"Semua yang kau lihat belum tentu benar, maka mengertilah"
▪▪▪Mematung, itulah yang dilakukan Tzuyu saat ini. Ia diam, semua hal berputar keras dalam otaknya, semua hal yang menjadi kemungkinan besar. Di depannya, seorang gadis yang terpaut usia sekitar 4 tahun darinya hanya menunduk sambil tersenyum kecut, menertawakan diri atas hidupnya yang menyedihkan dibandingkan dengan gadis SMA di hadapannya, Tzuyu.
"Eonnie--"
"Ini bukan salah siapa pun, Tzuyu. Bukan salah siapa pun."
Tzuyu menelan salivanya, segelintir rasa sakit mengerubungi hatinya dan membuat ia merasa sesak. Perasaan bersalah hadir begitu nyata.
Tidak.
Seharusnya tidak begini, ini salah. Tzuyu tentu tahu betul apa yang sedang dirasakan oleh gadis di depannya, ini sungguh menyakitkan. Hal yang sama, namun Tzuyu tak tahu siapa yang lebih sakit. Dirinya yang berharap pada Jungkook, atau gadis di depannya yang harus menggantungkan Mingyu, Kyulkyung.
"Inilah kenapa tempo hari saat kau memintaku untuk bertemu, aku menyetujuinya," tambah Kyulkyung lagi.
Tzuyu kembali diam, ia merutuki diri. Seandainya hari itu dia menemui Kyulkyung, bukan menemui Jungkook. Maka sudah dipastikan bahwa hari ini takkan lagi ada gadis yang mengalami kepedihan sepertinya.
"Maaf Eonnie, seharusnya aku datang waktu itu."
"Tidak masalah Tzuyu, sudah kukatakan ini bukan salahmu," ucap Kyulkyung sambil tersenyum.
"Memang mungkin aku dan Mingyu tidak ditakdirkan bersama."
Tzuyu menatap dalam Kyulkyung yang masih berusaha tegar, ia tahu bahwa Kyulkyung sebenarnya menginginkan Mingyu, perkataan Kyulkyung membuat Tzuyu berpikir keras, ia mengingat Jungkook.
Apa aku dan Jungkook juga akan berakhir sama?
Mereka tersadar saat ponsel Tzuyu berdering, bersamaan mereka menatap layar ponsel itu dan saling berpandangan selama beberapa detik.
"Jungkook?" tanya Kyulkyung membuat Tzuyu salah tingkah.
"M-maaf Eonnie, aku--"
"Angkat saja Tzuyu," potongnya cepat, Tzuyu hanya mengangguk.
*
*
*Jungkook terus berlari, ia mencari di setiap sisi penjuru sekolah yang teramat luas. Di antara ratusan orang dia mencari satu sosok yang memenuhi hati dan pikirannya.
"Haishh!" gerutu Jungkook sambil menggaruk rambutnya kasar.
Dia memutar pandangannya sana-sini, dan terus merasa cemas. Teringat sesuatu, Jungkook segera mengeluarkan ponsel dan mencari kontaknya.
"Angkat Tzu," gumam Jungkook sambil bergerak gelisah. Dahinya yang mengkerut berubah seiring dengan senyumannya yang mengembang ketika mendengar suara gadis itu di sebrang sana.
"Tzuya."
*
*
*Chanyeol menatap pemandangan di depannya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, angin membuat rambut-rambutnya bergerak seakan menari, matanya mengkilat memantulkan seberkas sinar jingga dari sang mentari yang akan terbenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...