Falling; 23

2.7K 276 5
                                    

Jihyun POV

Gue menghela nafas berat karena hari ini berita tentang gue dan Lay menjadi trending topik di mana-mana.

Tapi untung nya berita itu enggak menuduh gue yang aneh-aneh. Berita itu cuma ceritain kalau Lay dan manager nya terjebak di dalam lift dan untung nya masih selamat.

"Action!"

Gue mengalihkan perhatian gue ke Lay yang sekarang lagi syuting untuk iklan untuk sebuah website belanja online China, T-Mall.

Btw tadi sebelum tidur gue udah pasang alarm tepat di jam satu siang, jadi kita berdua ga telat.

Gue memperhatikan Lay yang dengan lancar dan percaya diri nya memperkenalkan website tersebut. Dan gue memekik gemas saat dia mengakhiri dengan senyum yang menampilkan lesung di pipi kanan nya.

"Ok, cut!"

"Kerja bagus, Yixing! Kamu boleh istirahat lima menit." ucap direktur. Setelah itu dengan sigap gue langsung berdiri dan membawa kan dia sebotol air putih.

"Gue ganteng ga tadi?" tanya Lay setelah menerima botol air minum yang gue beri.

Ck, pede amat.

"Iya ganteng kok, ganteng banget!" ucap gue malas. Lay berdecak lalu tiba-tiba membelakangi gue.

"Ga ikhlas ngomong nya!" ucap nya dengan nada persis anak kecil.

Gue sempat menatap punggung nya ga percaya. Betul dia Zhang Yixing penyanyi, actor dan dancer yang keren tuh?

Bocah banget!

Gue kembali menghela nafas dan mau ga mau membalikan badan nya.

"Iya ganteng banget, sumpah ga bohong!" akhirnya gue ngalah.

Lay berbalik dan menyengir, "Nah gitu dong, hehe."

Gue bergeleng pelan, yakin umur dia udah lebih dari 25 tahun?

"Selesai syuting ini lo udah ga ada schedule lagi. Tapi besok lo ada syuting variety show Go Fighting di pagi hari. Jadi nanti jangan tidur terlalu malam." ucap gue menjelaskan yang hanya di tanggapi oleh anggukan.

"Ok, kalau gitu nanti makan malam bareng gue yuk!"

"Hah?" otomatis gue bereaksi karena Lay mengucapkan itu dengan lantang dan santai.

Ini kenapa dari schedule nyambung nya ke dinner?

Untung nya dia pake bahasa Korea, jadi orang-orang di sini ga paham dengan apa yang dia katakan barusan.

"Iya, makan malam bareng gue."

"Ada yang mau gue omongin." lanjut nya.

HEH?

Dia mau ngomong apaan woy?

"Ngomong di sini aja kan bisa?"

Lay bergeleng, "Ini privasi kali. Udah nurut aja!"

"Tapi-"

"Oke, ayo kita kembali lanjutkan syuting nya!" belum selesai gue berbicara, suara direktur sudah menginterupsi.

Lay mengusir gue dengan gerakan tangan, dan mau ga mau gue kembali ke tempat duduk.

Emang dia mau ngomong apa?

-


Malam hari tiba dan sesuai dengan janji Lay, dia mengajak gue untuk makan malam di suatu restaurant.

Dengan menggunakan pakaian santai serta masker dan topi, kita masuk ke dalam restaurant tersebut.

Sepi.

"Sengaja gue booking, biar ga ada yang ngeganggu kita." ucap Lay seperti ngerti apa yang akan gue tanyakan ke dia.

Gue hanya menjawab dengan mulut yang membulat. Setelah itu ia mengajak gue untuk duduk di dekat jendela.

"Pesen dulu." ucap Lay yang gue iyakan. Setelah itu gue memesan sebuah daging steak.

Dan juga jangan lupa wine, gue udah lama ga menyesap minuman favorit gue ini.

Suasana terasa canggung setelah pelayan pergi membawa buku menu. Gue menunduk sementara Lay menatap ke arah luar.

"Lo mau ngomong apa?" tanya gue memecahkan keheningan. Lay menoleh dan kembali nyengir.

"Oh iya ya, lupa!"

Lay berdehem dan merubah posisi duduk nya menjadi lebih tegak.

"Gini, ini tentang debut gue di Amerika bulan depan." lanjut Lay.

"Terus?"

"Iya, gue mau minta lo buat urusin tiket dan semua keperluan gue selama pembuatan Music Video, kunjungan, dan showcase gue di sana."

"Mungkin lo bakal sibuk banget waktu itu, tapi ini emang tugas manager yang ga gue lebih-lebihkan. Lo bisa kan?" jelas Lay panjang lebar.

"Tentu." gue mengangguk, "Terus? Gitu doang?" tanya gue yang Lay anggukin.

Gue hanya ber-oh ria, tapi di dalam hati entah kenapa gue merasa sedikit kecewa.

Bukan, gue ga berharap yang tinggi-tinggi. Tapi apa beneran dia cuma mau ngomong tentang debut nya nanti? Kalau iya kenapa ga ngomong di mobil aja tadi?

"Kok lo kelihatan sedih gitu?" tanya Lay mungkin karena melihat respon gue tadi.

"Ga apa, gue cape aja." alibi gue.

Lay hanya bergumam.

"Oh iya!"

Lay merogoh saku mantel nya, mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah maroon.

Gue mengeryit saat melihat Lay menunjukan kotak tersebut ke arah gue, "Apa ini?"

Lay tersenyum kemudian membuka kotak tersebut.

Dan ternyata di dalam nya berisi kalung dengan liontin berbentuk huruf J.

"Weh bagus. Buat siapa nih?" tanya gue antusias karena kalung yang dia pegang sekarang bener-bener bagus.

"Ya buat lo lah, siapa lagi?"

Gue melotot, "Serius?"

Lay mengganguk, "Hadiah buat manager gue yang udah kerja keras selama ini."

Kemudian ia berdiri dan sedikit mencodongkan badan nya ke gue untuk memasangkan kalung tersebut.

Sesaat gue menahan nafas saat melihat Lay berperilaku seperti ini.

"Perfect." gumam nya di telinga gue saat kalung tersebut sudah terpasang di leher gue.

Lay lalu mengalihkan pandangan nya dari liontin tersebut menuju ke dalam mata gue.

Dia tersenyum lagi, setelah itu dia mendekatkan wajah nya.

Dan mencium kening gue lembut.

Falling; Lay Zhang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang