaran bapak selesai, pak. Tapi saya senang gara-gara sore ini, ada film spongebob the movie di tv. Makannya saya semangat mau pulang cepet-cepet." Ucap Kania dengan tidak berbohong juga. Karna tadi, ia mengecek instagram salah satu stasiun tv yang akan menayangkan film favorit Kania tersebut. Padahal niat aslinya, Kania senang karna akhirnya ia bisa lepas dari rumus-rumus itu.
Pak Abdi hanya mengangguk mendengarya. "Baik, sebelum kita pulang, ada yang ingin ditanyakan?"
Kania ingin mengumpat karna pak Abdi malah mengulur waktu pulangnya. Namun tidak jadi, karna naluri jahilnya menyuruhnya untuk bersenang-senang dulu sebelum pulang.
"Saya pak," Teriak Kania sambil mengangkat tangannya.
Pak Abdi tertegun mendengarnya. Kerang ajaib! murid belangsak yang biasanya hanya menggangguk-angguk saja padahal tidak mengerti, akhirnya akan mengajukan pertanyaan. Padahal biasanya jika para guru bertanya seperti itu, Kania akan menunduk dengan berpura-pura membaca dan guru akan mengira bahwa ia mencari sesuatu yang tidak dimengertinya.
"Ya, Kania?" Tanya Pak Abdi dengan sumringah. Ia merasa sedikit bangga karna akhirnya ada perkembangan pada diri Kania.
"Kenapa kita harus belajar garis singgung pak? Padahal kan, sesama manusia kita nggak boleh saling menyinggung," Cetus Kania dengan polosnya. Wajah polos ditambah bego itu, membuat seluruh manusia yang mendengarnya, tidak bisa menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA
Teen Fiction(SUDAH TAMAT) 💃💃💃 Jika biasanya hanya para lelaki yang tidak pernah mau berurusan dengan wanita. Kisah ini berbeda. Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis ceria bernama Aretha Kania Handoyo yang tidak pernah mau berurusan dengan laki-laki d...