16# Reka Harapan

2.1K 326 129
                                    

"Saat semuanya sudah sirna, hanya harapan yang kupegang teguh, walah aku tau, justru harapan itu yang perlahan akan membunuh"
▪▪▪





Berulangkali Jungkook mengucapkan maaf dan terimakasih dalam hatinya, tangannya masih memegang ponsel yang baru saja menjadi medianya untuk selamat namun juga berbuat kesalahan. Lelaki itu baru saja menelepon Mirae untuk mencegahnya datang ke Rumah Sakit, dan mengatakan mereka baik-baik saja, ya tentu, kecuali Tzuyu tepatnya.

Ia mengembuskan napas lega saat Mirae percaya apa yang ia katakan, pasalnya akan menjadi tambah rumit ketika Mirae datang dan tahu bahwa Tzuyu menghilang sejak tadi pagi, Jungkook mendudukkan tubuhnya di bangku tunggu sambil menatap lurus ke depan, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena sejak tadi terus mencari Tzuyu.

12 lantai Rumah Sakit ini, dan ada ratusan kamar, belum lagi halamannya yang begitu luas, Jungkook sudah menyusuri dua pertiga bagian Rumah Sakit ini, kakinya bukan lagi gemetar namun seakan mati rasa karena terus ia pacu untuk berlari.

Jungkook kembali menekan tombol hijau di layar ponselnya, memanggil sebuah kontak bertuliskan nama 'Tzuya' dan selang beberapa detik panggilannya tersambung, membuat ia mengangkat tangan kirinya dan menatap layar ponsel bercase rose gold yang kini menyala karena ada panggilan masuk, di sana tertera nama 'JJungkook'.

Ya, tentu saja.

Mungkin kini Jungkook sudah gila, sejak kepergian Tzuyu ke Kantin tadi pagi, Jungkook menyadari bahwa ponsel milik gadis itu tertinggal di bangku yang mereka pakai tidur semalam, dan entah untuk ke berapa kali, Jungkook melakukan hal yang sama, menelepon ponsel Tzuyu berharap untuk panggilan yang ia berikan, maka suara gadis itu yang terdengar.

"Tzuya," suara Jungkook akhirnya terdengar setelah cukup lama ia menerima panggilan di ponsel Tzuyu, menelepon dirinya sendiri.

Bibir Jungkook bergetar dan matanya memanas, tenggorokannya tercekat, seakan kalimat yang hendak keluar, terkunci dengan rapatnya.

"Kau dimana?" tanya Jungkook lagi masih dari telepon, dan ia juga mendengar suaranya dari ponsel Tzuyu, Jungkook masih menatap lekat layar ponsel Tzuyu.

"Kembalilah," dan satu airmata Jungkook jatuh, tubuhnya mulai ikut bergetar sekarang.

Pemuda yang kini duduk di bangku akhir masa SMA tersebut merintih dalam, ia menghapus airmatanya dengan lengan walau airmata baru kembali jatuh.

"Aku lelah, aku hampir menyerah, dimana kau Tzuya?"

"Tzuya, aku mengkhawatirkanmu,"

"Tzuya--" Jungkook menelan salivanya kuat.

"Kembalilah," pria itu melepas ponselnya dan bersandar dengan tatapan kosong, sekarang ia hanya berharap, angin akan membantunya, menyampaikan panggilannya pada gadis itu dimanapun dia berada.

"Tzuya, kau dimana?"

*
*
*

Angin malam kembali menerpa wajah manisnya, gadis itu masih setia duduk dan menatap lampu-lampu Kota yang bersinar begitu ramai, seolah ingin mengalahkan hamparan bintang di atas langit.

Rambut panjangnya melambai-lambai, dengan nakal menyentuh pipinya yang mulai terasa dingin. Mata indahnya masih menatap lekat, jemari lentiknya hanya sesekali membenarkan helaian rambut jika itu sudah benar-benar mengganggu penglihatannya.

Breathless [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang