Falling; 24

2.7K 283 4
                                    

Author POV

Lay masuk ke dalam kamar hotel nya. Setelah makan malam dengan Jihyun, jantung nya berdetak semakin kencang.

Bahkan detakan nya masih kencang sampai sekarang.

Lay menghempaskan tubuh nya ke atas kasur, menatap langit-langit kamar sambil tersenyum kecil.

Perasaan ini, sama seperti yang dia rasakan setahun yang lalu saat mendekati Kyulkyung.

Jantung berdebar-debar, tangan yang berkeringat dingin, serta darah yang mengalir sangat deras.

Bukan, ini bukan tanda timbul nya suatu penyakit. Apalagi ayan. Bukan.

Ini adalah tanda ia telah menyukai seseorang.

Lay tidak tau sejak kapan ia menyukai wanita bar-bar an tersebut. Yang ia tau sekarang ia sudah jatuh ke kharisma Jihyun.

Rasanya waktu-waktu bersama Jihyun adalah waktu terbaik. Dimana ia bisa menggoda Jihyun dan membuat wanita itu mengembungkan pipi nya atau berdecak kesal.

Apalagi saat pipi nya merah merona saat Lay mencium nya. Lay terkekeh sendiri saat mengingat nya.

Merasa salah, Lay menggeleng dan mencoba untuk menghilangkan Jihyun sejenak dari pikiran nya.

Dia senang hari ini, lebih dari senang.

Begitupun juga dengan Jihyun. Wanita itu tersenyum sembari melihat kalung yang di beri Lay tadi.

Liontin berbentuk huruf 'J', sederhana tetapi berhasil membuat hati Jihyun menghangat.

Otak nya kembali mengingat kejadian satu jam yang lalu. Dimana Lay yang mencium kening nya.

Mencium atau mengecup? Masa bodoh, yang penting Jihyun suka dengan tingkah laku Lay tadi. Walaupun Lay tidak memberi alasan untuk apa dia memberikan kalung tersebut serta langsung menutup mulut beberapa menit setelah mencium kening Jihyun.

Jihyun terkekeh. Lay lucu. Batin nya.

Ia tidak pernah merasa sebahagia ini setelah beberapa tahun yang lalu. Lay benar, lelaki itu berhasil membuat Jihyun bahagia walaupun sesaat.

Senyum Jihyun luntur saat tiba-tiba sebuah pikiran negatif melewati otak nya.

Tidak, ia tidak boleh terlalu nyaman dengan tingkah laku Lay.

Ia takut saat ia merasa di puncak kebahagiaan nya, maka Lay akan pergi.

Jihyun takut, Jihyun trauma.

"Enggak, gue ga boleh terlalu nyaman dengan keadaan ini."

"Gue takut enggak bisa kehilangan Lay saat gue udah terlalu bahagia. Padahal gue ga ada hubungan apa-apa sama dia." gumam Jihyun.

Jihyun memilih menaikan selimut lalu menuju ke alam mimpi.

-

Lay POV

Pagi ini gue udah berangkat ke lokasi syuting Go Fighting. Tinggal beberapa episode dan selanjut nya gue bakal mempersiapkan debut gue di Amerika nanti.

"Lo kalau cape tidur aja, jangan nungguin gue selesai syuting." kata gue ke Jihyun setelah kita udah sampai di lokasi syuting.

"Idih, siapa juga yang nungguin lo!"

Gue terkekeh lalu mengusak rambut nya pelan. Sifat kasar nya ngebuat gue makin gemas sama dia.

"Ih jangan di rusakin, gue males urai terus ikat lagi!" omel Jihyun karena memang sekarang rambut nya lagi di ikat.

"Kalau gitu ga usah di ikat." dengan santai gue menarik ikat rambut nya hingga sekarang rambut panjang nya terurai.

"Lay!" bentak Jihyun, "Balikin ikat rambut gue!"

"Gamau, bagusan gini tau!" gue memasukan ikat rambut tersebut ke kantung kaos gue. "Bye, gue mau syuting!"

"Lay!"

Gue terkikik dan mengabaikan teriakan Jihyun dari dalam mobil.

Syuting di mulai. Seperti biasa, gue harus mengeluarkan tenaga ekstra karena variety show ini membutuhkan tenaga fisik dan kerja otak.

Cape, tapi seru.

Gue syuting dari pagi sampai malam dan gue mulai khawatir karena belum melihat Jihyun seharian ini.

Biasanya dia bakal ngintip gue dari balik staff. Tapi hari ini dia ga ada.

Selesai syuting, gue memilih untuk kembali dulu daripada makan bersama para anggota dan staff.

"Loh, kok Pak Wang sendirian? Jihyun kemana?" tanya gue saat masuk ke dalam mobil.

"Saya gatau, sudah dari siang Jihyun-ssi ga ada. Emang dia ga ikut mantau kamu syuting?" tanya Pak Wang balik, gue menggeleng.

"Kalau gitu saya coba telepon aja." gue merogoh saku celana gue dan mengeluarkan ponsel gue.

Nomor nya ga aktif.

Ga menyerah, gue coba bertanya kepada beberapa staff di sini dan jawaban mereka masih sama.

Mereka gatau.

"Mungkin udah kembali ke hotel." ucap Pak Wang.

"Yaudah pak, kalau gitu kita ke hotel sekarang."

Baru beberapa menit mobil berjalan, ponsel gue bergetar.

Junmyeonie~ is calling..

"Hallo?"

"Lay-ah."

"Nee, waeyo?"

Sempat terdengar helaan nafas di sebrang yang membuat gue langsung merasa ga enak.

Detik berikutnya Suho membuka suara lagi yang membuat gue terkejut.

"Chanyeol di tangkap polisi tadi siang."

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang