Falling; 40

2.2K 239 3
                                    

Jihyun POV

Sehabis pengakuan nya di publik itu Lay sama sekali ga ngabarin gue apapun. Kecuali satu pesan yang isi nya dia bakal hubungin gue secepat mungkin.

Pikiran gue makin ga karuan. Gue takut dia di marahin sama bos nya, terus karir dia terancam.

Enggak, ga boleh. Dia udah bangun karir itu susah payah dari kecil dan sekarang dia mau ngehancurin dengan semudah ini? Dengan berita bahwa dia punya hubungan sama manager nya sendiri?

Astaga, kenapa masalah nya jadi ribet gini sih? Mana urusan Kak Chanyeol aja belum selesai.

Bel apartemen gue berbunyi. Dengan perasaan campur aduk gue berharap itu Lay.

Untung nya Tuhan mengabulkan permintaan gue karena yang berada di depan gue sekarang beneran Lay.

"Lo beneran gila, Lay." gue berkacak pinggang, mengamati dia yang pakaian nya juga masih sama kaya yang tadi pagi ia pakai.

"Gue bahkan belum nge-iyain ucapan lo, kenapa lo dengan enak nya mengambil keputusan tanpa persetujuan gue?"

Lay hanya diam sambil mengganti sepatu nya dengan sendal rumah.

"Ayo makan, gue laper." kata Lay sambil masuk ke dalam.

"Lay."

Ia memberhentikan langkah nya saat gue memanggil nama nya dengan nada yang benar-benar datar.

Lay berbalik lalu menghela nafas, "Maaf."

"Tapi gue ga bisa menahan ini terlalu lama karena publik udah makin penasaran. Bohong? Gue ga mau nyakitin lo, gue juga ga mau bohongin publik karena suatu saat semua ini pasti akan terbongkar."

Lay melangkah maju, memegang kedua bahu gue dan sedikit mengusap nya.

"Semua nya bakal baik-baik aja, begitupun juga dengan masalah kakak lo."

Gue mendongak untuk melihat Lay yang lebih tinggi daripada gue.

"Kakak gue?"

Lay mengangguk, "Setelah pertemuan tadi gue pergi bareng Baekhyun untuk nemuin pengacara baru buat Chanyeol. Dan semua ini bakal segera selesai."

"Pengacara baru, kenapa harus pake pengacara baru?"

"Karena betul kata Baekhyun, semua ini gimmick Ny. Park."

-

Jam sudah menunjukan pukul 01:00 KST, tapi mata gue belum bisa terpejam. Penjelasan Lay tadi benar-benar berputar di otak gue.

Serius? Nyokap gue sejahat itu?

Belain masukin anak nya ke penjara hanya demi mendapatkan maaf dari gue?

Gue menggeleng pelan lalu keluar dari kamar berniat untuk minum segelas air putih.

Gue membuka pintu dan melihat sosok Lay yang duduk membelakangi gue di ruang tamu tengah meneguk wine milik gue

"Siapa yang ijinin lo buat minum wine gue?"

Lay menoleh, ia sempat tersenyum sebelum kembali sibuk ke wine nya lagi.

"Bakal gue ganti satu pabrik ntar." kata Lay setelah gue duduk di sebelah nya.

"Enggak tidur?" tanya gue sambil mengambil gelas yang ia pegang. Lay menggeleng lalu menempatkan kepala nya di kedua paha gue.

Badan gue sempat menegang karena kaget. Tapi gue berusaha sebiasa mungkin dan mulai meneguk wine yang berada di dalam gelas.

"Gue ga bisa tidur." jawab Lay singkat lalu mengambil tangan kiri gue yang terbebas, mulai memainkan jari-jari gue.

Gue menaruh gelas kosong itu di pinggir dan berniat untuk mengusap kepala Lay.

Awal nya gue ragu, tapi entah dorongan darimana akhirnya gue mengusap juga kepala yang berada di paha gue ini.

"Lo sendiri kenapa ga tidur?" tanya Lay dan beralih menatap gue.

"Gue juga ga bisa tidur kayak lo."

"Lo masih mikirin tentang nyokap lo?" tebak Lay yang tepat sasaran. Gue hanya berdehem sebagai jawaban.

"Semua nya udah di atur dan pasti Chanyeol bakal bebas." Lay kembali menyakinkan sembari menggengam erat tangan kiri gue.

"I hope so."

Lay mengerutkan dahi nya. Dia kemudian bangun dari posisi tidur nya dan duduk menghadap gue.

"Shall we date tomorrow?"

Pandangan gue naik ke wajah nya, "Ayo kita date kaya hubungan pacaran pada umum nya!" ajak Lay.

"Tapi penggemar lo pasti bakal ikut-"

"Gue ga peduli mau mereka ngikutin dan ngefoto kita lalu kita jadi trending topik dimana-mana. Yang gue mau sekarang adalah kita nge-date!"

"Tapi-"

CUP!

Belum sempat gue menyelesaikan kalimat, Lay langsung mengecup bibir gue.

"Ga usah khawatir. Besok gue bakal ngejagain lo dan pastiin bahwa ga ada yang bakal nyakitin lo. Oh, bahkan ga ada yang boleh nyolek masa depan gue ini!"

Gue terkekeh begitupun juga dengan Lay.

"Usap kaya biasa dong biar gue bisa tidur." Lay kembali tidur di pangkuan gue dengan kepala nya yang kali ini menghadap ke perut gue.

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang