"Karena seperti bangau setelah terbang tinggi ia harus kembali ke bumi"
▪▪▪Sekali lagi Jooyeon menoleh ke arah Tzuyu dan memandangnya heran. Sejak tadi pagi Tzuyu tak pernah berhenti tersenyum, bahkan beberapa kali Jooyeon melihat pipi temannya ini merona tak keruan.
"Apa kau sakit?" tanya Jooyeon pada akhirnya sampai memegang kening Tzuyu dan kedua pipinya.
Tzuyu menjadi diam dan menarik senyumannya menyadari apa yang dilakukan Jooyeon.
"Pipimu panas, Tzu," ucap Jooyeon polos membuat Tzuyu refleks memegang kedua pipinya.
"Wajahmu merah," ucap Jooyeon lagi membuat Tzuyu membulatkan matanya.
"Benarkah?" dan diangguki.
Tzuyu mengibaskan kedua tangannya di depan wajah seraya mendinginkan pipinya yang baru ia sadari terasa panas.
"Apa kau mau ke UKS?"
"Ah tidak-tidak," cegah Tzuyu cepat, ia menahan tangan Jooyeon yang hendak menuntunnya.
"Aku tidak apa-apa, Jooyeon,"
"Kau yakin?" Tzuyu mengangguk.
"Baiklah, jika kau merasa tidak enak badan, kau bilang padaku," Tzuyu hanya mengangguk.
Kali ini mereka tengah duduk di bangku Kantin, satu keajaiban memang Tzuyu mau untuk diajak ke Kantin. Tidak tanggung-tanggung, Jooyeon sampai memesan banyak sekali makanan karena senang akhirnya Tzuyu mau makan bersamanya di Kantin.
"Ah iya, kemarin Jungkook Sunbae mencarimu," ucap Jooyeon membuat pipi Tzuyu kembali memerah.
"Ah itu, iya aku tau," jawabnya sambil tersipu malu.
Brak!
Mereka--hampir semua orang terlonjak kaget mendengar gebrakan meja, semua perhatian terpusat ke satu titik.
"Yerim?" tanya Tzuyu sambil berdiri melihat gadis itu menjadi pusat perhatian.
Yerim menundukkan kepalanya saat lelaki di hadapannya ini terus berteriak.
"Hei! Kau dengar aku?!" teriak lelaki itu lagi sambil mencengkram lengan Yerim erat membuat gadis itu akhirnya menangis.
"Hei, Tzuyu," panggil Jooyeon melihat Tzuyu berlari ke arah Yerim, dia mengusap wajahnya kasar.
"Kau mencari masalah dengan ketua OSIS, Tzu," gumam Jooyeon yang akhirnya menyusul Tzuyu.
"Ah! Sakit Sunbae!" ringis Yerim memegang lengannya.
"Sakit?" Yerim mengangguk.
Bruk!
"Aahh!" pekik hampir semua orang melihat Yerim di dorong begitu saja dan keningnya membentur sudut meja.
"Hei!" teriak Tzuyu sambil mendorong lelaki itu membuatnya limbung, dengan cepat Tzuyu membantu Yerim yang kini menangis.
"Kau tidak--astaga, Yerim kepalamu," Tzuyu meringis melihat kening Yerin yang mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...