"Tuhan memang menentukan takdir, tapi banyak pilihan yang ada dihadapanku, dan ini salahku karena memilih untuk terluka"
▪▪▪Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, beberapa orang mulai terkantuk-kantuk, bahkan ada juga yang sudah tertidur, berulangkali gadis cantik ini menghela napas, ia juga merasa jenuh, namun tak bisa berbuat banyak.
Tettt!
Suara bel seakan menjadi vitamin, semua langsung merasa segar, belum lagi anak-anak yang sejak tadi tertidur malah jadi yang pertama membereskan peralatan tulisnya ke dalam tas.
"Baiklah, pertemuannya cukup, dan untuk tugas minggu depan harap dikerjakan dengan baik," itulah kalimat terakhir yang diucapkan guru dengan rambut pelontos sebelum meninggalkan kelas, membuat semua bersorak kegirangan.
"Tzuyu, kau langsung pulang?" tanya seorang gadis cantik disebelahnya yang masih membereskan buku, Tzuyu terlihat menimang, ia tak yakin.
"Sepertinya tidak, aku duluan ya," pamitnya dan langsung keluar, Tzuyu mengeluarkan ponselnya, lantas ia mempercepat langkahnya menuju tempat yang menjadi tujuannya tadi.
Perpustakaan.
"Tzuyu," panggil seseorang membuat ia menoleh, Tzuyu tersenyum mendapati seseorang berlari ke arahnya.
"Yerim?" sapa Tzuyu setelah gadis cantik itu mendekat.
"Kau mau kemana?"
"Perpustakaan," Yerim mengangguk, ia kembali tersenyum pada Tzuyu. Gadis itu melihat jam tangannya dan segera menepuk kening.
"Kenapa?" tanya Tzuyu merasa heran.
"Tzu, maaf kali ini aku tidak bisa ikut, aku harus segera pulang," Tzuyu hanya mengangguk dan mereka berpisah.
Setelah kepergian Yerim, Tzuyu juga melihat jam tangannya dan melakukan hal yang sama, ia segera berlari menuju Perpustakaan dengan tergesa.
Disela larinya, Tzuyu kembali melihat ponselnya namun masih tidak menunjukkan notifikasi apapun, padahal ia menunggu balasan seseorang.
Langkahnya terhenti begitu saja saat kedua matanya menangkap pemandangan yang tak asing, dua orang yang dikenalnya, salah satunya adalah gadis bernama Yerim tadi dan dia bersama seorang lelaki.
"Jung?" tanya Tzuyu pada dirinya sendiri.
Dua orang itu berlarian menuju sebuah motor yang dapat dipastikan itu adalah motor Jungkook dan menaikinya hingga motor itu melaju meninggalkan kawasan Sekolah.
Tubuhnya mematung melihat mereka yang sudah hilang dari pandangan, ponselnya bergetar membuat Tzuyu kembali tersadar.
Me
Jung, hari ini jadi?
JJungkook
Tentu, kau bisa menungguku sebentar? Aku harus mengantar Yerim terlebih dahulu
Tzuyu merekahkan senyumannya, ia memejamkan mata dan menggelengkan kepala berusaha mengusir semua pikiran buruk yang datang, ia hampir saja salah paham karena balasan Jungkook yang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...