Falling; 29

2.6K 334 2
                                    

Siders mulu. Hm.


Jihyun POV

Jam udah nunjukin pukul sembilan malam dan Lay yang janji nya bakal dateng masih aja belum dateng.

Gue berdecak kesal lalu mematikan televisi yang berada di depan gue. Mau tidur aja daripada nungguin yang ga pasti.

Baru aja gue mau masuk kamar, suara bel dari depan berhasil ngebuat gue langsung lari ke arah pintu.

CKLEK!

Gue melihat Lay yang berdiri di depan gue sambil tersenyum lebar.

"Masih inget buat dateng?" tanya gue sok malas. Padahal seneng banget pas dia ga lupa buat dateng ke sini.

"Sorry, tadi habis dari dorm gue jenguk kakak lo dulu. Jadi telat." ucap nya santai lalu sama seperti kapan hari, dia mendorong gue masuk.

Lay membuka mantel serta topi nya,  setelah itu ia memperhatikan gue yang melipat tangan di depan dada.

"Apasih, apa?" Lay mengacak rambut gue pelan yang membuat gue memekik.

"Jangan, berantakan kan jadi nya!" omel gue dan menyingkirkan tangan nya dari atas kepala gue. Sementara Lay malah ketawa.

Idih, seneng ya dia lihat gue ngomel-ngomel.

"Btw makan dulu yuk, gue laper belum makan dari tadi siang." pinta Lay dengan muka memelas.

Hm.

"Bodo amat." balas gue cuek sambil mengidikan bahu.

"Apa?" Lay menyeringai, tapi tanpa takut gue mengulang kata-kata gue.

"Bodo am- Lay!!"

Lay ketawa setan sambil mencubit kedua pipi gue, "Ayo tadi lo bilang apa?"

"Bodo amat!" ulang gue, Lay semakin mengeratkan cubitan nya di kedua pipi gue.

"Lepasin ih, sakit!"

"Gamau, lo harus bilang dulu, Lay yang ganteng gue minta maaf ya."

Idih, pemaksaan!

Gue tetap bungkam, sementara Lay malah makin mencubit pipi gue gemas sambil menggoyangkan nya ke kiri dan kanan.

"Masih ga mau?" goda nya.

Ok, gue kalah!

"Lay yang ganteng, gue minta maaf." ucap gue cepat.

"Ga ikhlas, ulang!"

Heh!

"Lay yang ganteng, gue minta maaf." kali ini suara gue melembut dan terkesan memohon.

Lay pun akhirnya melepas cubitan nya.

"Gitu dong. Ayo manager, masakin gue sekarang!"

Lay berjalan mendahului gue ke dapur sementara gue udah mengeluarkan banyak umpatan dari belakang.

-


Jam sudah menunjukan pukul dua belas tengah malam. Tapi seolah lupa waktu, Lay masih ada di sini.

Lebih tepat nya di ruang tamu, nobar film dvd bajakan punya gue.

"Lo ga balik ke dorm?" tanya gue saat Lay masih asik fokus ke film dan memakan cemilan punya gue.

Lay menggeleng, "Hari ini gue mau nginep di sini aja."

Mata gue melotot, bahkan rasanya mau keluar.

Apa? Lay mau nginep di sini?

Arti nya dia mau tidur di sini dong?

"Ga, gue ga mau lo tidur di sini!" tolak gue sambil sedikit menjauh dari dia.

Lay menoleh dan menatap gue dengan satu alis terangkat, "Tapi gue nya mau dong, gimana?"

"Tapi kan gue pemilik rumah nya dan gue ga ijinin lo!"

"Masih lupa kalau status nya manager?"

Sindiran Lay tadi berhasil membuat gue bungkam.

Bangke, bisa aja dia manfaatin status gue di saat seperti ini!

Lay menaruh cemilan nya di atas meja, setelah itu ia memiringkan badan nya menghadap gue.

"Ngomong-ngomong tentang manager. Lo kapan hari bilang kan kalau gue bisa hukum lo apa aja?"

Dengan ragu, gue mengangguk sambil menelan ludah gugup.

Perasaan gue ga enak.

Lay tersenyum miring, lalu dengan sekali gerakan wajah nya yang ganteng itu udah ada tepat di depan gue.

Dengan jarak beberapa sentimeter doang!

BLUSH!

"Ap-apaan woy!" gue mendorong nya hingga dia sedikit mundur.

"Cie mikir yang aneh-aneh ya?" Lay terkekeh lalu mengusap rambut gue, "Gue mau bersihin kotoran di rambut lo kok."

Setelah itu dia kembali ke posisi duduk nya.

Gue sempat mengumpat di dalam hati dan berdehem gugup. Gue kira dia tadi mau ngecium gue lagi dong!

Ish, GR amat gue!

Lay melirik gue sementara gue pura-pura ga ngelihat dan mencoba fokus ke film.

"Bilang aja lo tadi berharap gue cium kan?"

BLUSH!

Pipi gue rasa nya panas lagi.

Mata gue melirik Lay dan berusaha terlihat setenang mungkin, "Enggak ah, ngaco lo!" alibi gue dan memakan permen coklat di depan gue.

"Ah masa?" goda Lay sambil memajukan wajah nya, membuat badan gue terdorong ke belakang.

Dan sekarang gue udah terlentang di atas sofa berukuran agak besar ini.

Dengan Lay di atas gue!

"Mau tau apa hukuman lo?" tanya Lay dengan suara mulai memberat di tambah wajah nya yang makin maju.

Jantung gue makin berdegup kencang. Bahkan sekarang tangan gue meremas kaos yang Lay pakai.

Lay mendekatkan wajah nya. Hanya beberapa senti lagi sampai bibir kita bakal bertemu.

Tapi gue di buat kesal saat Lay tiba-tiba beralih ke telinga gue dan membisikan sesuatu.

"Traktir gue apapun yang gue mau selama sebulan ini!"

"Ih!!" spontan gue memekik kesal dan memukul dada nya agar ia menjauh. Lay tertawa keras sambil kembali ke posisi duduk nya.

"Cie kejebak lagi!" lagi-lagi ia menggoda membuat gue merengut kesal.

"Gatau njay, bodo amat."

Lay berhenti ketawa lalu mulai membuka suara lagi.

"Gue ga mau lancang lagi kayak dulu. Sekarang gue mau ijin dulu. Kalau lo ijinin ya gue bakal lakuin, kalau enggak ya gue ga bakal lakuin."

Gue pura-pura gatau dan kembali ke posisi duduk gue. "Lakuin apa?"

"Bite and taste your lips." jawab Lay setengah berbisik.

"So, may i?"

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang