"Memilih untuk tidak memilih adalah sebuah pilihan."
▪️▪️▪️Selimut itu bergumul melingkari tubuh yang terlihat lesu. Di baliknya, pemuda Jeon itu hanya terdiam, merenung dan tak ingin melakukan apa-apa.
Suara ketukan pintu membuat Jungkook semakin mengeratkan selimut itu lagi.
"Jung," panggil lembut seorang wanita yang kini memilih masuk setelah mengetuk pintu tersebut tadi. Hanya gumaman kecil yang ia berikan, perlahan ia merasa seseorang duduk di ranjangnya dan mengusap punggung Jungkook.
"Jung," panggilnya lagi membuat Jungkook terdiam, ia memejamkan matanya dan membuka selimut tersebut, hanya memunculkan sedikit kepalanya dan menoleh.
Senyuman hangat seorang wanita membuat hatinya yang bergemuruh sedikit lebih tenang, tapi sama sekali tak mengurangi dukanya sekarang.
"Apa Ibu sudah tau dimana, Tzuya?" tanya Jungkook akhirnya dengan suara parau. Jihye sang ibu yang semula tersenyum kini menatap sendu putra semata wayangnya sebelum menggeleng pelan, membuat Jungkook mendesah putus asa dan kembali memejamkan matanya.
"Jangan khawatir, secepatnya kita akan menemukan Tzuya," hibur Jihye membuat Jungkook kini beralih duduk.
Pandangan Jihye jatuh pada boneka yoda kecil yang Jungkook peluk erat. Ia kembali mengusap kepala putranya.
"Secepatnya?" tanya Jungkook membuat Jihye kini menatapnya dan mengangguk.
"Tapi ini sudah lebih dari 2 bulan, dan kita belum menemukan Tzuya," Jungkook menundukkan kepalanya menatap boneka yang ia minta paksa dari Tzuyu itu. Seutas senyum tercipta di wajahnya sebelum akhirnya ia kembali menangis.
"Sayang," Jihye yang melihat itu segera memeluk Jungkook. Ya, entah sudah berapa kali Jungkook menangis sepeninggal Tzuyu. Membuat Jihye tahu bahwa putranya sedang terluka.
"Jung?" tanya Jihye saat Jungkook membuka pintu dengan keadaan kacau. Tuan dan nyonya Jeon itu saling melirik sebelum mendekati putranya.
"Jungkook, apa yang terjadi? Ayah dan Ibu baru saja akan pergi ke rumah Tzuya, kami mengambil penerbangan paling cepat--"
"Dia pergi," lirih Jungkook menyela perkataan Jihye, pemuda itu kembali menjatuhkan airmatanya.
"Apa maksudmu? Tzuya baik-baik saja bukan?" tanya tuan Jeon membuat Jungkook kini menjatuhkan tubuhnya di lantai.
"Jungkook," ucap keduanya melihat sang putra dan langsung memeluknya.
"Ibu, Tzuya pergi--hiks! Dia pergi," lirih Jungkook memeluk Jihye erat.
"Pergi? Apa maksudmu, Nak? Katakan dengan jelas,"
Jungkook melepaskan pelukannya dan menatap Jihye serta tuan Jeon, ia menghapus airmata di wajahnya.
"Tzuya pergi, dia meninggalkanku, dia mengingkari janji kami--hiks! Dia pergi,"
Jihye dan suaminya kembali saling melirik.
"Bukannya dia tak punya siapa pun? Jangan bercanda, Jung. Ibu baru saja akan membawanya kemari," Jihye sedikit menaikkan suaranya. Bagaimana pun, ia juga menyayangi Tzuyu, karena gadis itu tumbuh bersama putranya, dan ia menganggap Tzuyu sebagai putrinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [COMPLETED]
Fanfiction|Sebagian part telah dihapus| Ini hanya sebuah kisah sederhana, kisah yang juga menjadi milik bersama. Lelaki dan wanita bersahabat, tak mungkin jika tidak ada cinta diantaranya, mungkin tidak pada keduanya, tapi pasti ada pada salah satunya. Memang...