"Jika kau memilih untuk pernah memiliki, maka kau juga harus siap untuk kehilangan. Karena, dua hal yang saling bertolak belakang itu sudah ditakdirkan untuk saling berhubungan."
▪️▪️▪️Elaan napas dalam membuat ia terlihat semakin gugup. Kedua tangan mungilnya meremas kuat baju yang ia kenangan, kedua matanya tertuju menatap deretan bunga yang menjajar menghiasi. Kepalanya menunduk, membuat sedikit anak rambutnya turun dari belakang telinga.
Riasan wajah sederhana membuat ia terlihat begitu cantik. Belum lagi pakaian yang ia gunakan, melengkapi momennya hari ini.
"Yerim,"
Gadis itu menoleh, menampakkan sebuah senyuman kala melihat sang ayah yang menegurnya tadi, ia beranjak dan menggandeng tangan pria berkacamata itu. Sekali lagi Yerim tersenyum, mengingat kedua tangan inilah yang dulu senantiasa menjaganya.
"Ayah bangga padamu," ucap tuan Kim membuat Yerim menyandarkan kepala pada bahu sang ayah.
"Tapi rasanya, hari ini tak lengkap tanpa kehadiran mereka," lirih Yerim membuat tuan Kim menepuk pundaknya pelan.
"Bersabarlah, mereka pasti akan kembali. Bukankah Kookie juga mendapat gelarnya?"
"Iya, bulan depan dia akan wisuda,"
"Baguslah kalau begitu,"
"Tapi Tzuyu--" lirih Yerim menggantung membuat setitik airmata dengan cepat berkumpul di pelupuknya.
"Dimana pun Tzuyu sekarang, Ayah harap dia bahagia,"
Yerim menatap ayahnya dan mengangguk, ia menghapus airmata yang sempat jatuh dan kembali menarik napas dalam.
"Baiklah, aku akan berjalan ke sana dan membuat Ayah bangga," dengan memakai toganya. Tuan Kim tersenyum dan mengangguk.
"Aku selalu bangga,"
*
*
*2 tahun sudah sejak keberangkatan Jungkook menuju negeri Paman Sam untuk mengambil gelar magister miliknya. Berarti sudah 6 tahun sejak kepergian Tzuyu. Jungkook menggenggam erat kotak beledu biru yang berisi sebuah liontin dengan bandul yang tampak sangat cantik.
Ia sudah kembali, tapi gadis Chou itu masih enggan menampakkan diri.
"Ini bungamu, Tuan,"
Jungkook mengerjapkan mata dan mengangguk, ia kembali memasukkan kotak tadi ke dalam saku celana--hei, tunggu! Ada yang berbeda dari Jungkook. Ya, tentu saja. Kini pria itu tampak rapi dengan setelan formal kemeja berwarna gading dan balutan tuksedo warna abu.
"Terimakasih," ucap Jungkook tersenyum sembari memberikan sejumlah uang sebagai bayaran untuk bunga indah di tangannya.
Jungkook kembali memasuki mobilnya, ia menaruh bunga tersebut dengan sangat hati-hati di kursi samping dan memacu kembali laju mobil menuju sebuah tempat.
Tentu saja, untuk mengunjungi seseorang.
"Ibu, aku merindukanmu,"
*
*
*Langkahnya selalu memelan setiap kali memijak tempat dengan kesejukan yang mendera. Matanya terus menatap jauh ke area sekitar berharap suatu keajaiban ia bisa menemukan orang-orang yang telah lama pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Фанфик|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...