Falling; 46

2.1K 235 8
                                    

Jihyun POV

Two months later..

Kepala gue rasa nya mau pecah saat terlibat masalah hukum seperti sekarang.

Nyokap gue di tahan sementara karena mengaku dan memberi bukti fisik berupa rekaman CCTV yang ia dulu sembunyikan. Sementara Kak Chanyeol masih di duga menutupi masalah dan membohongi hukum.

Semua nya masih di selidiki.

Bukan hanya itu aja, berita dating gue dan Lay masih jadi hot topic. Entah itu di Twitter, Weibo, ataupun Instagram. Bahkan banyak juga yang menyebarkan berita palsu seperti semua ini gimmick hanya untuk mengalihkan atensi publik karena berita Kak Chanyeol yang semakin rumit.

Ada juga yang bilang kalau ada masalah internal di SM yang bakal keluar, lalu dengan sengaja SM mengorbankan Lay agar masalah internal itu ga sampe di publik.

Huh, sungguh kejam perkataan netizen.

Sehari-hari setelah gue lulus dan wisuda minggu lalu gue ga ngelakuin apa-apa selain mengunjungi kakak gue dan mencoba peluang kerja online.

Wisuda gue aja bener-bener menyedihkan. Hanya Hani sama Hyera  yang datang. Tapi setidak nya gue harus bersyukur karena masih ada mereka.

Ngomong-ngomong tentang Lay, dia sekarang lagi sibuk syuting drama yang judul nya The Golden Eyes. Oleh karena itu dia juga jarang bisa hubungin gue.

Gue? Ya memaklumi aja, dia kan memang orang sibuk dan workaholic banget.

Ponsel gue tiba-tiba berdering, panggilan masuk dari Lay langsung membuat jemari gue menggeser tombol hijau.

'Jihyun-ah!!'

Gue sedikit menjauhkan ponsel dari telinga karena teriakan Lay. Iya ini udah jadi kebiasaan dia semenjak dia di China.

"Astaga, ga usah ngegas."

Lay terkekeh di sebrang, 'Lo di mana?'

"Di apart, kenapa?"

'Bisa minta tolong keluar sebentar ga?'

"Ngapain?"

'Bentar doang cepet!'

Gue berdiri dan membuka pintu kamar, "Idih, apaan sih.."

Mulut gue benar-benar terbuka lebar sekarang.

Lay berada di depan gue sambil melambai ke gue.

"Miss me?"

Gue mendekat, mengucek kedua mata gue.

"Nyata ga sih?" gumam gue ga percaya.

Lalu sebuah benda kenyal dan lembut tiba-tiba menyentuh bibir gue selama beberapa detik membuat gue sadar bahwa ini bukan imajinasi gue.

"Maka nya jangan kebanyakan imajinasi, jadi nya susah kan bedain mana yang nyata mana yang enggak."

Gue ga menjawab dan memilih memeluk Lay, "Kangen."

"Me too!" Lay memeluk gue erat dan menggerakan badan gue ke kiri dan ke kanan.

"Tau ga sih, gue syuting tuh ga fokus karena mikirin lo mulu. Kan biasa nya lo selalu ada bareng gue."

"Bentar," jeda gue, "Emang syuting lo udah selesai kok bisa ke sini?" tanya gue tanpa melepas pelukan gue sekarang.

Terlalu nyaman sih.

"Enggak sih, ini aja baru 20%."

Gue mendongak, "Tapi syuting nya libur selama tiga hari sama producer dan manager karena lead female nya cidera. Jadi nya gue manfaatin ke sini deh!" lanjut Lay semangat.

"Harus nya kan istirahat aja."

"Pulang ke sini juga sama dengan istirahat, because you are my home." ucap Lay sambil tersenyum.

Entah karena udah ga lama lihat dia atau apa, tapi lesung nya sekarang makin dalam aja!

"Tau ga sih?"

Lay memegang kedua bahu gue dan perlahan mendorong gue mundur, "Kenapa gue ga pernah mau ngelakuin kiss scene?"

Jantung gue berdetak kencang dan sebagai jawaban gue menggeleng kecil.

"Selain ga mau kecewain fans, gue mau ngejaga bibir gue hanya untuk satu orang di masa depan."

BRUK!

Ga ada jalan mundur lagi dan punggung gue sekarang sudah menempel di dinding.

"Dan ternyata orang di masa depan itu adalah lo."

"I miss you." bisik Lay dan setelah itu bibirnya menempel lagi di bibir gue.

Tangan nya menuntun kedua tangan gue untuk melingkar di leher nya, sementara kedua tangan milik Lay sudah melingkar sempurna di pinggang gue.

Hanya perlu beberapa detik ciuman nya berubah menjadi sedikit kasar dan bertempo cepat. Gue ga nyangka bahwa Lay bisa berciuman se-liar ini.

Dia bener-bener lembut kalau di liat dari luar, tapi ternyata di dalam nya dia bisa bener-bener liar.

Gue sudah cukup kewalahan untuk membalas ciuman nya. Selain karena gue belum pernah ciuman se-intens ini, gue juga mulai kehabisan nafas.

Lay menarik pinggang gue dan memiringkan kepala nya. Gue meremat rambut hitam nya untuk memberitahu apa yang gue rasakan sekarang.

Campur aduk.

Akhirnya Lay melepaskan ciuman nya. Kita berdua sama-sama terengah-engah dengan mata yang masih beradu.

"Tunggu sampe kita nikah dan gue bakal bawa lo ke ran-umhh!"

Gue menutup mulut nya sebelum ia melanjutkan perkataan nya.

Gue udah tau apa yang dia maksud!

"Omongan nya ya, tolong di jaga!" gue memperingatkan, "Dasar, gue kira lo polos. Tapi tau nya.."

"Di EXO ga ada yang polos, begitupun juga dengam gue." potong Lay lalu terkekeh dan mencubit pipi gue dengan lembut.

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang