38 - Takdir

888 73 6
                                    

"jangan bercita-cita menjadi seorang aktor. Karna Tuhan sudah menyiapkan skenario yang harus kita mainkan."

💃💃💃

"Lo udah tau, kan?"

Naura menatap Ricky dengan wajah lesu dan air mata yang sudah mengalir deras. Ia tidak sesegukan. Namun dari matanya saja, siapapun tau bahwa Naura sedang berada di titik terapuh hidupnya.

Ricky tidak menjawab dan hanya diam mematung. Ia tidak tau harus apa ataupun harus berbicara apa. Ia tidak ingin berbicara yang ujungnya akan menyakiti hati Naura. Karna ia tau, Naura tidak bersalah.

"Kania dimana?.....plis bantuin gue buat ketemu dia....."

Ricky hanya menggeleng kecil.

Naura mulai menyentuh tangan Ricky. Kakinya melemah hingga membuatnya berlutut dihadapan Ricky. Ia tidak perduli dengan harga diri. Naura hanya ingin, adiknya kembali.

"Gue mohon, ky......nyokap gue butuh Kania. Gue mau nyokap gue sembuh. gue mohon....." Rintihnya.

Ken tentu tidak tega melihat Naura begini. Selama 3 tahun saling mengenal, ia tidak pernah melihat Naura semenyedihkan ini. Ken tidak pernah tau bahwa dibalik senyum indah yang selalu ditunjukkannya, Naura bisa menjadi gadis serapuh ini.

Windy dan Milli masih bingung dengan situasi ini. Apa semua maksud perkataan Naura? Namun mereka memilih diam. Karna melihat tangis Naura, mereka juga merasa tak tega.

"WOYYYY RUMAH GUE MAO DISERANGG!!!"

Naura langsung menegak begitu mendengar teriakan itu. Ia menghapus air matanya saat melihat Kania melambai dari balkon kamarnya. Begitupun ke lima orang lainnya yang memasang ekspresi yang berbeda-beda.

Mata Naura berbinar. Sementara Ricky disampingnya tampak panik. Saat pulang sekolah tadi, ia mampir kerumah Kania untuk menjaga gadis itu karna Sania ada urusan. Namun karna Kania masih tidur, ia memutuskan untuk pulang sebentar dan berganti baju. Namun ternyata, orang yang harus dihindarkan nya dari Kania justru hadir. Ricky bingung. Apa ia harus ikut memisahkan Kania dari saudara kandungnya juga?

Ricky hanya orang asing. Ia tidak berhak ikut campur dalam masalah Kania. Tugasnya disini, hanyalah menjaga Kania. Hanya menjaga Kania!

"KANIA....INI GUEEE!!!!"

Naura mulai berteriak. Kania pun mengernyit karna bingung mengapa Naura sampai berteriak seperti itu.

"KAK NAURA KENAPA?!"

Tangis Naura kembali pecah. Ia kembali berlutut dan menutup wajahnya dalam. Ia bingung, apakah harus dirinya bersikap egois?

Ayah sudah menceritakan segalanya. Tentang Sania yang memberikan ayahnya uang untuk membayar biaya pengobatan sang Bunda . Sania yang meminta Kania untuk dijadikan anaknya. Dan Ayah yang merelakan Kania demi kesembuhan Bunda.

Biar bagaimanapun, Sania lah yang membuat Bunda tetap hidup dengan memberikan biaya pengobatan serta modal hingga Ayah bisa seperti sekarang. Ayah dapat bangkit kembali dengan membangun usaha. Namun tak urung Ayah menyesal. Ayah sadar, jika keberhasilannya sekarang itu berkat 'menjual anaknya'.

KANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang