Falling; 12

2.8K 271 3
                                    

Jihyun POV

Seperti nya, hari-hari sial gue akan di mulai dari sekarang.

"Lo hati-hati ya di sana. Jangan kelayapan, ntar ga bisa balik. Ga usah terlalu nurut juga sama Lay hyung, ntar malah di salah gunain." ucap kak Chanyeol dengan raut wajah khawatir.

"Hmm."

"Sebelum berangkat, gue boleh peluk lo?"

Gue mengalihkan atensi gue dari koper ke kak Chanyeol. "Udah lama gue ga meluk lo setelah insiden kecelakaan papa. Kalau ga boleh, ga apa kok." lanjut kak Chanyeol.

Rasa nya, gue masih agak kaku dengan kakak gue sendiri. Entah, mungkin karena sebelum kematian bokap gue, kak Chanyeol deket banget sama nyokap gue yang notabene nya sekarang gue benci.

Bahkan setelah kematian bokap gue, kak Chanyeol masih deket banget sama nyokap gue. Gue yang merasa kak Chanyeol memihak kepada orang yang salah merasa muak, lalu akhirnya gue pindah ke apartemen yang memang di wariskan bokap untuk gue.

Dan akhirnya, sampai sekarang gue memilih menetap di apartemen daripada pulang. Walaupun nyokap dan kak Chanyeol udah meminta gue berkali-kali untuk balik, tapi gue masih tetap ga mau.

Gue udah terlanjur kecewa. Harus nya nyokap gue bisa pikir konsekuensi nya dulu sebelum berani melakukan sesuatu.

Dan kak Chanyeol, kenapa lo memihak orang yang salah?

Pada nyata nya, jika seseorang yang sangat lo sayangi dan percayai membuat lo kecewa, maka akan susah untuk lo maafkan dan bangun kembali rasa percaya di antara dua belah pihak.

"Dek?"

Suara kak Chanyeol menyadarkan gue dari lamunan tadi. Kak Chanyeol tersenyum dan menatap gue teduh.

Mau ga mau, gue sedikit melangkah lalu memeluk kak Chanyeol, memeluk tubuh yang udah ga pernah gue rasain kehangatan nya selama tiga tahun terakhir ini.

Gue bakal coba mendekat kan diri dengan kak Chanyeol. Setidak nya dia ga salah apa-apa dan gue ga boleh gini terus.

"Maaf kak, selama ini gue kasar sama lo." ucap gue. Gue bahkan merasa tubuh kak Chanyeol sekarang menegang.

Tapi pada akhirnya dia membalas pelukan gue lalu mengecup pucuk kepala gue lembut.

"Sudah sudah, sesi pelukan berakhir!"

Kak Chanyeol mendengus lalu dengan terpaksa kita melepas pelukan kita yang baru aja 15 detik.

"Ck, ganggu aja lo, Baek!" umpat kak Chanyeol.

Baekhyun nyengir, sementara di belakang nya ada Lay.

"Heh lo! Sini!" panggil Lay ke gue.

Gue mendengus dan menghampiri Lay, "Apa?"

"Apa? Bawain koper gue lah!"

"Apa guna nya lo punya tangan kalau lo bisa bawa koper lo sendiri?" ucap gue yang membuat Lay melotot.

"Lo manager gue, manager ya bawain koper bos nya!"

"Sial." gumam gue pelan.

"Lo sumpahin gue?!" Lay lagi-lagi melotot.

"Udah-udah, sini pelukan dulu!" sahut Suho lalu langsung memeluk Lay, menepuk-nepuk punggung nya.

"Semoga debut lo di Amerika sukses ya, bro!"

"Thanks bro!"

"Lay hyung, we'll miss you!" ucap Sehun manja lalu memeluk Lay juga.

Semua nya mengucapkan perpisahan untuk Lay. Sementara gue merasakan kalau mereka hangat banget, mereka udah kaya keluarga.

"Gue bakal balik secepat nya kok." ucap Lay setelah memeluk Kai.

"Sering-sering kontak gue, dek!" teriak kak Chanyeol saat kita berdua akan masuk ke dalam mobil.

Gue tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil.

Dan sekarang, gue udah resmi jadi manager Lay.

-

Di dalam mobil hanya ada suara radio. Lay sibuk dengan ponsel nya, sementara gue sibuk ngelihat jadwal nya Lay hari ini.

Dan wtf?

Hari pertama dia di China udah sibuk banget!

"Lay, jadwal lo hari ini ada syuting iklan, syuting variety, terus pemotretan dan wawancara sama majalah W."

Lay cuma berdehem, "Bisa lo ambilin laptop gue di dalam tas?"

"Tas? Tas yang mana?"

Lay akhirnya menatap gue, "Lo ga bisa lihat atau gimana. Tas yang ada di dalam mobil ini kan cuma tas yang di sebelah gue. Masa laptop gue di tas lo?"

"Ck, iya-iya sorry." ucap gue di mulut, tetapi dalam hati gue udah mengeluarkan segala umpatan yang ada.

TAS NYA DI SEBELAH NYA PERSIS, KENAPA GA LANGSUNG DI AMBIL AJA? KENAPA HARUS GUE YANG DUDUK DI DEPAN SEBELAH SUPIR YANG AMBIL?

Dog banget emang.

"Oh iya, gue juga minta minum." ucap Lay ga berselang lama. Dengan sigap gue langsung mengambil sebuah botol berisi air mineral dan memberikan nya ke dia.

Lay menatap botol tersebut sambil mengkerutkan dahi nya. "Gue minta minum, bukan air putih."

"Tapi air kan juga bisa di minum!"

"Gamau, gue mau nya starbuck!" ucap Lay lalu sibuk lagi ke laptop nya.

Sial sial sial.

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang